Pesona pemuda

8 0 0
                                    

Nada POV

Siang itu, bukan, tapi setiap siang jam istirahat. Mungkin ini sudah jd rutinitas ku yang tak pernah berubah semenjak aku mulai remaja dan merasakan apa itu artinya sebuah kekaguman. Dimeja sana, tepat ditengah ruang kantin yang luas. Pemandangan menyejukkan rasa, melihat ia bercanda dan tertawa bersama teman temannya. Bahkan, aku sering mencuri curi untuk melihat paras dan pesona nya. Entahlah, aku tidak berani untuk bicara dengannya, bahkan untuk menyapa pun lidah ku kelu.

Ya, mungkin juga kalian berfikir aku ini penguntit. Karena terus mengikutinya sampai parkiran, lalu aku bergegas pergi sebelum dia menyadarinya..
Yah, itu bukan baru sehari atau seminggu, tp hampir 1tahun ini..
Pertemuan pertama ku dengannya, adalah yang paling mengesankan..😁

*Flashback on

"Bu, risoles nya masih ada kan Bu?"ucapku sambil membuka tasku

"Aduh neng, maaf  ya.. risolesnya udah abis" ucap Bu Tini menyesal

"Yah kok abis sih Bu, nada kan udah pesen Bu" -aku bingung karena Delia-adik nada- td sebelum berangkat sekolah pesen risoles

Tiba tiba--
"Bu, pipet nya ketinggalan"kata cowok di sebelahku

"Sebelah sana ya put"ucapnya sambil menunjuk kotak pipet

Tanpa sengaja aku melihatnya menenteng risoles di plastik warna putih pergi menjauhi kami, anehnya dia kembali ke kami

"Td klo gak salah denger kamu udah pesen risoles ya?.. nih -sambil ngasih ke aku- aku ganti pastel aja"

"Yakin gak pa pa"

"Gak pa pa"

"Nah ini" kataku sambil masukin pastel ke plastik trus masukin risoles ke tasku. "Makasih ya" ucapku sekali lagi
Lalu aku pergi dengan rasa kagum sampai sekarang

---

Author POV

Nada tertunduk malu duduk dengan tangan menutupi seluruh wajahnya, pasalnya dia baru saja melakukan hal yang paling memalukan.

"Huh, sebel deh. Pke acara ada PR lagi"
Nada berjalan dengan tidak semangatnya. Saat dilorong, Nada kaget karena putra-cowok yang disuka- melambaikan tangannya ke arahnya.
"Serius si putra dadah dadah sama aku, astaga astaga astaga" kata nada dalam hati sambil perlahan mengangkat tangannya

Putra makin mendekat, makin mendekat, mendekat dan..

"Eh Ren, gimana? Jadi futsalan gak nih?"- ucap putra kepada temannya yang pas banget ada dibelakang nada
--
"Aaaaarrrrggghh" teriaknya didalam kamar

"Sumpah, malu banget. Gak akan lagi lagi deh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang