LILLAHI TA'ALA

PROLOGUE

—p a g e s h i j r a h—

"I'm a moslem.
And, Let's Hijrah with me."

—p a g e s h i j r a h—

             Agiesta punya keinginan yang paling utama ia harus lakukan; misi yang telah perempuan itu tuliskan pada kertas mimpinya di dinding kamar . Sengaja Agiesta tempel di tengah-tengah dengan ukuran paling besar di antara yang lain, karena ketika ia bangun tidur untuk melaksanakan qiyamul lail atau shalat subuh dan shalat dhuha, kemudian secara tak sengaja akan ia baca.

            Aku harus menerbitkan novel islami.

            Begitu tulisannya

            Tulisan yang bermakna dalam baginya. Mimpi tersebut sudah ia persiapkan dengan matang-matang. Dimulai dari membaca buku-buku bergenre religi untuk menambah referensinya ketika menulis buku, mengikuti acara ceramah sesuai ajakan Kartika, dan mengikuti official akun social media yang isinya seputar islam. Lalu di lanjut dengan izin orangtuanya, juga suami dan anak-anaknya.

            Alhamdulillah, mereka pun setuju. Apalagi pihak editor yang sangat excited menunggu kehadiran novelnya dnegan genre religi. Yah, meski tidak diperbolehkan adanya percampuran dengan genre romance, setidaknya ia masih bisa menerbitkan sebuah buku yang selama ini ia impikan.

            Meski hanya satu kendala yang masih ia harus hadapi;

            Selama ini Agiesta hanya hidup yang asik-asik saja sehingga melupakan muslimin dan muslimah yang harus berjuang dengan cara berperang di jalan Allah s.w.t.. Perempuan itu juga masih belum paham dengan permainan politik berkedok islam di Negara Tetangga yang bila dicerna akan kehabisan akal, sebab tidak ada ujungnya.

            Selain itu pula, rasanya tidak afdol jika ia belum bertatap muka dengan seseorang yang dapat nengajarkannya keseluruhan tentang keindahan agama-NYA.

            Bagi Agiesta, meski sudah

            » membaca referensi dari berbagai macam buku
            » mengikuti berbagai acara ceramah di lingkungan setempat
            » menjadi adik dari salah satu pembuat akun terkenal yang bertajuk islam
            » lalu menikah dengan seorang tanfidz ternama,
            » dan memiliki mertua yang jauh lebih baik derajatnya dibanding suaminya,

            rasanya-rasanya masih saja ada yang agak kurang mengganjal karena dirinya merasa apa yang telah ia lakukan selama ini belum menghasilkan 'ilmu' yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat para kaum muslim-muslimah.