--three

32 5 0
                                    

•••••

6 months ago

.
.

"Kau jaga diri baik-baik ya, ibu akan menjengukmu 3 bulan sekali, oh ya! Ini kunci kamarmu, selamat tinggal Haneul, ibu menyayangimu." Ucap wanita paruh baya itu sebelum melangkah meninggalkan anak gadisnya sendirian di lorong apartemennya.

Oh dan jangan lupakan kecupan di dahi Haneul yang bisa terlihat bekas bibir merah sang ibu. Jujur, baginya ini sangat lah berat, tinggal sendiri di kota kelahiran membuat nya sedikit merasa berbeda dari sebelumnya.

Terlebih, ayahnya telah pergi meninggalkan nya 3 tahun silam karena sebuah kecelakaan.

Haneul tahu, ibunya inginkan dia menjadi orang besar yang dapat mengejar cita-citanya. Maka dari itu selepas kepergian suami tercinta nya, ibu Haneul tidak bisa memilih jalan keluar lagi selain bekerja di kota besar yang gajinya memadai untuk hidupnya dan biaya kuliah Haneul, di Seoul.

Adik?kakak?tidak. Haneul anak tunggal dari hasil pernikahan orang tuanya. 3 tahun bukanlah hal singkat untuk begitu saja melupakan seseorang yang telah membesarkan kita, mendidik kita serta bekerja tanpa meminta imbalan, ayah.

Beribu pisau rasanya telah mendarat di dada Haneul jika mengenang ayahnya, maka dari itu, dia ingin lepas dari semua ini dan hidup tentram kembali seperti sebagaimana mestinya.

Nit, nit, nit, nit, nit, nit

6 digit password telah ia tekan sebagai kode masuk kamarnya.
Kamarnya terletak di lantai 11 nomor 17, cukup strategis letaknya namun minim orang yang tinggal di lantai 11. Haneul tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting ia hanya harus melanjutkan semester akhir kuliahnya disini dan membanggakan ibu satu-satunya yang sangat ia sayangi.

Di langkahkan tungkai kaki kecil itu memasuki apartement. Tidak terlalu luas, tapi nyaman. Ada kasur, lemari baju, AC, kamar mandi, kulkas, TV dll.

Ia pasrahkan semua tubuhnya di kasur yang ada, nafas panjang terdengar, mengisyaratkan betapa lelah tubuhnya sekarang. Cacing yang ada di perutnya pun memberontak hingga sang pemilik tubuh pun merasa sangat lapar.

"Mungkin ke supermarket terdekat bisa membantu cacing-cacing ini diam" ucapnya.

Segera ia pergi keluar apartemen menuju supermarket terdekat, tak perlu naik bus, cukup jalan kaki. Walau baginya jarak supermarket ini sangat jauh namun lumayan juga untuk membantu membakar kalori-kalori yang ada.

"Selamat datang, selamat berbelanja" sapa sang kasir dengan ramah.

Diambilnya keranjang belanjaan lalu bergegas ke bagian makanan siap saji yang ada di bagian belakang supermarket.

Setelah berkutat 10 menit untuk memilih apa saja yang akan dibeli, Haneul segera ke kasir. Keranjang nya sedikit berat karena ia sengaja membeli banyak untuk stok makanan.

Saat ingin mengangkat keranjang nya ke meja kasir, lelaki yang berada di belakang nya pun menyalip antrean nya.

"Maaf, tapi mba ini dahulu mas yang terlebih dulu antre." Ucap seorang kasir kepada sang lelaki itu.

"Sudahlah, dia lama, aku kan hanya membeli roti dan susu ini saja. Jadi aku saja duluan supaya lebih cepat." Balas sang lelaki tak mau kalah.

"Siapa sih lelaki ini, menggangguku saja, sebaiknya kau enyah dari hadapanku," batin Haneul

"Tidak bisa mas, tolong antre di belakang mba ini." Balas lagi sang kasir dengan santun

Akhirnya lelaki itu mengalah, seingat Haneul lelaki itu sempat jengkel dan mem-pout kan bibirnya bersikap sok imut.

"Kalau manusia ini adalah perempuan, sudah habis dari tadi denganku" batin Haneul.

Melihatnya saja sudah membuat jijik. Hih. Dasar. Membuat unmood saja.

Setelah sang kasir menyebutkan nominal harga belanjaan, disambar nya dompet berwarna peach yang ada di tas selempang nya. Dikeluarkan lah uang untuk membayar semua belanjaannya.

Tanpa ia sadari, kartu mahasiswa nya pun jatuh ke lantai saat sedang mengeluarkan uang.

Haneul bergegas ke apartemen karena hari sudah mulai larut. Bisa habis dia.
.
.
.

Ia taruh kantung belanjaan nya di lantai dan membereskan nya, kemudian memakan onigiri dan sebuah ramen instan yang telah diseduh nya sesaat setelah sampai di apartemen.

Ia makan dengan lahap, entah karena rasanya enak atau tidak, yang pasti ia lapar. Tidak peduli dengan apa yang dimakannya.

Baru saja ia akan membereskan sisa makanan nya tadi, bel kamar apartment nya berbunyi











Ting tong

Ting tong

Ting tong














----------
Ya ampun ngapasi gue receh bgt yg beginian😭 hope u like guys💜

I Got You, Honey || Fanfiction Kim Taehyung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang