Prolog

12 5 6
                                    

Seulas senyuman terukir di bibirnya dengan paksa, terlihat sedikit gemetaran hingga yang ditatap tak membalas. Lalu senyum itu pun hilang bersamaan mata yang tak lagi terpaut.

Gadis berambut cokelat itu merunduk menatap sepasang sepatu miliknya yang kotor. Selang beberapa menit sepasang sepatu pantofel berwarna cokelat tua yang tak kalah kotornya pun ditatapnya, membuat ia sedikit mendongak menatap sosok laki-laki yang sejak beberapa menit lalu menyisakan jarak dua meter darinya.

Wajah tanpa ekspresi itu mengarahkan pandangannya lurus-lurus.

Hingga pada detik setelahnya bibir tipis berwarna merah muda itu bergerak melontarkan kata, "Maaf."

Angin yang berembus dingin tiba-tiba menjadi hangat. Telinga mungil itu berubah memerah. Desiran nyeri perlahan menghancurkan titik pertahanannya.

Gadis bermata cokelat itu pun mendongak sempurna setelah menyadari sepatu yang berada di hadapannya menghilang saat suara langkah kaki terdengar semakin lama semakin mengikis.

Perlahan pipinya menghangat lantaran dialiri air bening yang berasal dari matanya. Sedikit buram ia memaksa kedua matanya menatap punggung laki-laki yang kemudian menghilang saat sosoknya berbelok ke arah bangunan yang menjulang tinggi.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang