Rintik hujan turun membasahi kota Jakarta siang ini. Bunyi hujan terdengar begitu nyaring dari tempat Dysa saat ini. Gadis berambut pendek itu duduk tepat di tepi jendela sambil membaca buku biologi tebal untuk kelas 12.
Sudah menjadi kebiasaannya setiap jam istirahat. Menghabiskan berpuluh menit waktu istirahat di perpustakaan sembari membaca buku-buku tebal. Demi mengejar materi-materi yang sudah tertinggal jauh.
Sekolahnya dulu adalah sekolah biasa-biasa saja. Materinya tidak sesulit di sekolah sekarang namun tertinggal cukup jauh sehingga dia harus belajar sendiri agar tidak terlihat bodoh diantara murid lainnya.
Dysa, nama gadis itu. Gadis asli Bengkulu yang tiba-tiba pindah ke Jakarta bersama ibunya.
"Ya ampun Sa dari tadi gue nyariin ternyata lo di sini ya," oceh Via begitu jumpa dengan Dysa.
Gadis berkulit gelap itu menghampiri Dysa dengan raut wajah khawatir. Ia menutup buku yang dipegang Dysa lalu meletakkannya asal ke dalam rak. Membuat Dysa bingung dengan tingkah teman sebangkunya ini.
"Kenapa?" tanya Dysa tidak bisa menutupi rasa penasarannya.
"Gawat Sa, lo harus ikut gue balik kelas."
Kening Dysa mengerut namun tak lama tangannya ditarik keluar oleh Via. Dengan langkah terburu-buru mereka kembali ke kelas, hampir saja Dysa jatuh saat turun tangga, untungnya ia sempat memegang dinding sehingga tubuhnya kembali seimbang.
Raut wajah Dysa berubah bingung mendapati suasana kelas yang sangat heboh, "kenapa Vi?"
"Kita lupa kalau hari ini ada tugas," Via menyengir kuda, "lo udah siap kan?" tanya Via dengan mata berbinar-binar.
Terpaksa Dysa mengangguk, "Yes!! Mantap," sorak Via senang, "Woi si Dysa udah ni." Via memanggil teman-temannya untuk menyontek tugas matematika yang semalam dikerjakan Dysa mati-matian.
***
Percaya atau tidak selama hampir 12 tahun bersekolah baru kali ini Dysa bolos jam pelajaran. Akibat ulah Via, ia harus berada di UKS selama jam pelajaran sejarah berlangsung.
Karena Via yang terlalu fokus pada matematika, ia sampai lupa mengerjakan tugas sejarah. Daripada diusir lebih baik ia keluar saja, begitu pikirnya. Dengan alasan pura-pura sakit ia meminta izin keluar ke UKS dan parahnya ia sampai menyeret Dysa ke dalam dramanya.
Kesal? Tentu saja. Dysa harus menjalani satu jam kedepan dengan menatap langit-langit sedangkan Via malah sibuk menelepon kekasihnya.
"Sa," panggil Via.
Dysa menoleh dan mendapati Via sudah mematikan ponselnya, "iya."
"Gue laper."
"Jadi?"
"Beliin gue makan dong."
"Kamu kan bisa pergi sendiri."
"Yah gimana sih lo, gue kan lagi sakit."
"Kamu kan pura-pura sakit bukan sakit beneran," ucap Dysa kesal tetapi bukan Via namanya kalau harus mengalah. Ia tetap bersikeras menyuruh Dysa ke kantin, membelikannya nasi goreng Mba Yem.
Terpaksa Dysa mengalah. Setelah mengambil uang dari Via ia pergi ke kantin.
Saat ini suasana kantin sangat sepi jadi Dysa tidak perlu mengantri lama demi seporsi nasi goreng legendaris di SMA Bintang.
"Mbak nasi gorengnya 5 ya, pedes."
Dysa menoleh ke samping. Memperhatikan laki-laki di sampingnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tampak familiar baginya.
"Kenapa liat-liat? Kamu naksir saya ya?"
Sontak Dysa tersadar lalu buang muka. Sayangnya laki-laki itu malah tertarik menggoda Dysa, terlebih lagi setelah melihat rona merah di wajahnya.
"Kalau suka ngaku aja. Saya emang tampan kok, mau kenalan?" tawar laki-laki itu, namun Dysa tetap cuek.
"Cuek banget sih. Gak kenal artinya gak sayang, kalau kamu mau saya sayang ayuk kenalan dulu. Saya Alfa." Lelaki bernama Alfa itu menjulurkan tangannya.
Dysa menatap uluran tangan itu sekilas, "Dysa," jawabnya singkat.
Alfa tersenyum kikuk lalu menarik kembali uluran tangannya, "wah saya sedih loh ini, masa kamu gak mau jabat tangan saya."
"Bukan muhrim," ujar Dysa pelan.
"Oh maaf saya kira kamu non-muslim soalnya kamu pakai kalung salib." Alfa menunjuk kalung dengan liontin salib yang dipakai Dysa.
Sontak Dysa menyembunyikan kalungnya kemudian segera pergi dari hadapan Alfa, padahal nasi goreng pesanannya belum siap.
---
Kalau punya kesempatan buat bertemu lagi dengan seseorang, siapa orang itu?
---
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rain
Teen FictionBagaimana rasanya jika bertemu kembali dengan cinta pertamamu? SMA Bintang menjadi saksi bisu kisah masa remaja Dysa dan Alfa. Jatuh cinta dalam diam, pengkhianatan, patah hati semua sudah dirasakan. Jadi, apa kau mau menjadi saksi jalan hidup Dysa?