"Jadilah seperti bunga yang memberikan keharuman bahkan kepada tangan yang telah menghancurkannya.."- Ali bin Abi Thalib
Bunga adalah ciptaan Tuhan yang teramat indah tak cukup diutarakan kata apalagi dikagumi frasa. Semesta merawatnya dengan cinta dan bahasa-bahasa bahagia.
Oh iya, ku rasa kita pernah mendengar makna-maknanya bukan?. Setiap bunga setiap warna, memiliki makna yang tersastra ramah ditata kata.
Misalkan saja, Mawar merah tanda cinta (seperti pada lirik lagu dangdut jaman dulu). Melati tanda kesucian dan mistis (tak heran banyak masyarakat jawa menjadikannya bahan yang harus ada pada sebuah ritual, ah tak apa, melati juga banyak dikhasiatkan dalam teh). Lalu bunga Daisy. Bunga ini dilambangkan dengan kesetiaan. Konon bunga ini berasal dari dataran jepang, dan dahulu kaisar jepang menyimpan perasaan pada seorang gadis biasa lalu menghadiahinya seikat bunga daisy hingga mereka menikah. Tak lama setelah itu Kaisar wafat di medan perang dan meninggalkan sang istri. Setiap merasa rindu, istri kaisar selalu mengunjungi taman daisy sekitar istana dan memetik sebagian untuk ditaruh diatas makam kaisar (duuh...sedih ya, ini hanya cerita simpang siur yang bertebaran di halaman para blogger, siapa tahu kamu punya versi makna daisy sendiri). Nah kemudian ada bunga Edelweis. Siapa sih yang tidak mengenal bunga imut putih ini, pasti yang sering mendaki gunung, tau persis aroma khas bunga ini. Bunga edelweis disebut sebagai bunga keabadian, sebab tanpa akar pun dia bisa tetap indah dan kering dengan aroma yang segar. (hmmm meskipun beberapa yang memberimu bunga ini, nyatanya tak mengabadikan namanya dalam kisah kalian, eh :)). Daan ada bunga bernama Arum Lily, hmm bunga ini melambangkan ketulusan, entahlah filosopi ini darimana, mungkin karena warnanya putih (dan ah, aku speechless membahas bunga ini), sangat indah dan biasanya tumbuh di beberapa asia (hanya beberapa). Misalkan lagi.....Oh bunga Tulip. Wah, membahas bunga ini membuatku tak sanggup berkata-kata selain terimakasih karena Tuhan telah menciptakannya, dan semesta memperkenalkanku padanya. Bunga ini melambangkan keeleganan, keanggunan dan kerendah hatian, bunga ini hanya tumbuh pada 4 musim di beberapa eropa. Langka namun tidak merasa angkuh. Bunga ini menjadi bunga kebangsaan negara 2 benua (Turki) dan dibudidayakan pada taman tulip terbesar dunia di keunkenhoff garden, negara kincir angin belanda.
Baiklah, beberapa contoh makna bunga di atas mungkin cukup menggambarkan betapa bunga menyampaikan bahasa-bahasa keindahan. Salam untuk bunga yang tidak sempat kujabarkan indahnya dalam tulisan ini. Bunga Azalia, Peoni, Camelia, Matahari, Dahlia, bahkan Rafflesia Arnoldi, memiliki bahasa indah dan maknanya sendiri.
Bunga sangat dekat dengan kaum hawa, bahkan beberapa perasaan perempuan dapat dipelajari melalui bahasa bunga. Tapi.... Apa jadinya jika kita mendengar, "Aku, Perempuan, tidak suka bunga, apalagi diberi bunga, ahhh terlalu melankolis, melambangkan kelemahan."
What? Saya merasa terkejut mendengar ini dari lisan beberapa perempuan. Kenapa?, ....Apa salah bunga? .
Katanya, terlalu melankolis, melambangkan kelemahan.
Baiklah...
Barangkali hati perempuan memang cepat luluh disuguhkan bunga tapi dibungkus rayu, maka jangan salahkan bunganya.
Barangkali rasa perempuan setegar apapun dapat goyah karena cinta yang ujungnya luka dari seikat bunga yang dibungkus dusta, maka jangan salahkan bunganya.
Barangkali hati perempuan setidak peduli apapun lagi dapat menyerah, kalah melawan kenangan karena sebucket bunga yang diumbar ingatan, maka jangan benci bunganya.
Perempuan, berasal dari kata per (empu) an, yang dalam bahasa sansekerta berarti tempat bersandar yang kuat, maka kuat lah....Hidup memang tak menjanjikan selalu manis, pun hujan tak selalu menjanjikan pelangi. Ada hal-hal yang masih patut kita syukuri, meski kadang-kadang kita melaluinya dengan rewel hati. Kita berjalan sejauh ini dengan segenap luka-luka yang mungkin masih basah, pun adalah kesyukuran, sebab kita tak dibiarkan-Nya menyerah sendirian. Untuk semua peliknya hidup yang kita lalui, lagi dan lagi selalu ada bahasa kasih sayang didalamnya. Ada yang sedang ingin berduaan dengan kita, dia yang telah menciptakan luka, maka pada-Nya pula kita berobat. Sakit yang sering terjadi sebab kita selalu berharap lebih kepada sesama, bukan pada-Nya.
Dan bunga,...
Apa jadinya semesta tanpanya, tanpa indahnya, tanpa maknanya.
Kita, perempuan mungkin bisa belajar banyak dari ciptaan Tuhan satu ini.
Tidak ada badai kehidupan, kesedihan hingga yang sia-sia kecuali pada akhirnya bermakna.
Tenang saja, hujan lebat akan menyuburkan tanah dan memekarkan bunga-bunga, termasuk merekahkan bahagia.
Tunggu Waktunya...
Ketuk-Ketuk Langit dan Minta Senyum dari Sana
YOU ARE READING
Bunga dan Perempuan
Non-FictionPada Hal-Hal Indah Yang Menjadi Luka, Ada Beberapa Yang Tidak Harus Dibenci