Akal adalah perkara terpenting yang dimiliki oleh manusia. Dengan akal manusia mampu berfikir dan dengan berfikir,manusia mampu menentukan sikap dan tindakannya. Pemikiran (fikrah) atau pengetahuan yang masuk pada diri seseorang kemudian difikirkan dan akhirnya menjadi suatu pemahaman yang berhubungan erat dengan sikap dan tindakan. Jadi Pemahaman (mafhum) seseorang terhadap sesuatu akan menentukan sikap dan tindakannya terhadap sesuatu. Fikrah yang sudah menjadi mafhum ini merupakan kunci jatuh bangunnya seseorang.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu mengubah keadaannya sendiri."(QS. Ar-Ra'd : 11)
itulah yang menjadi peganganku, aku manusia biasa yang ingin belajar menjadi lebih baik, hijrahku tak sampai hingga ke angkasa , ilmu ku tak setinggi langit , namun apa yang kutahu amar ma'ruf nahi munkar yang berbunyi sebagai berikut:
"Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." (Luqman 17)
sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat atau orang-orang terdekat. Tersentuh hati ini teringat dengan Rasulullah SAW pada masa Beliau berdakwah begitu banyak caci dan maki, perlakuan yang tidak manusiawi terhadap Beliau . Apalah daya, aku manusia biasa yang ilmu pun aku masih ingin terus menggalinya , ingin terus mencarinya belum cukup rasanya masih banyak yang belum aku tau, namun tidak sampai memutuskan semangatku untuk saling mengingatkan, niat baik ku kadang di salah artikan, pemikiran yang berbeda menjadikan kesalah pahaman, menjadi tugas untuk saling mengingatkan dengan ilmu yang sudah aku dapatkan meskipun itu sangat sangat sedikit dan tidak meluas, ada tanggung jawab untuk menyampaikan kembali ilmu itu. Pemikiran yang hanya baru sampai di tengah urat, belum sampai masuk ke akal menjadikan hati tertutup dan membatu. Terkadang tujuan baik di sambut dengan berbagai prasangka, namun apalah daya manusia begitu luput dengan penyesalan, menganggap suatu perkara yang menyakitkan itu pahit , padahal tak semua hal pahit itu buruk, terkadang hal yang menyakitkan jika bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT itu jauh lebih baik dari pada hal manis yang dapat menjerumuskan dan merugikan. Itulah manusia terhadap Allah SWT pun yang begitu banyak memberikan nikmat masih melanggar aturan-Nya, apalagi antara manusia dengan manusia.
Jangan bersedih.......
jangan bersedih jika ada kata yang terdengar menyakitkan, itulah penyakit manusia
Contohlah seekor lebah makan dari makanan yang baik dan menghasilkan madu yang baik. Dan kalau hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusaknya. Hal itu karena Allah menganugerahkan pada kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan
Sesakit apa kita?
Sekecewa apa kita?
Sekesal apa pula kita?
Pernah disakiti?
Pernah dikecewain? Hingga kita kesal dan dongkol.
Tenanglah, tarik napas dalam2, tdak usah kita tumpahkan,..
Ambil hikmahnya, percayalah apa yg kita rasakan akan mereka rasakan, sebagaimana pahala kebaikan akan digantikan dengan yang baik, suatu perbuatan akan ada balasanNya
Kembalikan semua pada Allah...selalu tersenyum dan berserah diri pada-Nya.
Tertawa yang wajar bagai balsam bagi kekacauan dan krim bagi kesedihan. Pengaruhnya sangat kuat untuk membuat jiwa bergembira dan hati berbahagia. sesungguhnya aku akan tertawa untuk membahagiakan hatiku.
Islam tidak mengenali kemuraman yang menakutkan dan tertawa lepas yang tidak beraturan. Akan tetapi sebaliknya, Islam senantiasa mengajarkan kesungguhan yang penuh wibawa dan ringan langkah yang terarah.