part 4

33.9K 115 3
                                    

Edna yang berjalan menjauh dari bryan. Dia hanya bisa memikirkan kenapa bryan memutuskan untuk pergi darinya dulu. sebenarnya dari dulu edna ingin tau alasannya, namun perasaannya yang membuatnya menjadi enggan untuk mendengarkan alasan kenapa bryan pergi meninggalkannya dan perilakunya bryan yang benar benar berubah sekarang.

------------------------------------------------------

Hari itu dimna semua orang sudah berkumpul di ruang yang akan hendak membicarakan tentang suatu pekerjaan yang amat penting.

Rasanya memang susah di mengerti bagi orang awam untuk membicarakan tentang metting kantor, namun tidak bagi edna walau dia memang masih awam untuk metting bersama bos bos besar tapi otaknya cukup cerdas dan mampu memahami setiap kata perkata dari apa yang di bacarakan dalam metting penting itu.

Memang tak salah menjadikan dia sekertaris.

Kecerdasan dan kecantikan edna mampu membuat bryan tergila gila semasa SMA.
Apalagi bentuk tubuhnya yang bisa di bilang sangat montok untuk di lihat.
wajah cantik, pipi sedikit caby,  dan bibir mungil merah merona itu yang menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum adam.
Memang begitu sempurna edna di mata lelaki.

Namun sayangnya edna bisa di bilang cuek dan sedikit berbeda dari wanita pada umumnya, dia memang terkenal tomboy dan sedikit brangasan di sekolah, namun tak menjadi halangan bagi para murid laki laki untuk selalu mendekatinya.

Semasa SMA juga dia sering duduk di pojok dan melihat vidio vidio porno di hpnya. Walau begitu tapi dia tidak pernah mau untuk melakukan.

Akhirnya setelah beberapa jam metting selesai, bryan dan edna lekas pergi meninggalkan ruangannya.

Mereka berdua memasuki ruangan bryan. Walau edna sempat menolak tapi dia tidak bisa mengelak lagi dan harus mengikuti atasannya itu. Beberapa pertanyaan yang bryn lontarkan memang cukup membuat edna sedikit bedmood mengingat sikap bryan memang tengil tapi tak menutup bagi edna bahwa bryan itu laki laki tegas dan bertanggung jawab atas setiap pekerjaannya walau memang mesum.

"Apa? Ngapain lo liatin gue gitu. Jangan bilang lo".

"Sutt, ini di kantor yah jaga bicara kamu. Saya ini atasan kamu".

"Iya atasan tengil".

"Apa kamu bilang?". Raut wajah bryan benar benar marah dia tidak bisa menjaga  emosinya sampai sampai dia mengejar edna seperti anak anak yang sedang bertengkar dengan temannya.

Ruangannya pun benar benar berantakan hanya 2 orang itu yang sedari tadi kejar kejaran di ruang kantor bagaikan kucing dan anjing hingga saat edna terjatuh dan mengalami luka di bagian kaki kiri. Bryan yang melihat itu panik dan segera sigap membawakan obat merah dari kotak p3k dan mengobati luka edna. Seketika memory lama pun muncul kembali.

Memory

"Bryan". Panggil edna di sebrang jalan

Bryan yang melihat itu hanya tersenyum dan melambaikan tangannya.
Edna pun mulai menyebrang menghampiri bryn hingga dia tak sadar motor dengan cepat menuju edna dan bryan yang melihat itu dengan sigap menghampirinya dan mendorongnya hingga terjatuh dan luka. Bryan yang panik membawanya ketepi jalan dan mengobati lukanya dengan obat merah dan hansaplas yang selalu dia bawa di sakunya.

"Kamu gk ppa kan?". Tanya bryan setelah lamunannya buyar.

"Gapapa". Keheningan pun terjadi diantara mereka tak sepatah kata pun  dri bibir mereka. Bryan membawanya ke sopa dan merebahkannya di sana.

"Mending lo istirahat aja. Dengan luka lo yang kaya gatu mustahil lo bisa kerja maksimal".

"Gue baik-baik aja ko, Lo gk usah khawatir, lagipula kan masih banyak kerjaan yang harus gue kerjain".

"Udah biar gue yang ngerjain aja. Mending lo istirahat di sini jangan banyak gerak"

Edna hanya bisa menatap bryan dengan penuh ke kaguman hingga dia tak sadar telat memeluk bryan. Edna tak bisa menyembunyikan kerinduannya selama ini baginya bryan tetaplah bryan laki laki yang selalu bisa membuatnya bahagia.

Tok tok tok

Semua panik baik edna maupun bryan mereka merapihkan diri masing masing dan berpura pura tidak tau dengan apa yg telat terjadi. dia tidak menyangka edna bisa memeluknyaa baginya ini mimpi yang menjadi kenyataan.

"Bos, lagi ngapain sama asisten baru boss". Ujar james.

"Oh eng enggak papa". Ucap bryan dengan gugup.

"Wahh jangan janga_". Ucap james terputus karena tertutup oleh tangan bryan yang berusaha menghentikan ucapan temannya.

"Kalo ngomong jaga dong ini di kantor kalo lu ngomong sembarang dan kalo semua karyawan tau abis reputasi gua". Bisik bryan ke james.

Melihat kelakuan bryan dan james edna hanya tersenyum dan tertawa kecil.

Bryan hanya canggung melihat edna baginya dia terlihat semakin manis dengan bibir merona yang di balut dengan lipstik merah sederhana dan tubuhnya yang  mungil membuat daya tarik tersendiri baginya.

"Sungguh menggairahkan". Ucap bryan kelepasan.

" apa lo bilang?". Tanya edna dengan sedikit nada tinggi.

"Oh enggak itu kalo minum jus lime di siang siang gini menggairahkan kayanya". Bela diri bryan.

"Dasar cwo mesum".


Bryan lantas meninggalkan edna sendiri di ruangannya dan menyuruhnya beristirhat karena dirinya harus pergi menyelesaikan proyeknya bersama james

















Gairah malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang