Namanya Mark Jung, pemuda mungil yang merupakan putra tunggal keluarga Jung. Pemuda dengan segala pesonanya. Matanya bulat, pipinya tirus, alisnya menarik, bulu matanya lentik, tubuhnya ramping mengalahkan perempuan, pokonya dia itu mirip sang ibu Lee Taeyong.
Pemuda itu sedang berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih bisa dibilang sepi. Telinganya disumpal headset serta bibir mungilnya yang mengikuti alunan lagu yang didengar. Lelaki mungil nan manis itu terus berjalan tanpa tau jika ada yang berjalan dibelakangnya sambil memanggil namanya.
Satu tarikan membuatnya berjengit kaget. Namun, ketika membalik badan dan mengetahui siapa pelakunya, anak itu memasang wajah datar sedatar tembok. Sedangkan sang pelaku tersenyum lebar sambil menyisir rambutnya kebelakang.
Dia Na Jaemin. Pemuda tampan dengan seribu pesona yang akan membuat siapa saja bertekuk lutut kecuali Mark Jung tentunya. Pemuda yang lebih muda satu tahun dari Mark. Entah sejak kapan, pemuda itu suka sekali mengusili Sunbae yang satu itu. Ahhh mungkin lebih tepatnya sejak penerimaan murid baru. Kebetulan Mark adalah kakak pembimbingnya. Bukan ketua OSIS sih, melainkan seorang sekertaris OSIS.
"Mau apa kau Na Jaemin-ssi?" tanya Mark dengan nada formal.
Bibir Jaemin mengerucut.
"Hyung sore ini kencan denganku ya," pintanya dengan pupy eyes yang imut namun sayang tidak bisa membuat Mark luluh.
"Dengar ya Na Jaemin, aku tidak punya waktu untuk hak yang tidak berguna itu. Lagipula sore ini aku akan ada rapat. Sudah kukatakan jika aku sudah memiliki kekasih. Kenapa kau masih saja mengejar ku sih?" sungut Mark sebal.
"Aku akan menunggumu," ujar Jaemin semangat.
"Tidak perlu, aku mau langsung pulang," jawab Mark cepat.
"Ayolah hyung, sekali saja," pinta Jaemin lagi.
"Sudah kukatakan Na Jaemin terhormat, aku tidak mau. Apa kau tidak tau apa arti dari kata tidak mau hah?!!"
"Aishhh hyung jangan berteriak. Kau membuat telingaku sakit," kata Jaemin sambil menutup rapat kedua telinganya.
"Kau membuatku emosi pagi-pagi begini. Astaga, tolong aku ya tuhan," kata Mark miris.
Jaemin yang mendengarnya hanya bisa menggigit pipi dalamnya.
"Ngomong-ngomong ada apa denganmu berangkat sepagi ini?" tanya Mark mengalihkan pembicaraan.
"Aaaa kau ternyata peduli padaku ya hyung?" tanya Jaemin dengan senyum lebar menggoda dan satu alisnya yang dinaik turunkan.
"Bukan begitu. Biasanya kau datang terlambat," jawab Mark.
"Aku akan datang terlambat jika jadwal mu yang menjaga gerbang," sahut Jaemin.
Entah berapa lama mereka berbicara sambil berdiri. Kini koridor yang mukanya sepi itu mulai ramai. Mark melihat kearah jam tangannya.
"Ups aku pergi dulu Jaemin-ah!!!" teriak Mark sambil berlari meninggalkan Jaemin dalam kebisuan.
"Yak Mark hyung!!" panggil Jaemin keras namun tak dipedulikan oleh namja manis itu.
Dari belakang Jaemin, terdengar suara tawa kencang. Jaemin bisa menebak jika itu adalah suara tawa Lee Jeno, sahabat sepermainanya. Jaemin mendengus kesal sementara Jeno memukul bahu lebar temannya. Matanya bahkan sampai menghilang entah kemana.
"Lagi-lagi seorang Na Jaemin ditolak oleh Mark Minhyung Jung," ucap namja sipit itu sambil tertawa.
"Teruslah tertawa. Kuharap kau dijodohkan orang tuamu dengan Huang Renjun,"
KAMU SEDANG MEMBACA
la la la love | Na Jaemin x Mark Lee
Short Story[Republish On going] only oneshoot 😊😊😊 akan membuat jika kalian minta request khusus pair Na Jaemin dan Mark Lee Jaemin top Mark bot nggak suka nggak usah baca