"Mau makan apa nih?" tanya Minho kepada semua anak-anak bujang.
"Gue sih maunya opor ayam."
"Rendang."
"Tempe orek."
Minho langsung menggelengkan kepalanya, "Adanya indomie doang."
"Ngapain nanya kalo gitu panjul!!" kata Jisung ngegas.
"formalitas aja sih."
"Ndasmu formal." Woojin juga mulai kesel.
"Kagak ada apa-apa njir. Cuma mie 2 bungkus. Masa mau dimakan bersembilan?" Minho mengacak lemari makanan.
"Anjer, udah tau kita kalau makan porsi kuli semua. Apalagi Cakra." Jisung mulai membully Changbin.
"KOK GUE SIH, NJING?!" kata Changbin dengan tidak santainya.
"Tahan Cak, tahan." ucap Chan.
"Heh, lu pada berantem. Pangeran kelaperan nih." Hyunjin memegangi perutnya dramatis.
"Yang ada koe yang must beli makanan. This kosan kan punya lu." Felix menoyor kepala Hyunjin.
"Bagus Dil, orang ga berguna kayak Juki toyor aja palanya." ini yang ngomong Seungmin.
"Lo pada jangan kayak orang miskin ngapa! Ayok belanja bulanan!" ajak Changbin.
"Emang lo punya duit, Cak?" tanya Minho.
"Gue ada sih. Goceng dikamar."
"Woi, lo mau makan permen doang, Kak?!" Jeongin sekarang yang kesel.
"Udah-udah, kita patungan aja. Belanja ke pasar kita." saran Seungmin.
"Ayok dah, sekalian loakin Kak Cakra." kata Jeongin kemusuhan.
•••
Setelah sesi bacot-membacot selesai, akhirnya sembilan bujang itu pergi belanja ke pasar. Iya, bersembilan.
Sembilan cogan yang mirip boyband korea. Membawa tas belanja sambil belanja sayur-mayur. Silahkan dibayangkan.
"Ini kita bagi kelompok aja mau gak?" saran Chan.
"Yaudah, entar kalau belanjanya, berame-rame dibilang preman lagi." Changbin setuju dengan saran Chan.
Padahal Cakra emang mental preman.
"Sip dah. Gue sama Pakle, Nimin. Juki, Arjun, sama Santo. Cakra, Fadil sama Jibran." kata Chan membagi kelompoknya.
( kelompok 1: chan, woojin, minho.
kelompok 2: hyunjin, jeongin, seungmin.
kelompok 3: changbin, felix, jisung.)•••
Kelompok 1
"Kita beli apa aja nih?" tanya Minho sambil membawa tas belanja.
Woojin mengeluarkan catatan kecil dari saku celananya, "Kita kebagian beli sayur sama bumbu dapur sih."
"Oke." jawab Minho.
Minho langsung berjalan masuk kedalam pasar. Sedangkan perhatian Chan terfokus pada keramaian diluar pasar.
"WEHH AYOK SEMUA DIGOYANG YOK!"
"ASEK-ASEK."
"Widih, seru tuh." Chan menghampiri keramaian itu. Lalu ia melihat ada penyanyi dangdut yang sedang menari-nari seronok.
"Woi, Chandika lo ngapa-- WIDIHH ASEK NIH." Woojin menepuk bahu Chan. Lalu ia melihat penyanyi dangdut itu. Banyak juga pria yang berkumpul sambil menyawer.
Chan sebenernya juga mau nyawer. Tapi apa daya, duit pas-pasan buat makan.
"Ayok, ada yang mau sumbang suaranya?" teriak bapak yang lagi megang mikrofon.
Jadi itu semacam dangdut keliling, tapi penontonnya boleh partisipasi.
"GUE MAU!" Woojin teriak dengan tidak santainya.
"Widih slow masnya, ayok silahkan. Lumayan loh entar disawer." bapak-bapak itu kemudian memberi mikrofonnya ke Woojin.
"Wah gila si pakle."
"satu dua tiga."
"Ati ku rasane loro~
Nyawang koe rabi ro wong liyo
Nangis getih eluhku, remuk ajur rosoku
Kowe tego ninggal aku~Mas opo koe lali
Karo sumpah janjimu
Biyen bakal ngancani
Urip tekan matikuPancane koe tego~
Medot tali asmoro
Rabi karo wong liyo, mblenjani trenoku nelongso~"Nella Kharisma- Ditinggal Rabi
Bapak-bapak auto kabur. Chan cuma geleng-geleng kepala, dan ikut kabur juga.
"Bukan temen gue, sumpah bukan." gumam Chan sambil ninggalin Woojin.
Woojin yang dari tadi asik nyanyi sambil goyang baru menyadari hilangnya para penonton.
"Mas, cukup mas. Mas goyang gluget-gluget gitu bikin penonton geli." ucap bapak yang tadi.
Lagi-lagi Woojin tersenyum manis. "Bapak, pasti akan tercengang jika nanti melihat saya bernyanyi di acara dangdut academy. Tunggu saja pak, akan ada saatnya."
"Kalau saya udah jadi pedangdut kelas internasional. Bapak gaboleh minta poto yak." Woojin akhirnya pergi setelah berpesan kepada bapak itu.
"Edan."
Meanwhile Minho
"Neng, kita tukeran tulang yuk?"
"Hah?"
"Eneng jadi tulang rusuk aa', aa' jadi tulang punggung eneng. Kiw."
Mbok-mbok penjual sayur langsung lemah seperti anak perawan.
"a', ayok sini jadi suami muda eneng."
"Tapi kangkung dua kilo, lengkuas, jahe, tomat, cabai, gratisin ya neng?"
"Iya a' iya. Apasih yang enggak buat aa'"
Minho langsung mengambil belanjaannya dan kabur secepat mungkin.
'Horror itu ibu-ibu. Gapapa lah. Duit belanja bisa gue korupsi. HAHAH.'
Minho emang ga waras.
•••
Makasih banyak vomment nya!Maaf kalo ceritanya ga jelas hikd. Anw, ini masih ada part 2 nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
9BOEDJANGAN ft. 𝐒𝐭𝐫𝐚𝐲𝐤𝐢𝐝𝐬 [discontinued]
Fanfiction9BOEDJANGAN bukan kaleng-kaleng [ warn ] garing banget sumpah.