Masalah Ekonomi

2 1 0
                                    

Malam itu saat Aku dari kafe tempatku bekerja, lagi lagi aku mendapatkan tontonan gratis yang hampir setiap hari mereka lakukan yaitu pertengkaran antara papa dan mama karena masalah perekonomian yang akhir akhir ini mulai menurun drastis.

**

"Mas aku minta uang" kata Rani sambil mengatungkan salah satu tangannya.

"Uang apa?? Aku lagi tidak megang uang sepeser pun" balas Dodik

"Seharian ini ngapain aja kamu!?? " tanya Rani. "Kalo kamu terus terusan malas bekerja dan hanya santai santai dirumah seperti ini, kita mau makan apa mas!!!" bentak Rani dengan penuh kemarahan.

"Kamu itu jangan asal bicara!! emangnya cari kerja itu gampang apa, kamu pikir dong, seharian aku sudah berusaha mencari pekerjaan tapi mau gimana lagi kalo memang tidak ada lowongan pekerjaan!!!" balas Dodik penuh emosi.

**

Setibanya di rumah aku langsung pergi kekamarku dan mengunci diri selama pertengkaran itu masih dimulai.

"Brakk" suara pintu kamar ku yang sengaja aku banting agar kedua orang tua ku itu menyadari keberadaan ku.
"Duhh lelahnya" kata ku sambil mengusap keringat yang ada di keningku dan langsung membaringkan tubuh lemahku ini ke ranjang.

"Seandainya keluargaku tidak seperti ini pasti kondisiku akan lebih baik dari ini" kata ku sambil menatapi diri ku sendiri dicermin yang penuh dengan harapan.

**

Kicauan burung dipagi ini telah membangunkan aku yang masih dialam mimpi indah. Aku bangkit dari ranjang lalu masuk ke kamar mandi.

10 menit aku habiskan untuk mandi. Aku keluar dan bergegas memakai pakaian yg sudah aku siapkan di atas kasur, dan berdandan natural seperti biasanya.

" kerja dong mas!! " suara Rani menggema diseluruh ruangan.

Kini aku sedang sarapan." silahkan ada mulai !" kata ku sambil menaruh sendok yang tadinya aku pegang untuk makan dan langsung bergegas pergi kalo bisa sih sejuh mungkin.

**

Seperti biasanya kampus ini tidak jauh beda dengan rumah ku 2 tahun kuhabiskan disini hanya untuk belajar tapi tidak ada perubahan sama sekali!!.untung aja mental aku kuat. Kalu tidak, mungkin aku sudah akan gantung diri.

Gimana aku mau belajar dengan tenang dan merasa nyaman disini kalo geng yang gak bermutu itu masih berkeliaran, geng yang gak ada kerjaan selain membuly orang yang lemah dan orang yang miskin seperti aku ini.

Rasanya aku ingin mencekiknya, bukannya aku tidak berani tapi aku tidak mau kalo tangan mungil ku ini menjadi tangan yang kriminal dan bruntal.

Untung aja kuliah aku kurang 1 tahun, ingin rasanya segera lulus dari kuliah ini. Aku sudah cukup muak ngelihat geng yang gak bermutu itu.

Saat aku menyadari bahwa ada yang memperhatikan ku.
Aku segera menghentikkan polpen yang ku pegang untuk menulis dan menutup buku diary, lalu memasukkannya kedalam tas.
Aku pun segera beranjak dari tempat ku duduk dan sesegera mungkin berjalan meninggalkan lorong kampus yang terbilang cukup agak menyeramkan dan sepi.

Kupikir tadi hanya ilusiku,  tapi ternyata memang ada yang mengikutiku. Seketika langkah kaki ku berhenti enta kenapa hati dan pikiran ku mengatakan hal yang berbeda, hati kecil ku mengatakan bahwa aku harus berani dan cari taulah siapa orang yang mengikutimu dan pikiran ku mengatakan bahwa kamu harus segera pergi dari sini kalo tidak mau kena masalah.

"Huhh" baiklah aku pasti berani,dalam hitungan ke tiga aku akan membalikkan badan ku ini ke belakang.

"1"

"2"

"3"

Byurrrr......

"Ahhhh" dengan sepontanitas aku menjerit sekera keras mungkin karena geng SUTET geng yang sama sekali gak bermutu itu mengguyur ku dengan air kotor.

"Kalian tolol amat sih" kata aku sambil menunjuk ke arah geng sutet

"Wah, Dinda anak kampungan ini ngatain lo tolol, balas dong Din" kata Fina anak buah Dinda.

"Dasar kompor" kata aku sambil mendorong badan Fina pelan

"Brani ya!!,elo ngedorong anak buah gue" kata Dinda sambil mendorong ku, sampai terjatuh.

"Udahlah, Din balas aja anak kayak gitu jangan di ampunin" kata Nila meyakinkan Dinda.

........

*****

"Dasar geng sutet bisanya bikin orang susah" kata ku sepanjang jalan pulang.

Kenapa juga hari ini aku sial banget, kalo bukan karna geng sialan itu pasti aku sekarang duduk manis di bangku kuliah ku, bisanya nyusain aja tu geng kenapa gak musnah aja sih.

Aku harus ngomong apa ya kalo mama tanya?,kalo aku jujur pasti kena omel, lah kenapa aku jadi mikir mama??,dia kan gak pernah peduli. Daripada banyak pikiran mending aku mampir beli es krim, tapi kalo pakain aku kotor dan bau eperti ini bisa bisa aku diusir karna dikira aku pengemis lagi??. Sudalah pulang aja dulu ngapain repot repot mikir sih.

.............

💞Happy Reading💞

Maafya kalo tempo nya banyak yang salah dan update nya lama🙏🙏 tpi jangan lupa vote dan comen ya😊😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang