"Naa, naa, Rin chan, tahu tidak? Shin chan selalu memelototi ponselnya setiap jam istirahat. Dia menunggu pesan yang kau kirimkan. Kau tau Rin chan? Mukanya lucu sekali saat dia melihat layar ponsel penuh harap... hahaha" Takao bercerita heboh.
Perempuan disampingnya menggeleng sekilas melihat kelakuan sahabat baik sang suami. Mungkin sudah bukan rahasia lagi jika suaminya itu punya sifat yang sedikit tsundere. Ya. Meski dia akui itu. Tentu saja kadar tsundere suaminya berbeda dengan karakter-karakter tsundere yang digambarkan anime. Gadis berkucir dua yang akan mengatakan "bukan berarti aku suka ya. Hmp!" Sambil memalingkan muka dan menggembungkan pipi. Tidak. Tipe tsundere suaminya tidak seperti itu. Tapi tetap saja. Dia akan terkekeh geli saat melihat suaminya bersikap tsundere. Meski pada istrinya sekalipun.
"Padahal dia menyuruhku agar tidak mengiriminya email saat dia bekerja"
Tawa Takao kembali meledak. Tanpa sadar si pemilik mata rajawali itu menepuk-nepuk pundak istri sang teman. "Shin chan itu tsundere Rin chan. Mana mau dia mengatakan---"
"Mengatakan apa Takao?! Dan lepaskan tanganmu dari Rin. Aku tidak mau dia terinfeksi karena kau lupa mencuci tanganmu nanodayo!" Aura tidak mengenakkan terasa diambang pintu. Takao tanpa bicara segera menyingkirkan tangannya dari pundak perempuan yang sudah menyandang nama Midorima itu. Meski sekuat tenaga berusaha menahan tawa.
"Are~ aku sudah cuci tangan Shin chan... atau... are re... jangan bilang... Shin chan, apa kau sedang cemburu?"
"Aku tidak cemburu nanodayo. Pergi sana! Waktu istrihatmu sudah selesai"
"Katakan saja kau cemburu Shin chan. Dasar tsundere"
Takao pergi secepat kilat sebelum sebelah sepatu melayang dan menghantam pintu ruangan yang sudah secepat kilat tertutup. Sementara itu satu-satunya perempuan yang sejak tadi menunghunya hanya terkekeh lucu melihat tingkah menggemaskan sang suami dengan sobat kentalnya itu.
"Jangan tertawa Rin!"
"Gomen Shin. Habisnya kalian lucu sekali. Ya ampun..." tidak bisa. Wanita itu masih saja tertawa. Mengabaikan raut wajah sang suami yang sudah mengerut kesal.
"Rin hentikan! Tidak ada yang lucu nanodayo"
"Gomen, gomen. Kalian memang sejak dulu begitu ya Shin? Membuatku iri saja"
"Kenapa kau harus iri nanodayo?"
Rin menggeleng pelan. Tersenyum tipis setelah berhasil menghentikan tawanya. Omong-omong suaminya utu satu tahun lebih muda darinya. Rin juga tidak mengerti kenapa dia bisa menikah dengan laki-laki yang lebih muda darinya? Padahal sejak dulu dia tidak tertarik pada laki-laki yang lebih muda. Tapi meski begitu... tetap saja. Melihat interaksi sang suami dengan sahabat karibnya selalu membuat wanita yang sudah menyandang nama Midorima itu iri. Jangankan melakukan hal seperti barusan dengan Shintarou, suaminya itu sangat serius bahkan saat dengannya sekalipun. Mungkin Shintarou hanya terlihat menunjukkan banyak ekspresi jika sudah berurusan dengan Takao.
"Tidak. Hanya saja, hora, kau selalu terlihat berbeda saat dengan Takao kun. Sedangkan denganku kau selalu saja serius. Aku iri tahu" Wanita yang sebelumnya menyandang nama Aihara Rin itu selalu begitu. Bicara jujur dan selalu berterus terang. Berbanding terbalik dengan Shintarou yang terkesan begitu serius dan jarang mengutarakan isi hatinya.
"Kau... cemburu?"
"Tentu saja! Suamiku bahkan selalu serius saat denganku. Bagaimana mungkin aku tidak---eh?" Wanita itu tidak bisa menyelesaikan ucapannya saat tiba-tiba sepasang tangan sudah merengkuhnya. Sukses membuatnya bungkam. Jarang sekali. Suaminya itu jarang berlaku seperti ini. Sudah dibilang. Midorima Shintarou itu orang yang selalu serius.
"Jangan menyamakan si berisik itu denganmu, baka. Kau jauh lebih baik dibandingkan dengan Takao"
Midorima Rin terdiam sejenak. Eh? Apa itu barusan? Apa suaminya baru saja mengakui jika dia lebih berharga daripada Takao??!! Wanita itu terkekeh sembari menenggelamkan wajahnya dalam dekapan sang suami. Iseng, dia melepaskan pelukan mereka. Mendongakkan wajah sembari memasang tampang paling serius yang dia bisa.
"Kenapa aku jauh lebih baik dari Takao kun?" Tanyanya menuntut.
Shintarou mundur satu langkah. Sebelah tangannya membenarkan letak kacamata yang sebenarnya sama sekali tidak merosot. Wajahnya menoleh kesamping hingga tidak berhadapan dengan wajah serius sang istri.
"Kau tidak seberisik Takao" jawabnya tanpa menatap wajah sang istri.
Midorima Rin berusaha sekuat tenaga menahan tawa yang nyaris meledak. Ya ampun... sejak kapan wajah suaminya bisa selucu ini saat malu? Menahan diri. Rin harus berusaha sekuat tenaga kali ini. Menjahili sang suami sungguhan akan selalu membuatnya senang tidak terkira. Apalagi mendapati raut wajah yang jauh dari biasanya. Ahh... setidaknya menikah dengan Midorima Shintarou tidak berakhir seburuk itu. Menyenangkan bahkan. Dimana dia bisa menunjukkan kebolehannya dalam menjahili orang. Wanita itu menyeringai tipis.
"Eh jadi kau menikahiku hanya karena aku tidak berisik, Shin? Jangan-jangan kalau Takao kun tidak berisik kau akan menikahinya!" Tuduh wanita itu dengan suara tersinggung. Sukses membuat seorang Midorima Shintarou gelagapan.
"Tidak begitu juga nanodayo! Mana mungkin aku menikahi Takao! Sudahlah Rin hentikan leluconmu ini. Kau tau maksudku nanodayo"
Wajah nyonya Midorima sudah memerah sakit kuatnya dia berusaha keras buat tidak tertawa. Biar saja. Ini masih belum berakhir. Anggap ini balasan karena suaminya tidak memberi kabar jika dia tidak pulang kemarin malam hingga membuatnya menunggu semalaman di sofa ruang tengah rumah mereka.
"Eh~ aku tidak mengerti maksudmu Midorima sensei..."
Dan tawa nyonya Midorima meledak detik itu juga saat suaminya menutupi wajahnya menggunakan sebelah tangan. Mengusapkannya kasar. Tanda jika dia sudah tidak tahan lagi akan kejahilan sang istri.
.
.
.
Perkenalkan. Midorima Rin, 26 tahun, istri sah dokter Midorima Shintarou. Punya bakat menjahili orang. Tidak terkecuali sang suami. Bagi Rin, hari tanpa menjahili suaminya yang tsundere itu seperti hujan tanpa mendung. Membosankan. Ah. Lupakan perumpamaan tidak jelas itu.
Perkenalkan. Dokter yang sudah dikenal banyak kalangan juga merangkap sebagai dokter kepercayaan pewaris Akashi Corp. Midorima Shintarou. 25 tahun, sudah menikah. Menolak disebut tsundere meski semua orang tau mana ada orang tsundere yang mengaku tsundere. Iya kan?
Nb : entah gimana awalnya hingga tiba-tiba kefikiran buat versi married lifenya Midorima. Saya sungguhan pengen buat cerita ini penuh humor. Tapi gak tau hasilnya. Humor di part ini dapet gak? Apa malah garing sama kaya di The Days With You versinya Akashi??
KAMU SEDANG MEMBACA
The Days With You [Midorima version]
FanfictionMidorima Shintarou menikah. menurutmu perempuan seperti apa sih yang menjadi istri si tsundere ini? The Days With You versi Midorima. Ini cerita married life nya si shooting guard dari Kiseki no Sedai.