Di tengah kebun teh kawasan Puncak Bogor yang luas. Sejuk udara pagi pegunungan, di sebuah gubuk kecil yang sudah usang, terlihat seorang pemuda sedang memeriksa perkakas kebun. Memilah mana yang cocok dengan yang akan dikerjakannya hari ini. Dia mengambil sabit, dan golok. Golok dia ikat di pinggang kirinyaa, sedangkan sabit dia pegang dengan tangan kananya. Kemudian dia berjalan menuju pinggiran kebun teh. Terlihat rumput gulma yang sudah meninggi hampir sepinggang orang dewasa. Dia mulai pekerjaannya. Tanganya begitu cekatan mengayunkan sabit. Ayunannya begitu halus, dan lentur, seperti tidak bertenaga. Tetapi dalam sekali ayunan segunduk rumput gulma berhasil dia potong. Dengan gerakan konstan, dia terus melaju menyisir pinggiran kebun, seperti mesin pemangkas rumput. Tidak lama kemudian dia sampai di ujung kebun, dia berhenti kaget. Matanya terbelalak, bibirnya tersenyum simpul. "ciihh, anying miceun cangcut sisi kebon". "heran aing, daek ngentot di ruyuk kieu". Rupanya yang membuat pemuda itu kaget adalah setumpuk pakaian dalam wanita yang entah datang dari mana berada di kebunnya. Pakaian dalam itu berwarna merah muda, kondisinya masih bagus dan bersih. Mungkin itu yang menjadi dasar pemikiran yang ada di kepala pemuda itu, bahwa pakaian dalam yang dia temukan adalah bekas orang yang melakukan hubungan seks di kebunnya. Pemuda itu tidak pernah menyangka, apa yang dia temukan pagi-pagi di kebun tehnya akan menjadi temuan besar.
Tidak lama setelah temuan aneh itu, dia melanjutkan pekerjaanya memangkas rumput. Satu dua gundukan rumput dia pangkas, tiba-tiba dia berhenti. "bau hanyir naon iyeu?". Hidungnya mengendus-ngendus menelusuri bau yang dia cium. Pandangannya menelisik, tangannya menyingkap rerumputan. Sontak dia kaget dengan apa yang ditemukannya. ceceran darah segar. Lebih jauh lagi dia menelusuri ceceran darah tersebut, sampailah dia di parit yang ada dibawah lereng kebun tehnya. "astagfirullah,, allahu akbar". Dengan terus menyebut kalimat itu, dia lari tidak karuan, mukanya pucat pasi, keringat dingin menyebar disekujur tubuhnya. Nafasnya tersengal, saat dia melewati jalan setapak di pinggiran kebun tehnya. Sesekali dia tersandung. Tetapi dia bangkit kembali, terus berlari, bercampur dengan aura kecemasan yang tersirat di mukanya.
Petangpun datang, kebun teh yang tadi pagi sunyi, kini dipenuhi kerumuan warga. Tua, muda, anak-anak, bahkan sampai kakek, nenek. Semuanya berkerumun di tempat yang membuat seorang pemuda lari terbirit-birit penuh ketakutan. Seolah tak mau kalah, media sosdial pun ramai memperbincangkan temuan tadi pagi. berita mulai tersebar secara luas. Kejadian yang menggemparkan daerah puncak Bogor. Penemuan mayat wanita, dengan penuh luka mengerikan. Pertanyaan terbesarnya adalah, "siapa orang yang tega melakukan hal biadab kepada seorang wanita?". Dan, "siapa wanita itu?". Warga sekitar tidak ada mengenali sosok wanita yang menjadi korban pembunuhan sadis itu. Sebagian besar warga menganggap korban adalah warga daerah lain yang sedang liburan.
YOU ARE READING
VILA
HorrorKepergian selalu mendatangkan kekecewaan. Kekecewaan selalu membekas. Ketika perasaan-perasaan menyakitkan itu tidak bisa dirangkul. Maka timbulah dendam. Dendam yang akhirnya menyeret seseorang ke lubang kegelapan. Liar.....