MANJA..

724 58 4
                                    

FF GAY! Gasuka? boleh minggat!













Jihoon berbaring ditempat tidurnya sembari memberi perhatian penuh pada benda persegi panjang dalam genggamannya. Ia menatap benda itu sambil sesekali sesegukkan, Seokmin yang sedang fokus dengan Tugas kuliahnya sedikit terganggu, mendengar pria berambut hitam legam itu menangis tanpa sebab.

Seokmin lantas mengabaikan Tugasnya yang harus dikumpulkan besok, lalu beranjak naik ke kasur sempit milik Jihoon.

Saat ini keduanya tengah berada dikamar Kos Jihoon yang tidak lebih dari ukuran dua koma lima kali tiga koma lima meter. Begitu sempit, sebab itulah kamar ini hanya di fasilitasi dengan single bed. Maklum, Jihoon berusaha seirit mungkin ketika berada di perantauan, jadi dia mencari kosan yang termurah.

Seokmin berbaring disamping pria yang menggunakan celana pendek Hitam dan Kaus Hijau itu, menghadapnya. Jihoon yang masih sesegukkan tidak memperdulikan teritorinya yang semakin sempit karena kehadiran Lee Seokmin di kasur empuk dengan cover berwarna merah maroon ini.

Seokmin merapatkan badannya, mengusap surai kelam itu lembut. Menatap pria mungil yang matanya kini berubah sembab, karena menangis dari tadi, tanpa alasan yang di tahu pasti oleh Seokmin.


"Sayang, kamu kenapa?"

Masih tidak ada jawaban, Jihoon masih keukeuh memberikan seluruh atensinya pada benda yang menyala dihadapannya itu, sembari sesegukkan. Seokmin yang melihat penampakkan itu tersenyum hangat, Ia mulai paham apa yang terjadi. Seokmin lalu membalikkan kepalanya ke nakas disamping tempat tidur Jihoon, lalu meraih beberapa tissue.

Dengan telaten Ia menghapus jejak air mata diujung mata Jihoon, mengabaikan Jihoon yang merasa terganggu karena fokusnya terhalang oleh tissue.

Selesai dengan itu, Seokmin meraih hidung kecil Jihoon dengan tissue, seperti paham, Jihoon mengeluarkan semua produksi lembab dari hidungnya, tanpa sedikitpun mengalihkan fokusnya. Setelah merasa hidungnya bersih, Ia mengangguk kecil, Seokmin lalu membersihkan sisa-sisa lembab diujung hidungnya.

Seokmin menggulung tissue bekas itu lalu menaruhnya di nakas. Ingatkan Seokmin untuk membuangnya nanti.

.
.

Beberapa menit lamanya menatap Jihoon yang masih fokus dengan ponselnya, sembari mengelus pelan surai Jihoon yang berantakan, akhirnya fokus Jihoon teralihkan, Ia menatap Seokmin dengan mata sembabnya, mengerucutkan bibir tipisnya itu, yang membuat Seokmin gemas.

Lalu,

"Pacarnya meninggal, karena sakit, Ia tidak pernah bilang apapun pada pasangannya, karena tidak mau dikhawatirkan. Dan pacarnya selalu tampil bahagia didepannya, bahkan saat Ia marah-marah pacarnya tetap tersenyum, tanpa dia tahu kalau saat itu pacarnya sedang bertahan melawat sakit 😞"

Seokmin mendengar dengan teliti, sembari kini menggenggam jemari-jemari lentik yang sebelumnya dimonopoli benda persegi panjang dan pipih.


"Seokmin ah.... :("

"Iya sayang?" Jawab Seokmin lembut.

"Kalau sakit bilang yah, jangan bohong, aku gamau ditinggalin kamu, Jihoon sayang Seokmin....
maafin aku kalau suka marah-marah yah 😞"


Seokmin menatap sebentar pria yang dimata semua orang begitu judes, tapi akan berubah jadi manusia tsunderemanja(?) Jika mereka hanya berdua seperti ini.

Chu.....


Seokmin mengecup pelan puncak kepala Jihoon, sembari menyesap bau Mint yang menguar.


"Sayang, kamu itu keseringan baca fanfiction, sampai suka lupa mana real mana engga..."

"Aku senang kalau kamu sayang sama aku, karena aku juga sayang kamu pake banget, jadi aku gamungkin ninggalin kamu"

"Yah lagian ffnya kaya begitu, kan aku jadi ingat kamu :("

"Jadi kamu nangis karena ngebayangin aku yang mati?"

"Yah engga!! Ih..." Bibir Jihoon semakin maju, sungguh menggemaskan.

"Yah aku menangis karena ceritanya sedih, terus aku kebayang, kalau posisi dia itu mirip denganku..

...aku yang selalu marah-marah sama kamu tanpa peduli situasi..

..tanpa peduli keadaan kamu, capek kah..

..apa kamu sedang ada pikiran yang berlebih..

..aku tidak pernah memikirkan itu,

Maafkan Jihoon yang egois yah Lee Seokmin? Eung?"



Jihoon mengakhiri ucapannya dengan suara yang begitu menggemaskan di telinga Seokmin, Ia sudah tidak tahan. Seokmin mengecup seluruh sisi wajah Jihoon dengan gemas, dan berakhir di bibir peach itu. Menempel lama disana, kemudian mengulum pelan, Jihoon tak membalas. Membiarkan pria kesayangannya ini berbuat seenaknya.

Jihoon sedang tidak ingin menjadi pasangan Tsundere, fanfiction yang dia baca sebelumnya benar-benar mengena, tepat sasaran. Sesungguhnya Seokmin tahu jelas bagaimana kepribadian Jihoon bila sudah didekatnya. Terkadang saat berbicara melalui text Jihoon akan begitu dingin, tapi jika sudah bertemu Ia begitu manja. Ia akan pura-pura duduk disamping Seokmin, menempel padanya sembari memainkan game di ponselnya, padahal alasan utamanya, Ia ingin merebahkan kepalanya di bahu Seokmin, dan berharap tangan besar Lee Seokmin akan mengelus surainya dengan sayang.

Seokmin memberikan jarak bibirnya yang baru saja membuat bibir tipis Jihoon membengkak. Ia menghapus jejak-jejak basah disana lalu menatap Jihoon intens.




"Sayang, aku sayang sekali sama kamu, kalau kata anak jaman sekarang sih, udah bucin. Jadi apapun yang kamu lakukan aku gabisa marah, dimataku apa yang kamu lakukan selalu menggemaskan..

Bahkan saat kamu marah-marah cuman karena air minumnya hangat, bukan dingin,

Cuman karena Colanya botol kecil bukan botol besar...

Apapun yang Jihoon lakukan, dimata Seokmin selalu menggemaskan,

Jadi tidak perlu berfikir yang aneh-aneh..

Okay sayang?"



Jihoon menggangguk lucu, Seokmin semakin gemas...


"Kamu lucu kalau seperti ini, manja lagi.."

"Iyah.. Sama kamu doang.."


Jihoon menyamankan dirinya didalam pelukan Seokmin, merapatkan tubuhnya kedada bidang itu.


"Iyalah, harus sama aku doang, emang mau manja sama siapa lagi"

.
.
.

.
.
.

Gatau ngetik apan 😂😂😂😂
Anyway~~
Thanks for Coming~ BIGLOBEU💙💙
see ya~

Greenblue - SHSTRY
©2018
-181210-

SEOKHOON (Seokmin x Jihoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang