Prolog

6 3 3
                                    

Aku ingin merasakan kebahagianku yang sesungguhnya, aku selalu berfikir mengapa aku dilahirkan di keluarga yang begitu sangat berantakan, aku selalu merasa iri dengan anak anak yang ada di luar sana.

Di setiap langkah mereka selalu ada kedua orang tuanya yang senantiasa mendampingi suka maupun duka.

Namun aku tidak mau terus terusan terlarut dalam kesedihan dan kesengsaraan ini, aku berfikir jika aku terus terusan seperti ini aku pasti tidak akan bisa merasakan kebahagiaan yang selalu aku impikan, aku ingin merubah sudut pandang dari kedua orangtuaku kalo aku ini pasti bisa meraih kesuksesan.

*******

Aku pertama kali bertemu dengannya di kafe tempat ku bekerja sebagai pelayan, namun lama kelamaan aku selalu bertemu dengannya tanpa di sengaja, dan yang lebih mengejutkan adalah saat aku masuk kuliah di bidang bisnis aku satu jurusan dengan dia.

Ehh, tunggu dulu ini ceritanya aku bukan orang kaya lo ya, aku bisa kuliah karena aku mendapat beasiswa.

Dia yang selalu menyemangati, menghibur, di saat aku diterpa masalah, dia senantiasa membantuku karna dia aku menjadi seseorang yang pemberani yang pantang menyerah dan tangguh.

Ada pepatah mengatakan, berangkit angkit kita ke hulu berenang renang kita ketepian , bersakit sakit kita dahulu bersenang senang kita kemudian.

Akhirnya aku bisa merasakan kebahagiaan yang aku impikan selama ini dan satulagi yang aku mau sampaikan sama kalian yaitu keluargaku sekarang utuh dan tidak ada lagi kesala pahaman ataupun pertengkaran antara kedua orang tuaku.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang