Prolog

662 46 7
                                    

“100 juta untuk tembakan mati!”.

“Aku Ambil!”.

“Datanglah ke Cafe western jam 9 Malam”.

“Baiklah!”.

.
.
.

“Tembakannya tepat sasaran, pria paruh baya itu langsung mati ditempat!”.

“Hebat, cepat berikan uang ini padanya”.

“Baik!”.

***

“Ini Uangnya!”. Pria bernama lengkap Rendi Junathan itu melemparkan koper berisikan uang kehadapan gadis itu.

“Thanks ya”.

“Itung dulu, udah pas belom uangnya”.

“Pas ko!”.

“Sampe kapan lu mau ikutan gue sama haikal kerja ginian hah?”.

“Sampai dendam gue terbalaskan!”..

“Tapi orang yg lo maksud bukan mereka, kenapa lu mau juga bunuh mereka?”.

“Mereka hanya kelinci percobaan gue, gue akan akhiri semua ini jika sasaran utama gue udah mati!”.

“Dari wajah lu, gue sama sekali gak ngeliat dendam mendalam lo itu. Tapi ternyata...

“Lo rekan gue kan? Jadi stop ceramahin gue dengan semua omongan lu itu, karna mau bagaimana pun gue gak akan batalin rencana itu”.

Gadis itu segera pergi meninggalkan pria itu yg terus menatapnya dalam hingga menghapus jejaknya dari bar itu.

.
.
.

Sekilas info

Telah terjadi pembunuhan disebuah cafe Western terhadap politikus Hardianto Pratama, menurut keterangan polisi kematiannya dikarnakan ada seseorang yg belum diketahui identitasnya telah menembaknya dari kejauhan. Korban tewas seketika ditempat kejadian dengan dua luka tembak didadanya.

“Ya ampun serem banget sih zaman sekarang orang mau ke cafe aja ditembak, jadi takut!”.

“Apanya yg takut?”.

“Eh teteh udah pulang”.

“Kamu lagi nonton apa emang?”.

“Ini loh teh, masa tadi diberita ada politikus ditembak mati dicafe. Serem banget kan, semoga aja orangnya cepet ketangkep”.

Hana terdiam sejenak...

“Oiya kemaren berapa biaya spp kamu yg belom dibayar?”. Mencoba mengalihkan pembicaraan.

“5 Bulan teh, totalnya 3jt”.

Hana memberikan sejumlah uang pada adiknya itu...

“Loh teh, ini berapa. Ko tebel banget?”.

“Pegang uang itu buat bayar spp sama keperluan kamu lainnya”.

Detektif JJ || Na Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang