1

152 23 13
                                    

                                                                               
NOW PLAYING :
I LIKE ME BETTER BY LAUV 🎧

Welcome to the story🌻
Big thanks untuk kalian yang udah mampir dan tetap lanjut baca cerita ini🌈
Semoga terhibur dengan ceritanya yah dan jangan lupa share ke teman kalian supaya punya bahan bacaan diwaktu luang kalian❤️

Happy reading my lovely readers🌸

Suasana kota Jakarta hari ini begitu panas ditambah lagi dengan kemacetan yang tak berujung. Aku memperhatikan sekelilingku berharap ada celah untuk menembus kemacetan, tapi hasilnya nihil.

''Tadi pagi hujan, sekarang terik banget yah, Pak,'' kataku kepada pak Rozak, tukang ojek langgananku.

Pak Rozak mengangguk. ''Iya neng, saya juga heran.''

Beberapa saat kemudian, motor matic pak Rozak akhirnya bisa menembus kemacetan.

Namun, saat pak Rozak mulai melaju, mobil sedan yang berada tepat di sampingku juga mulai menancap gas dan menginjak lubang yang dipenuhi oleh air, sontak saat itu juga air tersebut membuat celana jeans yang kukenakan basah dan kotor.

''Woiiii!'' Teriakku sambil menunjuk mobil sedan hitam tersebut, tapi percuma karena mobil tersebut tidak berhenti sama sekali.

''Mau saya kejar mobilnya, Neng?'' tanya pak Rozak.

''Nggak usah pak, saya hapal plat mobilnya,'' kataku sambil menghela napas.

Setelah perjalanan yang cukup menguras tenaga dan emosi, akhirnya aku sampai di kafe langgananku. Kafe dengan interior kekinian ini adalah kafe langgananku bersama kedua sahabatku dan kursi yang berada di pojokan dekat jendela kaca yang menghadap ke jalan raya itu adalah tempat duduk langganan kami.

''Lihat deh Aileen, emang celananya gak dicuci apa? Kok kotor banget,'' bisik Olive kepada Grace yang duduk di sampingnya, dan bisikannya begitu keras sampai-sampai aku masih bisa mendengarnya.

Aku segera duduk di sofa tepat di depan Olive dan Grace. ''Gilak, celana lo kenapa?'' tanya Grace yang kelihatan panik, wajar apalagi mengingat bahwa Grace adalah cewek perfeksionis kalau masalah fashion.

''Jawaban dari pertanyaan lo semua Cuma satu, B 3 VAN,'' kataku.

''Bukannya itu plat mobil gue?''

Tiba-tiba suara itu terdengar dari belakangku. ''Akhirnya lo datang juga, lo duduk di situ gih,'' kata Grace sambil menunjuk kursi yang berada di sampingku.

Dan, sesuai perintah dari Grace, laki-laki bertubuh tinggi yang mengenakan hoodie hitam, celana jeans hitam pendek dan sneakers hitam itu duduk di sampingku.

Aku mematung dan bengong sendiri sambil terus memperhatikan wajah laki-laki tersebut, hidungnya mancung, bibirnya merah alami, rambutnya hitam, matanya berwarna cokelat dan tatapannya begitu tajam, kulitnya putih dan mulus.

''Woi, kok lo bengong,'' kata Grace sambil mencubit pipiku.

Aku segera melepaskan tangan Grace dari pipiku. ''Sakit woi,'' kataku.

''Dari tadi Evan nanyain lo,'' teriak Grace.

''Hah? Evan siapa?'' tanyaku.

''Cowok yang di samping lo,'' kata Grace.

Aku kembali menatap laki-laki tersebut.

''Darimana lo tau plat mobil gue?''tanya Evan.

''Ooo, jadi mobil rese yang injak becek tadi itu mobil lo?'' tanyaku dengan penuh emosi.

Evan memandangku dengan penuh tanda tanya, sepertinya dia tidak tahu kejadian tadi. ''Mana gue tau,'' kata Evan.

Sesuai dugaanku, dia memang tidak tahu masalah tadi. ''Lo liat nih, celana gue basah, kotor lagi.''

''Tanggung jawab lo,'' kata Grace sambil menatap Evan dengan tatapan tajamnya.

Aku juga melakukan hal yang sama dengan Grace, menatap Evan tajam setajam-tajamnya, sedangkan Olive hanya diam.

''Mau lo apa?'' tanya Evan sambil menatapku balik.

Aku menatap Grace dan Olive bergantian dan Grace memberiku isyarat, dia melirik butik baju yang ada di pinggir jalan depan kafe ini. Setelah mengerti maksud isyaratnya itu aku menggeleng. Tidak mungkin aku meyuruh Evan mengganti celana jeansku ini dengan celana yang dijual dibutik sedangkan aku hanya membelinya di pasar.

''Lo harus minta maaf,'' kataku.

''Ngapain gue minta maaf sama lo.''

''Gue yang bodoh udah nyuruh lo minta maaf,'' kataku sambil menghela napas.

''Calmn down honey, kita pesan makanan aja yuk,'' kata Grace.

Setelah memesan makanan dan minuman, akhirnya pesanan kami berempat datang juga. Setelah kejadian tadi, aku tidak lagi berniat untuk menatap Evan apalagi bicara dengannya.

''By the way, Evan Diarga ini sepupu gue, walaupun jutek dia harum kok, gak bau ketek terus ganteng lagi dan yang paling penting uangnya banyak,'' kata Grace diselingi tawanya sendiri.

''Ngapain lo nyuruh gue ke sini?'' tanya Evan dengan nada ketus.

''Sebagai sepupu lo yang baik dan cantik, gue Cuma mau ngebantu lo supaya lo nggak jomblo lagi,'' kata Grace sambil tersenyum.

''Kalau bukan karena permintaan nyokap lo untuk nemuin lo di sini gue gak bakalan datang.''

''Wow, calm down dude. Jadi gini, gue cuma prihatin sama lo, selama ini lo kan  belum pernah punya pacar makanya hari ini gue mau ngejodohin lo sama teman gue," kata Grace.

''Ngapain lo ngejodohin gue sama cewek aneh ini,'' kata Evan sambil melirik ke arahku.

''Emangnya yang mau sama lo siapa?'' tanyaku judes.

''Ups, lo salah paham. Jadi gini, sebenarnya Olive udah lama ngestalking lo dan menurutnya lo keren banget dan dia minta gue untuk bantuin dia buat ketemu sama lo. So, yang mau gue jodohin ke lo itu Olive bukan Aileen,'' kata Grace sambil merangkul pundak Olive.

Olive terlihat begitu salah tingkah, wajahnya memerah saat itu juga sedangkan Evan dia sama sekali tidak menunjukkan respon sedikitpun. Aku semakin penasaran dengan Evan, maksudku dia pasti jadi incaran semua cewek, tapi kenapa sampai sekarang dia masih jomblo? Jangan-jangan dia homo?



Penasaran dengan kelanjutannya?
Langsung lanjut aja🌻
Jangan lupa vote dan komen yah supaya updatenya juga cepat

LOVE THE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang