Prolog

201 25 12
                                    

WARNING!!
DISGUSTING CONTENT! beberapa paragraph menggunakan istilah menjijikan. Bagi yang mudah membayangkan hal aneh, diharap tidak membaca part ini. Boleh skip (bagi yang mau). Disarankan tidak membaca selagi makan.

Don't get me wrong, maaf jika kalian stan Jimin garis depan, sayapun demikian. Tidak bermaksud membuat jelek namanya. Ini hanya cerita fiksi, bukan kenyataan.

No fulgar content, ini puasa. :)

__________________

Pernahkah kalian melihat, atau bahkan mengalami dengan apa yang di namakan 'sindrom'? Atau orang-orang lebih suka memanggilnya kelainan.

Jika pernah, apa kelainan itu? Kelainan fisik? Kelainan jiwa? Atau yang lebih ringan saja, misalnya kelainan makan? Biar saya jelaskan. Kelainan ada banyak sekali macamnya, ada yang sudah ditulis di buku kedokteran, ada juga yang murni di buat oleh manusia awam misalnya kelainan derajat. LOL

Kali ini saya tidak akan bercerita tentang dongeng pangeran yang bertemu dengan masyarakat miskin dikarenakan 'kelainan derajat' tersebut. Terlalu banyak dongeng anak bertemakan kelainan itu sampai akhirannya mudah tertebak.

Masih sama tentang kelainan, sesosok yang akan di ceritakan ini adalah pemuda dengan segala kelainan yang- mmm cukup unik. Sebut saja namanya Park Jimin, pemuda asal Seoul, Korea selatan. Dilihat dari fisiknya, dia terlihat sangat normal. Dilihat dari kejiwaannya, dia sedikit aneh. Tapi bukan, jika kalian anggap dia mengidap down syndrome atau semacamnya. Dia waras cenderung sangat pandai hingga dapat menamatkan S2 di Jepang dengan usia yang lumayan muda. Yang menjadikannya berbeda ialah, fetishnya terhadap makanan.

Tunggu, makanan!?

Iya, makanan.

Park jimin, Pria manis berusia 24 tahun ini adalah seorang pengidap OCD (obsessive compulsive disorder). Separah itu? Tidak, masih tahap belum parah. Ia ada dalam tahap 'hoarding' atau suka mengoleksi benda tak lazim. Dalam artian, Jimin hanya akan mencari-cari benda kesukaannya untuk di koleksi. Terlihat normal, tapi lihat sekali lagi. Yang ia koleksi adalah makanan yang akan basi beberapa minggu atau bahkan hari.

Mungkin juga Hoarding akan terlihat sangat berlebihan jika dilihat, Jimin tidak ragu membuang dessert tercinta nya yang sudah ia simpan 1bulan yang pasti kalian tahu, ia tidak akan berbentuk seperti makanan. Jimin hanya menyukai bentuknya, tanpa ada niatan untuk memakannya, bahkan rasanya saja dia mungkin tidak pernah cicipi.

Bagi Jimin, memandangi makanan yang berbentuk unik dan lucu itu beribu-ribu kali lebih menyenangkan dibanding melihat lekuk tubuh wanita dengan pakaian kurang bahan dengan posisi yang mungkin kebanyakan pria akan tergoda melihatnya. Menyimpan makanan di dalam kulkas berminggu-minggu sama saja dengan menjaga satu-satunya kekasih agar tidak diambil orang. Jimin seketika merasa asing dengan makanan yang sepenuhnya busuk, maka dari itu ia langsung membuangnya tanpa peduli apapun lagi.

Jadi apa menurut kalian syndrome ini?

Tidak semua makanan itu bernilai di mata Jimin. Musuh nya ialah makanan lembek berkarbohidrat, apalagi jika bukan bubur. Dimatanya itu seperti muntahan hewan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cookies & Cream [ JiKook / KookMin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang