Dia Kembali

53 4 5
                                    

Hari ini adalah hari dimana 6 tahun setelah kelulusanku, tepat 7 tahun setelah dia memutuskan pergi meninggalkanku. Aku memutuskan untuk tidak datang, karena keberadaanku hanya akan menyebabkan luka baru baginya.

Tapi kenapa? Disaat aku memutuskan untuk tidak akan menemuinya lagi, justru aku sekarang sedang melihatnya tertawa bahagia bersama seorang pria. Aku bahagia. BOHONG. Hatiku perih. Sakit. Tidak terima. Inginku datang ke mejanya dan menyeretnya pergi. Tapi siapa aku? Dasar aku tak tau diri ! Siapa yang menyuruhnya pergi? Kau, bodoh!.

Sungguh, aku tak sanggup lagi melihat pemandangan bahagianya, yang bagiku pemandangan buruk. Ku putuskan untuk pergi dari tempat ini yang serasa neraka bagiku. Aku melangkahkan kakiku keluar dari tempat menyesakkan ini. Aku tak sanggup. Hati ini hancur, tapi ini memang salahku.

Ku lajukan mobilku ku tak peduli akan berapa kecepatanku saat ini. Tak peduli akan rambu lalu lintas. Tak peduli apapun lagi. Aku sudah tak sanggup. Setelah suara sangat keras yang ku dengar, aku tak melihat apapun lagi. Hitam. Gelap. Aku ingin tidur. Aku ingin berhenti.

Maafkan aku Da. Aku hanya memberikan luka. Aku rela pergi untuk membuat kau bahagia.

Author pov

Nada tak salah lihat, ia benar melihat mentarinya, mentarinya kembali. Tapi kenapa ia melihat mentarinya meredup, bahkan dapat dilihatnya bahwa ia tak bercahaya lagi. Maisyan penasaran sekaligus takut. Kemudian ia mengikuti mobilnya yang dilajukan sangat cepat 'kau bisa mati bodoh' batin Nada.

Nada tak sendiri, ia bersama seorang pria yang tadi bersamanya saat di restoran.

"Bodoh sekali dia, dia bisa mati dengan kecepatan segitu, kecuali dia seorang pembalap. Tentu tak masalah" ucap pria tadi.

Nada hanya diam, ia tak memiliki semangat untuk menjawab lawan bicaranya.

Nada khawatir tak hanya kecepatannya yang cepat tetapi mobil didepannya ini seperti tak peduli apapun yang ada disekitarnya. Seseorang didalam mobil itu seperti berniat mengakhiri hidupnya.

"Cloui, bisakah kau cepat sedikit? Kau berkendara layaknya siput" ucap Nada tak sabaran.

"Tenang Nad. Bukankah kau tak suka bila aku berkendara terlalu cepat?" Ucap Clouise.

"Sekarang bukan saat yang tepat untuk mempermasalahkan itu Cloui. Kau tak lihat? Pengendara mobil didepan seperti hendak mengakhiri hidupnya?"

"Sejak kapan ratu es ini peduli dengan orang lain? Bukankah aku jatuh dari tangga saja kau tak peduli?" Tanya Clouise

Nada hanya diam tanpa berniat menjawab.

"Atau mungkinkah ia si brengsek itu? Yang membuatmu tak percaya akan cinta lagi?" Lanjut Clouise. Tapi, sebelum Nada menjawab pertanyaan itu, mobil yang sedari tadi diikuti tak mempedulikan lampu yang telah berubah menjadi merah.

Tak disangka, dari arah kiri, ada truk yang ingin melintas. Truknya sudah berusaha untuk berbelok, tapi usahanya sia-sia, truk tadi terlanjur membombardir mobil didepannya.

"Tidaaaaaakkkkk" Nada berteriak, ia tak peduli lagi akan seberapa keras teriakannya. "Berhentii Clouise, stoooppp" nadanya memohon sekaligus mengancam.

"Oke, ini sudah berhentii" ucap Clouise. "Turunlah, aku akan memanggil ambulance".

Dibawah cahaya kuning remang serta tatapan prihatin dari orang disekitarnya, Nada menangis. Mata yang telah kering selama 7 tahun itu akhirnya basah, karena sesorang yang saat ini berlumur darah. "Jangan pergi, kumohon. Bertahanlah" kata itu terucap dari bibir kecil Nada disaksikan oleh cahaya rembulan dan gemintang yang bersinar terang.

Thanks,
Jeonnnarra

DISCORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang