まだキレイなままの雪の絨毯に
二人で刻む足跡の平行線
こんな夢物語叶わなくたって
笑顔はこぼれてくる
雪の無い道に[We mark the still pure untouched carpet of snow, with lines of parallel footprints.
Even if nothing ever comes of this impossible dream, smiles spill over this snowless road.]
Seperti kebanyakan pagi musim dingin yang sudah Ia lewati bersama sang pendamping hidup selama 5 tahun terakhir, alih-alih bergelung di balik selimut paling tebal yang dipunyainya, Ia dan sang suami akan berjalan-jalan di sekitar kompleks apartemen tempat mereka tinggal.
Apakah itu kegiatan yang sia-sia? Bagi kebanyakan orang, bisa jadi. Lain halnya dengan Daniel dan Seongwoo. Ide awalnya datang dari Seongwoo, yang mengatakan bahwa Ia begitu menyukai perpaduan sorot matahari kala bertemu dengan tumpukan salju di atas bumi. Belum lagi saat melihat lelehan salju di ranting-ranting pohon yang perlahan mencair tersentuh hangat mentari.
Seongwoo mungkin tak pernah tahu mengapa Daniel begitu menyukai musim dingin jika saja kala itu Daniel tak melakukan hal cheesy yang sebenarnya membuat hati Seongwoo begitu berbunga-bunga.
"Woo, tahu tidak kenapa aku sangat menyukai musim dingin?" ujar Daniel memecah keheningan.
"Oh, ini musim favoritmu? Kupikir pribadi sepertimu lebih menyukai musim panas." timpal Seongwoo dengan nada sedikit mengejek.
Ya, selama ini Seongwoo mengira bahwa seseorang bertubuh atletis dan berbahu lebar seperti Daniel adalah penggemar musim panas.
"Kok tidak pernah bilang kalau kau juga suka musim dingin sepertiku?" protes Seongwoo.
"Kau membuatku salah paham bertahun-tahun, tahu tidak?" lanjut Seongwoo.
"Salah paham?" balas Daniel sambil mengerutkan dahi, tak begitu paham apa yang Seongwoo maksud.
"Iya, Dan. Selama ini aku selalu sedikit terbebani saat mengajakmu jalan-jalan pagi di musim dingin. Kukira kau membenci musim dingin dan terpaksa melakukannya hanya untuk menyenangkan aku." balas Seongwoo dengan kepala tertunduk.
Daniel hanya terkekeh kecil mendengar penuturan Seongwoo. Saat ini mereka sedang berdiri bersebelahan, memandangi hamparan salju yang meliputi jalanan, atap rumah dan pucuk-pucuk pohon.
冬が寒くって本当に良かった
君の冷えた左手を僕の右ポケットにお招きする為の
この上ない程の理由になるから[I'm really glad winter is so cold because it gives me a simple reason to invite your chilly left hand into my right pocket.]
"Apa kau ingin tahu mengapa aku menyukai musim dingin dan bersyukur musim ini terasa dingin?
Seongwoo menoleh ke arah Daniel sambil menggelengkan kepala.
"Karena aku bisa melakukan ini," Daniel menarik tangan kiri Seongwoo kemudian Ia masukkan ke dalam saku jaketnya sebelah kanan, mempertemukan dengan tangan kanannya dan menggenggamnya erat-erat di dalam sana.
Sial, batin Seongwoo. Perlakuan Daniel seperti inilah yang dari waktu ke waktu mampu membuat Seongwoo bertahan. Bertahan dari segala rasa sakit yang menderanya.
Dan ajaibnya, Daniel selalu mampu membuatnya jatuh cinta tiap kali melihatnya.
Tak ubahnya Daniel. Kehadiran Seongwoo di kehidupannya bagai mukjizat. Pertemuan pertamanya dengan Seongwoo bisa dibilang bagaikan kebetulan. Eh, memangnya ada yang namanya kebetulan di dunia ini? Bukankah semua itu takdir?
START OF FLASHBACK
Waktu itu Daniel sudah akan melompat dari atap rumah sakit andai sosok bergaun rumah sakit tidak tersandung selang infusnya sendiri, membuat konsentrasi Daniel buyar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNOW SMILE [ONGNIEL]
FanfictionHanya sepenggal kisah Ong Seongwoo dan Kang Daniel yang terpicu dan terinspirasi lirik lagu Bump of Chicken berjudul sama. Warn: BxB, Angst