Prisoner of Love
Akira Ringo
Blood Blockade Battlefront (Kekkai Sensen)
© Nightow Yasuhiro
Steven Alan Starphase & Chain Sumeragi
.
.
.
Aroma wangi bunga mawar tercium menguar disebuah ruangan yang begitu luas. Aroma yang mampu membangkitkan gairah itu, terasa begitu menyegarkan kala sinar matahari pagi mulai menyeruak masuk dari sela jendela ruangan tersebut.
Jam menunjukkan pukul 7 pagi dan ini saatnya bagi makhluk di muka bumi menyambut indahnya awal hari. Sepasang mata berwarna indigo nampak terbuka sedikit demi sedikit, saat sinar matahari tidak sengaja menyinari tempat dimana ia tertidur.
Mata indahnya menatap jam yang berada disamping tempat tidurnya. Melihat angka di jam yang menandakan dirinya harus segera bangun, membuatnya hendak segera duduk dari posisi tidurnya. Namun sepasang tangan yang melingkari pinggangnya, menggagalkan niatnya untuk bangun.
Helaan nafas berat keluar dari mulutnya. Ia benar-benar merasakan pegangan yang begitu kuat dari tangan yang melingkari pinggangnya ini. Bahkan berusaha keras untuk melepaskannya pun, ia tidak bisa. Bagaimana dirinya bisa bangun kalau begini caranya?
"Ano... Mr. Starphase? Maaf menggangu usahamu dalam bersenang-senang, Tapi bisakah sepasang tangan ini anda lepaskan? Ini sudah waktunya untuk bangun."
Tidak ada jawaban dari orang disampingnya. Yang ia dengar hanyalah suara dengkuran halus yang menandakan jika orang ini masih terlelap –atau memang sengaja begitu-.
Helaan nafas berat yang kedua kembali muncul. Jika memang orang disebelahnya ini tidak berniat untuk bangun, maka tidak ada cara lain selain itu.
"Baiklah jika anda memang tidak berniat membiarkan tangan anda terlepas, saya akan menggunakan cara saya sendiri."
Benar-benar tidak ada jalan lain. ia memang harus memakai kekuatannya untuk melepaskan dirinya, jika memang ingin dirinya bangun di pagi ini.
"Bukankah sudah kukatakan jika kita sedang bersenang-senang, maka tidak ada yang boleh menggunakan kekuatan?"
Sepasang mata ruby itu terbuka lebar, Melihat wanita yang tepat ada disebelahnya, mencoba menggunakan kekuatannya demi lolos dari sepasang tangan miliknya. Bahkan saat dirinya melakukan candaan dengan mengeluarkan tatapan kejamnya, orang yang ada disampingnya tidak gentar menatapnya dengan wajah kesalnya dan kerutan di tengah kedua alisnya.
"Ini sudah saatnya bangun, Mr. Starphase. Mau sampai kapan anda tidur?"
"Oh ayolah.. kenapa kau selalu menggunakan bahasa formal saat marah? Ini bukan Chain yang kukenal."
"Kalau begitu jika anda menginginkan Chain yang anda kenal kembali, maka bisakah anda lepaskan rangkulan ini? Ini memang sudah waktunya aku bangun dan bersiap berangkat, Mr. Starphase."
Steven Alan Starphase mengaku kalah. Ia melepaskan rangkulannya dan membiarkan perempuan berambut hitam itu bangun dari tempat tidurnya.
"Tapi.. kau ini benar-benar sesuatu. Bagaimana bisa seorang wanita yang kutatap dengan tatapan kejam, berbalik menatapku dengan wajah kesalnya? Seharusnya yang menjadi karakter sadis disini kan aku." Ujar Steven dengan menyangga kepalanya menggunakan tangannya.
YOU ARE READING
Prisoner of Love
RomanceIni hanya kisah cinta antara sesama pegawai kantor di sebuah organisasi rahasia, yang juga mereka rahasiakan dari siapapun (Oh tidak termasuk love cupid mereka pastinya). Dan kisah cinta pun.. menjadi lebih menyenangkan, saat sebuah kado indah melen...