Tidak ada yang jauh lebih baik selain melepaskan sesuatu. Biarkan kehidupan yang menuntun dan mengajarkannya berbagai hal.
Rindu Aksara Cintya
~♡~
PENGUSAHA MUDA THOMAS GAOZAN MENIKAHI VALERIE ARTIS CANTIK DENGAN BAYARAN SELANGIT
~
VALERIE GAOZAN RESMI MEMILIKI ANAK
~
ARBAS GAOZAN ANAK DARI VALERIE DAN THOMAS GAOZAN DISIAPKAN UNTUK MENJADI PENERUS PERUSAHAAN PULP AND PAPER
~
Tidak ada yang salah dengan semua kalimat yang baru saja dibaca Arbas. Cowok berusia tujuh belas tahun dengan senyum menawan itu kembali membaca koran dan majalah lama yang memang sengaja disimpan oleh Valerie. Semua tulisan itu ada di headline news koran dan majalah yang terbit di tahun 2000'an. Entah apa tujuan Bunda menyimpan semua koran dan majalah lama yang sudah menguning kertasnya dimakan waktu. Bibi Arsih pernah bercerita tentang Bunda ketika usia Arbas masih tujuh tahun. Kata Bik Arsih, Bunda adalah artis yang hebat. Wajah Bunda hampir ada disemua layar televisi pada waktu itu. Bibi Arsih adalah orang yang merawat Arbas dari semenjak lahir sampai sekarang. Walaupun belakangan ini Bik Arsih lebih memperhatikan Ayyara dibandingkan dirinya karena perintah dari Bunda dan Papah. Tapi Arbas tetap menganggap Bik Arsih adalah orang yang spesial dan sangat berharga di hidupnya.
Ketukan halus dari daun pintu yang setengah terbuka membuat Arbas menoleh. "Den." Bibi Arsih masuk dengan ragu kedalam ruangan. "Den Arbas mau makan dulu? Bibi masakin nasi goreng pakai ayam suir kesukan Den Arbas." Hati Arbas rasanya terkoyak melihat sosok yang sudah tua dihadapannya. Mungkin Bik Arsih jadi satu-satunya orang yang paling merasa kehilangan Arbas jika cowok bertubuh jangkung itu benar-benar meninggalkan rumah.
Arbas tersenyum seraya mengangguk. "Dibungkus aja ya Bik. Arbas ngga bisa lama-lama dirumah." Arbas maju mendekat, memeluk tubuh gempal Bik Arsih yang sudah lama merawatnya. "Bik maafin Arbas ya kalau suka ngerepotin Bibi."
Bibi Arsih terisak. Arbas sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Setelah kepergian suaminya, Bik Arsih memilih merantau ke Ibu kota. Takdir Tuhan yang menuntunya kepada keluarga kecil ini. Ia merawat Arbas dan menganggapnya sebagai anak, begitupun dengan Ayyara. Bik Arsih menyeka air matanya. "Den, Bibi berdoa semoga keputusan apapun yang Den Arbas ambil selalu benar. Bibi yakin Den Arbas orang yang baik." Bik Arsih mengelus lembut bahu Arbas. "Bibi bungkusin nasi goreng dulu ya Den. Tunggu sebentar."
Arbas tahu keputusannya ini adalah hal yang amat sangat bodoh. Keluar dari rumah dengan semua fasilitas yang ia butuhkan bukanlah perkara yang mudah. Tapi Arbas sudah muak diperlakukan layaknya robot. Arbas ingin hidupnya bebas seperti remaja lainnya. Arbas ingin hidupnya terbebas dari nama keluarganya yang sudah terpandang. Marga Gaozan yang melekat jadi nama belakangnya sudah cukup membuat hidupnya jadi terkekang.
"Bas." Panggil Thomas dari balik pintu. "Papah mau ngomong sama kamu." Arbas menarik napas panjang. Kakinya langsung melangkah keluar dan berjalan menuju ruang keluarga.
Thomas dan Valerie duduk bersebelahan. Arbas mengambil tempat didepan keduanya, menatap wajah Thomas dan Valerie bergantian. "Ada apa?" Tanya Arbas singkat. Seharusnya ia tidak perlu bertanya itu. Harusnya Arbas sudah mengerti kenapa dirinya duduk diruang keluarga yang hanya digunakan untuk mengeksekusi dia dan adiknya ketika salah. Jika kata eksekusi bagimu terdengar lebay, mungkin kau harus merasakan duduk berhadapan dengan Thomas dan Valerie ditambah sorot mata tajam yang menatap mu tanpa henti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Aksara Cintya
Teen FictionDingin, angkuh, keras kepala, sombong dan masih banyak lagi sifat jelek yang melekat dalam diri Arbas Aldan Gaozan. Laki-laki dengan sorot mata tajam dan tubuh tinggi itu masuk kedalam jajaran Siswa terkenal di SMA Harapan Bangsa Satu. Sifat Arbas y...