"All the world is a stage. And every man and women merely players; they have their exits and their enterences; and one man in his time play many parts" - William Shakespear
•••
Nama ku Aurelia Dimitri bungsu dari dua bersaudara, persaudaraan kami terbilang unik karena perbedaan usia kami hanya 3 jam. Rentang waktu yang cukup untuk menentukan siapa si sulung dan siapa si bungsu. Namun aku sangat bersyukur karena Calista Dimitri si sulung yang 3 jam lebih tua itu selalu dapat aku andalkan sebagai sosok seorang kakak.
Masih teringat jelas waktu kami SD aku pernah dibully oleh kakak kelas yang tubuh nya dua kali tubuh ku. Melihat hal itu Sita dengan naluri nya sebagai seorang kakak mengambil gagang sapu dan menyerang anak itu sampai-sampai anak itu menderita sobekan kecil di pelipisnya. Hal ini pun menyeret kami bertiga ke ruang kepala sekolah dan tidak diperbolehkan pulang sebelum orang tua kami datang menjemput.
Setelah mendengar penjelasan dari kepala sekolah ayah menyuruh Sita dengan tegas "Sita cepat minta maaf!"
"Tidak mau. Tidak akan!" sambil melipat kedua tangannya di depan dada
"Ayah bilang kamu harus..." ayah belum sempat menyelesaikan kalimatnya Sita langsung menyela
"Ayah selalu menyuruhku untuk melindungi adik ku, itu lah yang aku lakukan hari ini, besok, dan selamanya. Bahkan saat masih di dalam rahim ibu aku sudah janji ke Lia aku keluar duluan untuk memastikan dunia ini cukup aman untuk nya"
"Kamu jangan..."
"Aku cuma menjalankan tugas seorang kakak. Itu bukan kesalahan apa lagi kejahatan"
Kemudian Sita lari keluar dengan membanting pintu, meninggalkan setiap orang di dalam ruangan itu diam membisu saat mendengar kata-kata Sita, seorang anak SD yang kalau tidur bantalnya harus bertumpuk, yang barusan menyuapi mereka dengan hal yang bagi orang dewasa sekalipun sulit dicerna.
Kehidupan rumah di masa kecil kami pun sangat damai, aku sampai bingung setiap kali melihat tetangga atau kenalan kami yang anak mereka semacam punya hobi rebutan barang dengan saudaranya sendiri hal yang sungguh tak pernah aku alami.
Sita selalu berkata " kita ini keluarga, harus saling berbagi" aku mengangguk " kita telah saling berbagi ruang sejak di rahim ibu, hal seperti itu harus terus kita pelihara bahkan saat aku menikah nanti aku siap membagi suamiku kalau kau mau" lanjutnya dengan nada serius.
Tentu aku tak berharap hal itu akan terjadi. Waktu mengatakan itu kami masih sd masih belum terlalu paham. Kalau dipikir-pikir sekarang ini, hal macam itu bisa dinilai sebagai suatu disorientasi sosial, suatu kelainan. Tapi setidaknya kalian bisa mengerti bagaimana kami selalu siap berbagi.
Saat memasuki SMA hormon-hormon di tubuh kami mulai menunjukkan keberadaan nya, pinggang kami mulai membentuk lekukan seperti pada gitar klasik, dada kami mulai membengkak dengan bentuk buah apricot mengkal yang indah sementara pada bagian-bagian tertentu, mulai tumbuh bulu-bulu halus yang menggemaskan - setidaknya bagiku itu menggemaskan.
Perkembangan ini juga diiringi dengan dorongan-dorongan kecil di dalam diri kami, atau mungkin cuma aku yang mengalami tapi, aku pikir kita semua para siswi sma (dan yang pernah) pasti pernah terdorong untuk menjadi yang terpopuler di sekolah nya dan diperebutkan mau pun memperebutkan laki-laki. silahkan senyum kalau setuju dan diam saja kalau tidak, no judging please.
Mengikuti dorongan tersebut aku pun mulai memasangkan lipstick di bibir tipisku, menegakkan bulu mata, menebalkan alis, tidak lupa juga memakai foundation dan blush on di pipi ku dengan tujuan untuk mempertegas hidung mancungku yang tidak bisa dibilang besar tidak juga bisa dibilang kecil. Seragam putih abu-abu pun tidak luput dari perhatian atasannya aku sengaja beli satu size lebih kecil, sementara payudara ku, ku bungkus serapih mungkin dengan bra yang cup nya satu size lebih besar, sedangkan bawahan nya adalah rok abu-abu model pensil yang garis bawah nya 10 senti di atas lutut. Sungguh sanggup menonjolkan lekuk tubuh serta kaki kurus ku yang panjang. 'mirip Miranda Kerr' ucap ku di depan cermin. Sebelum keluar kamar tak lupa aku membaca mantra dengan segenap hati 'Rayi aku datang'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything and More
Short Storysebuah cerita tentang peran seorang kakak yang lebih tua tiga jam