Ini hanya fiksi, khayalan V saja jadi jangan diambil hati.
Typo berserakan.."Hai P'Forth, P'Beam, P'Kit..." Sapa seseorang yang tiba-tiba keluar dari kursi penumpang. Kami semua, kecuali Ming menatap terkejut ke asal suara.
Wayo...!!
*"
aku terlambat karena menjemput anak ini, sudah hampir satu jam ia berdandan tapi hasilnya sama saja, tetap jelek".ucap Ming yang disambut pukulan Yo pada bahunya. Forth tertawa canggung seraya ujung matanya menatap wajahku yang datar. Aku mengalihkan pandanganku pada Kit, sial... Makiku dalam hatiku, ia tersenyum.
"Baiklah kita jadi pergi,kan?"ucap Forth memecah kecanggungan kami, semua mengangguk setuju.
"Kita pakai mobil Ming saja".seruku setengah berteriak. Dahi Forth berkerut.
"Beam.. kau ini, lalu motor Forth bagaimana? Ayo sana.. temani Forth kasihan dia berpanas-panasan sendirian" Kit mendorongku untuk mengikuti Forth yang sudah diatas motornya.
"Kit..." Aku mencoba bertahan.
"Beam.. pergilah, aku baik-baik saja".Ucapnya dengan senyuman yang tak terlepas dari bibirnya.
Akhirnya mau tak mau aku menuruti Kit. Aku menghampiri Forth dan menatapnya marah, coba ia membawa mobilnya tadi ini pasti takkan terjadi. Dari sorot matanya aku tahu Forth benar-benar merasa bersalah dan menyesal tapi mau bagaimana lagi. Ku hembuskan nafas berkali-kali guna menekan rasa kesalku.
"Aku harap kau punya rencana yang lebih baik setelah ini" ucapku sesaat ia selesai memasangkan helm padaku. Aku duduk dibelakangnya tapi mataku tak lepas dari sahabatku yang masih tertawa mendengar lelucon garing sahabat kekasihnya. Aku tak melepaskannya barang sedikit pun hingga..
Argghh....!!!
Forth menjerit tertahan, "Bee... Sakit"protesnya.
Tanpa sengaja aku mencengkram bahunya terlalu kuat. Kekesalanku benar-benar bertumpuk-tumpuk bagaimana tidak, lihatlah.. dengan tidak berperasaannya teman dari kekasih sahabatku yang dengan seenak jidatnya mengambil posisi di sebelah kekasihnya. Aku melihat Kit terpaku ditempatnya namun sejurus kemudian ia tersenyum dan mempersilahkan sahabat kekasihnya itu menempati posisi yang seharusnya adalah miliknya.
Dan lagi, aku meremas bahu Forth menyalurkan rasa kekesalanku. Forth kembali berteriak tertahan Aku menatap tajam padanya dan seketika ia mengatupkan bibirnya.
(Skip)
Dengan segala kekesalan yang terjadi, akhirnya kami tiba di area bermain. Banyak permainan yang menarik disini tapi sepertinya kami tak bisa benar-benar menikmatinya kecuali dua orang itu, Ming dan Wayo.
Mereka tampak asyik bermain, berlarian kesana kemari, mencoba segala wahana yang ada sedangkan kami hanya menjadi pengikut setia yang mau tak mau menuruti segala keinginan mereka.
"Sudah cukup, aku tak tahan lagi" seruku marah. Forth dan Kit menatapku.
"Aku berencana kesini untuk double date, bukannya menjadi pengasuh" ucapku marah.
"Be.."
Forth mencoba menenangkanku, ia menarikku ke bangku taman. Kit memberiku air mineral
"minumlah.. " katanya sambil tersenyum.
"Sial..." Upatku dihadapannya,
"hentikan senyum itu Kit, kau membuatku semakin bersalah". Ucapku lagi, tapi lagi-lagi ia tersenyum.
"Lalu aku harus apa Beam? Menangis?"tanyanya padaku, aku mengangguk dan kembali ia tersenyum bahkan terkekeh.
"Bodoh.. aku bukan perempuan yang sedikit-sedikit menangis" katanya seraya merapikan poninya yang mulai memanjang.
"Terimakasih, na... Berkat kalian aku bisa bersenang-senang"ucapnya masih dengan senyum itu.
"Bersenang-senang apanya, yang ada malah membuatmu semakin sakit hati"sewotku.
"Kita hanya berencana, Tuhan yang menentukan.. " ucapnya kemudian.
"Tapi Kit.."
ucapan Forth terputus saat ia melihat Kit menggeleng. Kami terdiam sejenak hingga aku mendengar Kit berseru. Ia berdiri dan menatap aku dan Forth bergantian.
"Aku tidak ingin memikirkan apapun hari ini jadi bisakah kita bersenang-senang sekarang?"ucapnya penuh semangat. Kami terdiam melihat perubahan sikapnya yang mendadak.
"Ayolah Forth... Beam... Kita sudah jauh-jauh datang kesini dan sudahlah.. jangan memikirkan mereka terus, mereka saja bersenang-senang, mengapa kita tidak?"
"Tapi Kit..." Ucapku hendak protes, tapi Kit membekap mulutku.
"Cukup Beam,.. aku hanya ingin bersenang-senang, kau ingin melihatku bahagia,kan?". tanyanya, aku mengangguk mantap.
"Kalau begitu, ayoooo..... "ucapnya menyeretku dan Forth.
"Kita ke wahana loller coaster !!!" Serunya semangat.
"Tidakkkkk..... !!!!!!!!!"
*