PROLOG

96 22 2
                                    

"Wah seperti biasanya bunga-bunga ini tidak mengecewakan". Gadis cantik bermata cokelat itu berdiri di samping satu ember bunga mawar berwarna biru.

"Yah tentu saja. Kalau mengecewakan tentu kau tidak akan kesini setiap hari kan?"

"Kalau kualitasnya tidak bagus kurasa aku akan menulis hasil review paling mengecewakan sepanjang sejarah. Baiklah, dimana pesananku?" Gadis itu menjulurkan tangannya, meminta pesanan bunganya.

Gadis bermarga Bae itu setiap hari selalu mengunjungi Kim's Buoquet. Meskipun dia tidak tahu kenapa toko itu dinamai begitu, sebab sejak pertama kali datang gadis itu dilayani oleh seorang pelayan bernama Jung Hoseok. Setiap kali bertanya kepada Hoseok, gadis itu hanya mendapatkan jawaban bahwa sang pemilik bernama Kim. Namun, sampai saat ini dia tetap tidak tahu dan bahkan tidak pernah bertemu dengan pemilik aslinya.

"Ini milikmu. Seperti biasa. 2 buket bunga mawar biru dan satu buket bunga smeraldo khusus untukmu. Nenekmu pasti akan menyukainya." Hoseok menyerahkan 3 buket bunga yang dia letakkan dalam paper bag kepada Joohyun.

"Aku menyayangimu Hoseok-ah. Jangan lupa sediakan lagi untukku besok pagi. Uangnya kuletakkan di atas meja." Joohyun mengambil paper bag yang diberikan Hoseok dan beranjak dari toko bunga tersebut.

Setiap hari, Joohyun harus melakukan pekerjaan ini. Membeli bunga setiap pagi untuk kakek dan neneknya. Joohyun tahu, neneknya menyukai bunga mawar berwarna biru sama seperti dirinya. Dulu, kakeknya selalu memberikan neneknya bunga setiap hari, namun sejak kakeknya meninggal, Joohyun lah yang menggantikan peran kakeknya. Dan sejak kematian kakeknya sebuah toko bunga bernama Kim's Bouquet dibuka. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari rumahnya membuat Joohyun selalu mampir sebentar untuk membelikan bunga mawar biru.

Dan bunga smeraldo? Baiklah. Kakeknya benar-benar menyukai bunga itu meskipun dia tahu bunga itu susah sekali didapatkan. Namun, di Kim's Bouquet bunga itu seolah-olah terus tumbuh setiap hari.

Lalu dimana orang tua Joohyun? Mereka seolah membuang Joohyun begitu saja. Sejak kecil Joohyun hanya hidup dengan kakek dan neneknya. Bahkan dia tidak tahu dimana kedua orang tuanya dan kakaknya yang bernama Bae Jinyoung.

Ponsel Joohyun berdering, dia terlihat kesusahan meraihnya dari dalam tas.

"Halo nenek."

".........."

"Iya aku sedang dalam perjalanan pulang. Tunggu sebentar nek." Joohyun membuka pintu toko.

BRUK

"Oh astaga, maafkan aku. Sungguh aku tidak sengaja." Joohyun membungkuk untuk membereskan buket bunganya yang terjatuh dari dalam paper bag nya.

"Ah, tidak. Aku yang harusnya minta maaf padamu."

"Ada apa? Astaga bungamu." Hoseok berlari keluar ketika mendengar suara gaduh. Berusaha membantu Joohyun membereskan beberapa barangnya.

"Ah tidak apa-apa Hoseok-ah."

"Tunggu akan kutukar dengan yang baru." Joohyun menggengam tangan Hoseok.

"Tidak perlu. Aku buru-buru. Tidak apa-apa. Permisi." Joohyun sedikit membungkuk dan kemudian berjalan menjauh dari toko bunga.

"Kau kenal gadis itu Hyung?"

"Ah iya. Dia setiap hari datang kesini untuk membeli bunga. Hei! Sejak kapan kau disini?" Hoseok terlihat kaget dengan presensi pria di sampingnya.

"Sejak tadi. Kau hanya tidak melihatnya."

***

"Nenek aku pulang!" teriak Joohyun dari luar.

"Oh astaga cucuku yang cantik. Kemarikan sayang. Ah tunggu dulu apa yang terjadi dengan bunganya?"

A prioriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang