"JANGAN KURANG AJAR KAMU!!"
Olivia memegang pipinya yang terasa panas, air mata udah menggenang di pelupuk mata cewek itu. Sekali dia berkedip niscaya bakal jebol pertahanannya.
Nayeon mengatur emosinya dan sadar bahwa dia udah nampar putrinya keras banget, perempuan cantik itu mencoba mendekati Olivia tapi sayang cewek remaja itu bergerak menjauh.
"Mama jahat sama ayah, mama juga jahat sama Oliv,"
"dek," Panggil Nayeon mencoba menggapai tubuh anaknya,
***
"Hak asuh aku ambil,"
"YOON!"
Yoon melengos, kalau anaknya ga cerita perkara tamparan itu mungkin dirinya ga bakal masalahin hak asuh. Tapi dia denger dari mulut anaknya yang meskipun udah kejadian lama tapi buat anak umur 12 tahun itu bikin trauma.
**
Udah mau dua tahun dan gosip itu ga pernah bisa ilang,
Malu?
Jelas.
Oliv masih remaja dan seringkali di bully perkara skandal mamanya. Dia yang dulu easy going jadi tiba-tiba ansos.
"Yah," panggil Oliv pada ayahnya yang tengah berkutat di dapur, hari ini ayahnya ada di rumah karna baru nanti siang bakal pergi ke Bandung buat ngisi Seminar,
"Apa sayang?" jawab Yoon,
"Aku lulus pindah ke rumah uti ya??"
"Looh? Ayah kamu tinggalin?"
"Ih kan masih sekota," sungut Oliv kesel, ayahnya lebay banget.
Yoon ketawa, "ga boleh, kita pindah aja dari rumah ini gimana?"
Nah ini yang ditunggu-tunggu Oliv, dia uda ga betah tinggal di rumah yang jejak rekam mamanya masih tertinggal. Dia sayang sama mamanya, tapi rasa sayangnya kalah sama rasa kecewa cewek itu.
***
Yoon memasuki rumah yang udah mau setengah tahun ini ia tempati bersama putri semata wayangnya. Pria itu rela menjual rumah hasil kerja kerasnya saat bujang demi agar putrinya nyaman, trauma yang dirasain Oliv ketika mantan istrinya menyakiti mereka masih susah disembuhin dan Yoon ga tega ga menuruti anaknya buat pindah.
"Sayang," setelah membuka pintu dan menemukan rumah dalam keadaan sepi, Yoon mencoba memanggil Olivia, "ini ayah bawain mangade kesukaan kamu loh,"
Dia ga teriak soalnya Olivia itu telinganya sensitif jadi ga perlu teriak buat anaknya peka kalau dia udah pulang. Karna penasaran anaknya kaga muncul-muncul, Yoon menaiki tangga dan berjalan ke arah kamar Olivia diatas.
**
Jadi single parents itu emang sulit buat pria hardworker kaya Yoon,
"Gimana??"
"Drop banget, darahnya rendah. Perbanyak minum vitamin Yoon,"
Setelah tau kondisi anaknya sedang tidak baik-baik saja, bapak muda itu manggil dokter pribadi anaknya ke rumah,
"kalau besok pagi panasnya naik, bawa ke rumah sakit ya? Gue shift siang tapi ada dokter Rahman kok."
Dokter itu adalah Eunji, teman Yoon waktu kuliah dulu.
"Oke, trims ya. Sorry malem-malem ngerepoti,"
Ringis Yoon merasa ga enak. Pas tadi nemuin Olivia tertidur dengan keringat yang lumayan banyak ditambah muka pucat anak semata wayangnya, pria itu langsung panik telpon ke kediaman Park.
Eunji memasukkan alat-alatnya dan terkikik, "selow sob, lagian elo juga teledor. Harusnya Olivia itu jangan dibiarin sendirian di rumah, dia udah lumayan sembuh loh Yoon."
Yoon membenarkan selimut anaknya dan mengusap lembut dahi Olivia,
"Biasanya sih ada mbak Marni, tapi empat hari ini mbaknya Oliv lagi cuti terus kerjaan gue ga bisa ditinggal Ji, kemarin aja dia udah gue ajakin ikut ke Bandung tapi ngotot mau di rumah aja," ucap Yoon merasa bersalah juga sih ninggalin anaknya sendirian di rumah.
"Lo waktunya cari istri baru, kalian berdua sama-sama kesepian. Kalo salah satu dari kalian lagi sibuk mesti bakal ada yang sakit, iya gue gamau sih doain yang enggak-enggak tapi ntar gimana dong kalo semisal kalian berdua tiba-tiba sakit barengan? Terus gak ada yang ngurus."