1

34 2 0
                                    

"Tuing"
Suara itu terdengar hampir tiga kali. Aku bergegas menghampiri benda pipih tersebut dan membuka sebuah pesan yang dikirim dari seorang teman.

"Bro, ayo _ngopsan!_ (ngopi santai)."

Tanpa membalas, bergegas kusambar topi dan jaket kebanggaan. Kebanggaan? Ya, sebab, ke mana pun aku pergi, jaket itulah yang selalu menemani.

Oh iya, namaku Hasan umur 23 tahun masih lajang belum pernah pacaran sampai sekarang. Hobby mengunjungi hutan hingga menikmati pantai bisa di bilang bocah petualang. Ciri fisik, tinggi kurus rambut berantakan kulit sawo matang, memiliki banyak teman. Sekilas bisa kan menggambarkan tentang ku?

Oke sudah kenal kan? Lanjut ke cerita. Tepat pukul 19.23 aku sampai di depan kedai kopi Lagista tempat nongkrongku. Tak berselang lama ada seseorang memanggil.

"Cink". Serentak aku langsung menengok mencari sumber suara tersebut. Dari kejauhan seseorang melambaikan tangan nya, akupun mendekati.

"Hallo bro! gimana kabarnya?" Kataku menyapa seorang cewek yang bernama Nanda serta dua orang cowok Andik dan Deni di meja nomer tujuh, yang masih belum tersedia hidangan satupun istilah kerennya meja bersih. Lalu satu demi satu berjabah tangan dengan ku.

Berselang beberapa menit ada seorang cewek cantik berpakaian rapi datang menghampiri kami membawa sebuah catatan kecil dan sebuah buku di tangan kiri. Dengan senyum manisnya dia menyapa "selamat malam mas, mbak. Silakan memilih menunya" sambil menjulurkan sebuah buku dari tangannya.

"Malam mbak cantik" sahut Deni dengan sedikit menggoda. Singkat cerita, kami memesan segelas capuccino panas, 2 cangkir kopi dan segelas jus alpukat.

Sambil menunggu pesanan kami pun berbincang-bincang, bertukar pikiran serta saling berbagi cerita tentang kesibukan masing-masing.

"Den gimana pekerjaan, lancarkan?" Tanya Andik ke Deni sambil memainkan hp miliknya.
"Iya Den, gimana pekerjaan mu?" Kata Nanda menyusul.

Deni adalah satu-satunya dari kami berempat  yang pekerjaannya lumayan mapan, dia menjadi Supervisor di suatu perusahaan makanan. Sedangkan Nanda dan Andik bekerja di sebuah minimarket. Dan aku bekerja sebagai marketing Farmasi.

"Alhamdulillah lancar jaya"jawab Deni dengan senyuman. Dan balik bertanya kepada mereka.

Di tengah-tengah obrolan seorang karyawan menghampiri. "Capuccino panas, 2 cangkir kopi, dan 1 jus alpukat?" Dengan membawa pesanan yang telah di sebutkan.

"Iya mbak" ucapku dengan sedikit senyuman.
Dan kamipun menyantap pesanan dengan melanjutkan obrolan.

"Week and kemana nih?" Kataku sambil meminum secangkir kopi yang masih dengan kehangatan nya.

Serentak dengan kekompakan "kalo mendaki gimana?" lanjut ujar nanda"iya udah lama gak naik gunung, jadi rindu" terkekeh kecil dengan sedikit senyum manisnya.

"Rindu siapa? Dia yang jatuh keselokan waktu itu?" Sindir Deni dengan sikap tengilnya.

Tanpa perintah semua tertawa dengan keras "hahahaha" mengingatkan Kejadian itu.

"Jadi, kita kemana?" Kata ku dengan expresi menahan tawa.
"Sindoro,Lawu,Merbabu atau Semeru" lanjut dengan memberikan pilihan gunung yang akan di kunjungi.

"Semeru aja gimana?? Kita kan belom pernah kesana"

Singkat cerita semua mengiyakan untuk mengunjungi gunung tertinggi di pulau Jawa itu, dengan pesona indah yang ditawarkan nya. Siapa sih yang tak mau mengunjunginya.
Dan dengan inipun semua menunjukku sebagai tour leader nya mereka.

Ceritanya makin ngawur gak jelas, kasi masukan saran serta apapun yang bisa membangun
Please kasih masukan. Masih pemula

The LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang