Sejak kapan kau di situ?

1 0 0
                                    

Lanjut ke konten

Judul Situs

BANGKU ITU TIDAK KOSONG, BU!

 yulianazainimuhammad Tak Berkategori 10 April 2018 4 Minutes

Pagi ini kelasku kedatangan murid baru. Dia pindahan dari Palembang. Menetap di sini karena ikut ayahnya yang ditugaskan kantor untuk mengurusi proyek pembangunan menara di dekat sekolah. Sebagai wali kelas, tentunya aku harus memperkenalkan dia kepada seluruh murid yang lain.

“Pagi anak-anak semua … bagaimana kabar kalian hari ini?” tanyaku memecah keheningan.

“Pagi bu ….” Serempak mereka menjawab salamku. Beberapa dari mereka terlihat mulai gaduh. Berbisik-bisik dan terdengar sesekali cekikikan. Entah apa yang mereka tertawakan.

“Pagi ini kita kedatangan kawan baru, dia pindahan dari Sumatera. Karena ayahnya ditugaskan di Bekasi, maka dia harus ikut dan akhirnya memilih untuk melanjutkan sekolah di sekolah kita.” Aku memberi penjelasan singkat sembari melirik sekilas pada anak perempuan mungil yang berdiri tepat di sampingku.

Anak itu tergolong mungil untuk ukuran anak seusianya. Rambutnya dikepang dua, hampir menyentuh bahu. Wajahnya tirus, kulitnya kuning langsat. Dengan bola mata yang sedikit besar, dan tatapannya tajam. Hidungnya lancip dan tinggi, tepat membelah kedua pipinya yang sedikit penuh dan kedua lesung pipi semakin mempermanis senyumnya.

‘Ah … gadis yang cantik dan manis sekali.’ Batinku riang.

Anak itu balas menatapku dan kami bersitatap cukup lama sebelum akhirnya aku sadar belum mengenalkan namanya pada murid-murid yang lain.

“Baiklah … sekarang kamu perkenalkan diri kepada teman-temanmu semua ya!” Aku tersenyum tipis padanya disertai anggukan kepala perlahan, dan dia … lagi-lagi balik menatap wajahku, lama!

“Kamu kenapa? Grogi ya? Atau malu?” Kuhampiri dia sembari mengusap-usap lembut bahunya, memberinya sedikit kenyamanan dan rasa aman.

“Aku harus memperkenalkan diri seperti apa bu? Bisa ibu contohkan?” Ketusnya sambil menepis tanganku yang masih mengusap-usap bahunya.

Aku sedikit terhenyak dengan tepisan tangannya. Tak menyangka dia akan menolak perhatian kecilku. Tapi tak apalah, mungkin dia hanya sedikit panik saja.

“Bisa kamu mulai dengan menyebut namamu, kemudian asal sekolahmu, lalu alasan kenapa kamu harus pindah ke sini.” Aku memberinya penjelasan singkat tentang tata cara memperkenalkan diri.

Sementara murid-murid yang lain mulai terlihat gaduh. Ada yang asyik berbicara dengan murid lainnya. Ada yang usil menjahili teman sebangkunya hingga temannya berteriak. Bahkan satu murid lelaki di pojokan belakang terlihat tengah tertidur lelap. Kelas mulai tak bisa dikondisikan. Dan aku memutuskan mengakhiri saja proses perkenalan ini daripada kelas semakin gaduh. Kupikir, nanti mereka bisa berkenalan sendiri kan, toh mereka sudah kelas lima, sudah cukup mandiri dan mengerti caranya menerima kawan baru.

“Yasudah, kamu duduk saja ya di bangku nomor dua dari belakang itu!” Kupersilakan dia menduduki bangku kosong itu.

“Bangku yang mana, bu?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BANGKU ITU TIDAK KOSONG! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang