Taman Kota

9 3 0
                                    

Malam itu udara sangat damai meski terasa dingin. Semilir angin berhembus kencang di pertengahan musim kemarau.

Dinda mengeratkan jaket yang membalut tubuhnya. Usai membereskan pekerjaan dan kios nya ia beranjak ke sebuah kursi tak jauh dari sebuah counter pulsa dan duduk disana.

"Mbak, dinda mau ikut charge hp dong. Lowbet banget nih buat ngontek jemputan soalnya, hehe" Ucapnya dengan cengiran lebar pada April penjaga kios tersebut.

"Jemputan siapa nih? Bebep yah?" Goda April.

"Iya biasa mbak, bebep ojek hihi" Canda nya kepada April sembari menyodorkan handphonenya.

"Haha ya ampun kirain bebep beneran"

"Mana ada mbak bebep aku mana bisa jemput aku" Ucap Dinda dengan raut wajah acuh.

"Yang sabar yah hihi"

Dinda dan April memang sudah sangat akrab meskipun belum lama mereka saling kenal. Pada awalnya Dinda kira April masih beberapa tahun diatas nya, namun ternyata dia sudah berumur hampir 30 tahun dan sudah memiliki anak perempuan bernama Riri. Namun memang April memiliki wajah dan aura yg baik sehingga ia terlihat masih umur 23.

Dinda sendiri masih berumur 18 tahun dan baru lulus dari SMA. Tak lama setelah lulus Dinda langsung mencari pekerjaan dan akhirnya bekerja di sebuah kios Teh. Kios Teh ini sebenarnya tidak hanya ada satu melainkan ada 7 kios yang setiap harinya terdapat rolling jaga. Yang jam kerja nya pun berbeda di setiap kios. Meskipun begitu akan tetapi jarak setiap kios memang tidak terlalu jauh dan masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Dengan sistem rolling begitu Dinda pun memiliki banyak teman yang salah satunya April.

Hari ini Dinda kebagian jaga di depan toserba Sinar. Kebetulan dekat toserba Sinar ada 2 kios yang lumayan dekat dengan kiosnya yang dijaga oleh kedua temannya. Jam kerja mereka pun sama dengan Dinda yaitu sampai pukul 7 malam. Kedua temanya itu adalah Indah dan Dena. Sebelumnya mereka sudah janji akan mengunjungi Dinda sebelum pulang. Namun sampai sekarang waktu menunjukan pukul setengah delapan malam mereka berdua belum muncul juga. Akhirnya Dinda pun menunggu mereka sambil bercengkrama dengan April di kiosnya.

Baru saja Dinda berkata dalam hati, yang di tunggu pun tiba.

"Hai hai Dindaaa..." Sapa Indah dengan gaya genit yang khas nya.

"Dinda sama mbak April lagi apa nih?" Sapa Dena kemudian.

"Halo, ndah.. den.." Balas April.

"Kalian abis ngapain sih tumben tutup kios aja lama." Tanya Dinda langsung.

"Hehe biasalah aku kan harus sedikit touch up, Din." Cengir Indah.

"Ohh gitu."

"Emang kamu nungguin kita Din? Katanya mau langsung pulang?" Tanya Dena.

"Gak nungguin kalian sih, aku lagi ikut charge hp, biasa."

"Ohh.. Eh sambil tunggu hp kamu full mending cari makan yuk? Tamkot yuk?" Ajak Indah.

"Ehmmm.. Males sih mager tau" Jawab Dinda.

"Ayolah Din ikut aku sekalian anter aku hehe" Cengir Indah sambil memberi kode mengedipkan matanya.

Dinda agak sedikit heran. Kalau sudah begini biasanya ada sesuatu, batin Dinda.

"Iya Din ayolah temenin aku yuk soalnya si Indah ini mau ketemuan sama cowok, kan ga lucu kalo aku cuma sendirian malah jadi obat nyamuk." Pinta Dena sedikit memohon.

"Oke fine. Let's go."

Mereka bertiga pun beranjak dan berjalan beriringan menuju Taman Kota yang tak jauh dari situ. Mbak April yang melihat nya cuman bisa geleng geleng. Merka bertiga memang seumuran dan sama sama baru lulus, jadi tidak heran kalo mereka terlihat masih kekanakan.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang