Happy Reading! And, Thank u for vote and comment💕
....
Gadis berambut panjang itu berusaha untuk menggapai sepatunya yang terjatuh ke dalam selokan, sialnya tangannya terlalu pendek untuk mengambil sepatunya yang masuk ke dalam selokan yang cukup dalam, dan beruntungnya selokan tersebut tidak berisikan air.
Namanya Syella Claudia, sekarang usianya 15 tahun, ya dirinya baru masuk SMA. Dan sialnya di hari ini ia harus mengalami kejadian seperti ini, dengan cepat Syella masuk ke dalam selokan dan mengambil sepatunya, dan bodohnya dia tidak bisa naik ke atas karna terlalu tinggi dan sulit untuk tubuhnya yang pendek ini.
Syella mau menangis rasanya, kenapa harus adalah selokan seperti ini di sekolahnya. Syella menelpon seseorang, dan telponnya langsung di reject membuat hatinya mencelos. Tidak pantang menyerah, Syella kembali menghubungi nomor itu lagi sampai akhirnya di jawab.
Dan Syella langsung di sambut suara dingin.
"Ngapain sih?"
Syella menelan air salivanya dan berusaha untuk merangkai kalimatnya agar tersusun dengan benar.
"Kak, ini Syella."
"Gausah basa-basi. Gue udah save nomor lo, waktu gue gak banyak—"
"Kak Dewa, Sye masuk selokan yang dalem dan gabisa keluar. Sye minta tolong," ucapnya langsung memotong ucapan Dewa karna sudah pasti lelaki itu akan memarahinya.
"Bego," tandas lelaki bernama Dewa yang adalah kakaknya
"Kak Dewa—" dan sambungan terputus membuat Syella menitikkan air matanya, apa ia harus terpekik untuk meminta bantuan? Ta-tapi apa ada yang mau membantunya? Ah sialnya dia pakai nendang botol sembarangan membuat sepatunya terlempar sampai bisa-bisanya masuk ke dalam selokan ini.
"Kenapa Sye harus pendek sih?" Gumamnya lalu mencoba terus sampai akhirnya seseorang datang membuat usaha Sye naik ke atas terhenti, matanya langsung jatuh pada mata yang menatapnya dengan sorot dingin.
Dia Dewa, Kakaknya.
"Bego banget jadi cewek," tukas Dewa dengan ekspresi datar, Sye hanya mampu menunduk.
Dewa langsung turun dan kini keduanya berada di dalam selokan yang cukup tinggi dan besar tersebut. Sye masih menunduk sedangkan Dewa berkacak pinggang.
"Bayangin kalo gue gak ada, lo bisa mati di sini."
"Sye bisa teriak, Kak."
"Gak akan ada yang kesini, lo gatau tempat ini horror?" Mata Sye membelalak, demi apapun Sye langsung ketakutan. Sedangkan Dewa berdecak sebal lalu hendak menggendong Sye, dengan cepat Sye menghindar membuat lelaki itu memicing.
"Hm, liatin aja cara kak Dewa naik, nanti Sye tiru. Kak Dewa nggak perlu gendong—"
"Kalo gue udah naik, gak ada lagi yang namanya nolongin lo. Gausah banyak bacot," potong Dewa dengan wajah kesal penuh emosi, Syella ingin nangis rasanya namun berusaha untuk menahannya. Sye membiarkan Dewa yang perlahan menggendongnya, dan Sye akhirnya berada di atas.
Dewa dengan susah payah kembali naik ke atas seraya membawa sebelah sepatu Syella dan melemparnya ke gadis itu.
"Ini terakhir kalinya gue bantu, selanjutnya anggep gue orang asing di sini." Syella merasakan hatinya berdenyut.
"Maafin, Sye," ucapnya pelan.
"Lo mau tau kan kenapa gue gamau satu sekolah sama lo?" Tanya Dewa, Sye terdiam menatap mata Dewa yang terlihat emosi.
"Karna ini, lo selalu repotin gue." Dewa pergi begitu saja meninggalkan Syella yang sudah berderai air mata. Ya beginilah kehidupan adik kakak seorang Dewa dan Syella.
Lelaki itu sangat membencinya bahkan tidak sudi untuk mengucapkan kata-kata manis untuknya.
Entahlah bagaimana nanti kisah kakak-beradik yang di jalankan. Namun yang membuat Syella aneh karna sebenci-bencinya Dewa padanya, lelaki itu masih ada kepedulian walau sambil mengeluarkan kalimat yang tidak enak.
TBC!
THANK U, jangan lupa kasih vomment yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
FEAR
Teen FictionNamanya Dewa, cowok yang membuatnya takut setiap hari, di samping lelaki itu menjadi teman di sekolahnya, di rumahnya, Dewa adalah kakaknya. Dewa kejam, tidak pernah bersikap baik padanya, dan yang membuatnya bingung saat Dewa melarangnya untuk deka...