SAAT ITU....
Sudah terbiasa sendiri sejak kepergian Ibuku 6 tahun yang lalu saat itu juga Ayahku hilang entah kemana, seolah terbiasa hidup mandiri tanpa keluarga yang lengkap dan utuh. Sekarang aku dan mba-sebutanku untuk kakak perempuanku tinggal bersama kakek dan nenek-mereka orang tua Ibuku. Sudah 5 tahun lebih kami tinggal bersama, aku merasa hidupku lebih baik, aku juga sudah bisa memperbaiki pola makanku, kini aku lebih sehat dan terawat tentunya karena kasih sayang dari kakek dan nenekku. kakakku, ka Vina, ia sudah mendapatkan pekerjaan yang baik disana, di Bandung, kuharap ia bisa merubah nasibnya.
Hari ini seperti biasa, aku berangkat kekampus naik angkutan umum. Setelah sampai, aku langsung turun dan menuju kelasku yang berada di pojok sana. Aku, Kesha-sahabatku, dan teman-teman lainnya bergegas menuju ke gerbang belakang-untuk gladi bersih acara ulang tahun kampusku. Aku melihat anak-anak sekolah dasar yang sedang berjalan menuju sekolahnya-kebetulan lapangan belakang kampuskuku terbuka disana terdapat bangunan sekolah dasar jadi aku bisa melihat anak-anak SD. Tiba-tiba saat aku melihat salah satu anak digerombolan itu, aku teringat sahabatku Kai. Anak itu terlihat seperti Kai dulu, gendut, tinggi, kulit sawo matang, dan potongan rambutnya pun terlihat sama.
Saat itu, tepatnya 10 tahun yang lalu, saat aku dan Kai duduk dibangku kelas 3 SD, Kai pindah ikut dengan Ayahnya. Ia pergi saat aku sedang dirumah Nenekku, aku sedih, kecewa, mengapa Ia tak mau berpamitan denganku? Hari-hari kulewati, rasanya begitu bosan, biasanya saat Adzan Ashar ia yang selalu membangunkanku. Ia selalu memanggil namaku "Shaf... Shafira... bangun... udah sore nih kamu ngga mau main nih, aku punya mainan baru lho!" aku benar-benar mendengarnya Cuma ya.. saat itu aku malas untuk membuka mata. Kemudian suaranya menghilang, ah.. biarkan saja nanti juga balik lagi. " Shafira bangun, Kai udah nunggu tuh, sana main jangan tidur mulu," benar dugaanku, kalau ibuku sudah bicara begitu pasti Kai masih disini menungguku, lalu aku bangkit dari mimpi indahku seraya membetulkan kuciranku " hm... yaudah deh bu"
"eh Shafira! Liat deh aku bawa apa?"
"wah... monopoli!!" aku loncat kegirangan, ia tersenyum kepadaku. "yok kita main"
"ayok!!" ajakku.
Hari itu, jadi hari akhir aku bertemu dan bermain bersama Kai. Sejak saat itu, aku tak pernah lagi mendengar kabarnya. Banyak tetangga yang beranggapa bahwa Kai pindah karena pakssan dari Ayah dan Ibu tirinya.
Sejak saat itu, sampai sekarang aku tak pernah lagi berkontak dengannya.
" Kai, kamu tahukan tante Ida, ibuku. Beliau sudah pergi jauh disana bertemu Umimu. Kai masih ingatkan kamu sama aku? Shafira, Shafira Dentta, sahabat kecilmu. Aku rindu kamu Kai, Kai Pratista, bagaimana kamu sekarang sehat kan? Kamu tahu aku sering main kerumah eyangmu disana aku main dengan ka Dina, ka Edo, om, tante, aku main kerumah eyangmu kadang dengan ka Vina, kadang sendirian. Sekarang sudah jarang karena aku sekarang ada di Jogja, aku kuliah diJogja, kai. Kai kamu tahu? Aku selalu tanya kabarmu ke ka Dina, katanya kamu tambah tinggi, benarkah? Dan tidak berubah masih sama seperti dulu, berkacamata. Aku juga, masih Shafira yang dulu, tidak akan berubah, Shafira masih sama. Masih sahabatmu yang selalu menunggumu."
"Woy, Shaf bengong bae mikirin apa lo? Yuk kita ke lapangan udah ditunggu PakBay tuh" kata Kesya sahabatku. Aku tersadar dari lamunanku, segera aku bangkit dan menuju ke lapangan belakang.
To: Kai Pratista
Kai.... jangan pernah lupain persahabatan yang sudah kita jalin dari kecil ya... aku sayang sama kamu,kamu sudah seperti kakakku, jangan lupain aku Kai. Dimanapun kamu sekarang, aku selalu menunggu kamu. Aku tunggu kabar baikmu Kai. I miss you to the moon and back.
From: Shafira Dentta
Terima kasih, Kai, hadirmu saat itu buat masa kecilku berwarna.

YOU ARE READING
KAISHA
RomanceIni cerpen pertama aku. jadi mohon kerjasamanya ya:) Mungkin aku akan lanjutin cerpen ini jadi chapter-chapter.