Malam mencekam dengan teriakan yang sahut menyahut. Sebuah bom telah jatuh ke camp pengungsian. Para warga berlomba-lomba keluar.
Banyak diantara mereka menjadi korban. Diantara para warga yang Sedang berduka, seorang anak kecil sedang menangis.
Bajunya penuh dengan noda darah.
"Ayah...., ibu....." sebuah senyuman tipis yang menyayat hati jika dilihat tampak di wajah manisnya.
***
Matahari mulai menyingsing di ufuk timur. Dengan malu-malu, sinar matahari masuk melalui celah jendela kamarku. Sinarnya yang menyilaukan menerpa wajahku dengan lembut. Sinar sang surya berhasil membuatku beranjak dari ranjangku. Kurapikan kasurku dan melangkah turun ke lantai bawah.
Aroma masakan bunda mulai tercium. NYUMMMMM.........!!!!!!, bunda memasak kari ayam kesukaanku. "Assalamualaikum bunda," kusapa bunda dengan ceria "waalaikumsalam, anak bunda yang cantik," ia tersenyum simpul. Kari ayam sudah disuguhkan di depanku. Setelah membaca doa, aku mulai melahap kari ayam tersebut.
"ayah mana bun?," aku mulai menyadari ketidakhadiran ayah dalam sarapan pagi ini. "ayahmu masih tidur," jawab bunda santai. Kami pun melanjutkan sarapan dengan hening. Siap pergi sekolah, aku pamit kepada bunda.
***
suara tembakan terdengar. Teriakan histeris mulai menghiasi langit sore hari ini. "alhamdulillah, kita selamat," ucapku kepada kakakku. Kami selamat dari serangan maut itu.
"sebaiknya kita lari kalau tidak ingin ditangkap tentara isrel itu,"
"tapi, aku lapar aku tidak bisa lari jika perutku kosong," aku mengeluh.
"kalau begitu ayo kita cari sesuatu untuk dimakan,"
aku menghela nafas dan mengikuti kakak berkeliling. Aku tahu kecil kemungkinan kami bisa menemukan sesuatu yang bisa dimakan. Bagaimana tidak?, semua sudah dirampas paksa oleh para tentara israel yang serakah itu. Tapi aku malas menanggapi kakak jika aku tidak menurut. Dia pasti terus berbicara sampai aku menyerah dan mengikutinya.
aku mulai kehabisan tenaga. Pandanganku mulai remang-remang dan akhirnya, aku jatuh. Aku tidak pingsan, aku hanya lemas sekali hingga tidak bisa bergerak. Aku mendengar suara kakak, tapi tidak jelas. Tapi, aku tahu kalau sekarang dia sedang panik dan khawatir.
tak beberepapa lama dia menghilang, ia muncul dengan air yang menetes dari tangannya. Setelah aku minum, aku merasa sedikit segar. "sebaiknya kita istirahat dulu disini," aku mengangguk menyetujui. Aku memang masih lemas. Tengah istirahat tiba-tiba sekelompok tentara israel terlihat tak jauh dari kami.
"mereka menemukan kita," aku mulai panik. Tiba-tiba tanganku ditarik. "ayo," tanpa membuang waktu, kami berlari dengan tenaga kami yang tersisa. Tapi, kami kalah cepat. Dalam waktu singkat, mereka hampir menyusul kami. Aku takut, tapi aku yakin Allah akan menyelamatkan kami. Mereka semakin dekat. DORR......!!!!!.
***
APA YANG TERJADI YA? (?_?)CONTINUE IN PART 2~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Palestine and me
Non-FictionApakah kalian pernah memikirkan saudara seiman kita di palestina ? nisa disini akan menceritakan petualangannya di palestina dan pertemuannya dengan fatimah. Eits, tapi ini bukan petualangan biasa lho! Nisa harus berjuang keras untuk bisa pulang kem...