Cast :
Febri Hariyadi
Rezaldi hehanusaTerdengar suara bola yang sedang ditendang tendang oleh seseorang.
"Udah dulu kali bow, yg lain udah pada pulang juga, kamu masih aja nendangin tuh bola". Ucap Zola
"Saya pengen masuk timnas zol, jadi harus berlatih extra" jawab Febri sambil tetap fokus menjugling bola
"Halah, extra extra benerin dulu tuh ngomong r, udah berhenti kamu ini minum dulu" Zola melempar sebotol minuman ke arah Febri
"Nuhun zol" Febri duduk dan meminumnya.
"Katanya pertandingan kita lawan persija nanti bakal dilihat langsung oleh pelatih timnas bow" Zola mulai berbaring di pinggir lapang lodaya. Tempat yang biasa digunakan oleh Persib untuk latihan. Febri yang sedang meminum minumannya pun seketika kaku ketika Zola bicara seperti itu.
"Kita harus main bagus pokonya bow kalau mau masuk timnas. Tapi saya mah yakin sih bow kalau kamu masuk timnas" Zola menatap Febri. Febri hanya mengangguk menanggapinya
"Amin" gumam Febri.
Hari hari berlalu hingga tiba saatnya untuk persib bertanding dengan persija. Hiruk pikuk penonton di dalam GBK meneriaki nama club kebanggaannya. Tentunya tidak dengan persib. Persib berangkat tanpa penyemangat alias bobotoh karena memang larangan pihak keamanan, tidak ingin terjadi suatu hal yang tak di inginkan. Mengingat kedua club ini telah menjadi rival.
Semua pemain telah bersiap untuk memasuki lapangan, semua berbaris rapih bak tentara yang sedang melakukan apel. Mereka berjalan memasuki lapangan. Terlihat semua telah berbaris ditengah lapang. Kecuali dua pemain yang dari tadi tetap mematung di pinggir lapang. Mata keduanya bertemu dan dengan bersamaan mereka mendelik lalu membuang muka. Tanpa mereka ketahui, mereka satu sama lain saling menjatuhkan air mata saat berdo'a. Hingga mereka berlari dan memasuki barisan masing masing.
Peluit dibunyikan menandakan bahwa kick off babak pertama telah dimulai.
Dibabak pertama banyak terjadi jual beli serangan. Persib menyerang dengan apik lewat sayapnya yang terkenal dengan julukan rx king atau jet darat. Persija yang tidak ingin mendapatkan serangan pun selalu menutupnya dengan bersih lewat bek sayap bermata coklat yang selalu tersenyum manis. Mereka berdua selalu berhadapan, tersirat ekspresi sedih, marah, senang, dan takut di matanya menjadi satu.
Tidak ada niatan di dalam hati mereka untuk saling menyakiti.Rezaldi melakukan overlap sebelah kiri, dia naik memberikan umpan umpan pada striker persija. Hingga di patahkan oleh Indra Mustaffa, bek muda yang dimiliki persib membuat Rezaldi kalang kabut. Dia tidak sempat kembali ke tempatnya tepat waktu, hingga harus menelan kenyataan Zola memberi umpan pada Febri dan akhirnya terjadi gol.
Selebrasi dilakukan para pemain persib, Zola berlari untuk memeluk Febri yang mematung karena tidak percaya. Matanya bertatapan dengan Rezaldi. Melihat mata Rezaldi dalam. Terlihat ekspresi marah sedih dan bangga pada mata Rezaldi.
Peluit panjang pertanda berakhirnya babak pertama dibunyikan. Persib memimpin pertandingan sementara dengan skor 1-0 lewat gol di menit akhir yang dilesatkan oleh Febri. Para pemain berjalan keluar lapangan.
Rezaldi menunduk lesu. Ia terlihat seperti yang sangat lelah. Tidak bersemangat. Bang Bp menghampirinya.
"Kenapa le? Ko kaya yang ga semangat sih?" tanya bang Bp
"Eh, gapapa bang semangat ko" Bule mengeluarkan senyum terpaksanya. Bang Bp menepuk pundak Rezaldi dan berjalan mendahuluinya.
"Pokonya gue gaboleh kalah dari dia" Rezaldi bergumam.
Kick off babak kedua pun dimulai. Kedua kubu saling jual beli serangan. Rezaldi terlihat lebih sering overlap sehingga terkadang Febri harus membantu pertahanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen Garuda
RandomDisini author bikin cerpen tentang pemain timnas indonesia guys baca aja yuk...