1. Grow

2.3K 166 29
                                    




Anak-anak! Cepat ikut kami, tetap tenang dan jangan berdesakan!"

Satoru tampak menatap datar kerumunan manusia cilik seumurannya sedang riuh dan sal-ing berdesakan. Namun bukan berarti hal itu tidak menimbulkan banyak pertanyaan dikepalanya. Ia berusaha menorobos kebarisan depan, namun tubuhnya yang mungil cukup membuatnya kesulitan.

Seorang bocah bertubuh gempal berhasil menyenggolkasar punggungnya hingga membuat tubuhnya terjerembab.

"Ugh!" leguhnya sakit.

Sebuah tangan mungil terulur didepan wajahnya, "Satoru cepat, kita harus segera pergi dari sisni!"

Tanpa pikir panjang pun Satoru segera menggapai uluran tangan itu, "Terimakasih Natsuki, tapi tunggu kenapa kita harus segera pergi, bukankah kita baru sampai?"

Raut heran jelas sangat terlihat diwajah polos Satoru, pasalnya Akademi sedang mengadakan pen-genalan tentang Hutan. Tujuannya agar para murid dapat terbiasa saat melaksanakan misi nantinya. Dan pagi tadi mereka semua sudah berjalan jauh untuk sampi di hutan itu. Dan saat beberapa menit yang lalu Satoru menginjakan kakinya dihutan yang dimaksud para guru menghimbau untuk segera pergi dari sana?

"Aku tidak tau jelasnya, tapi katanya Desa sedang dalam keadaan siaga, dan kita diharuskan untuk segera mengungsi." Ujar bocah laki-laki yang dipanggil Natsuki.

Pun mereka segera bergegas meninggalkan tempat itu. Berusaha mengejar rombongan yang sudah jauh didepan mereka.


                                                                                    -o0o-






"Sakura-san! Pasien ditenda B! Badannya  kejang-kejang dan muntah darah, apa yang harus kami lakukan!?"

Wanita itu-Sakura, hanya dapat memejamkan matanya, kemudian dengan sorot teduhnya menatap lekat Juniornya yang sedang dipenuhi rasa panik itu. Pun sebuah gelengan pelan ia lakukan, dan hal itu cukup membuat sang Junior terkejut dan menunduk sedih, kemudian mengangguk dan pergi dari tendanya.

Ya, pembuluh darah pasien itu sudah pecah. Otomatis racun dari Kunai atau Shuriken musuh sudah menyebar luas. Hanya 8% kemungkinan dapat diselamatkan. Tapi dalam keadaan genting seperti ini, menyelamatkan orang dengan harapan hidup diatas 40% yang menjadi prioritas.

Efisienitas waktu dan daya. Itulah prinsip seorang medic-nin saat berada dimedan perang maupun penanggulangan bencana. Suntik mati, itulah solusi pal-ing baik untuk saat ini.

Ternyata ini alasannya, prianya kembali dengan membawa informasi berguna. Setidaknya Desa jadi bisa mempersiapkan kemungkinan penyerangan Madara, sehingga korban tidak jatuh terlalu banyak dan ada waktu untuk mengungsikan orang tua dan anak-anak.

Bola mata emerald Sakura membulat sempurna. Pagi tadi putranya pamit pergi ke hutan utara karena acara Akademi, sedang hutan utara adalah yang paling dekat dengan titik lokasi perang.

"H-haruno-san,"

"Uh, I-iya." Ujar Sakura terbata yang baru sadar dari lamunannya. Sungguh hatinya kalut, ia tidak bisa tenang jika bekerja dalam keadaan seperti ini. Raganya ada didivisi pengobatan, tapi pikirannya melayang dan selalu tertuju pada putranya.

TBOU- Born From The PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang