Find You

179 3 0
                                    

  Beberapa ratus tahun yang lalu, perang perebutan wilayah antara beberapa kerajaan elf meletus selama ratusan tahun lamanya. Banyak korban jiwa yang berjatuhan dari kedua belah pihak, terutama pihak Kerajaan Saerone yang memegang prinsip bersih dalam perang ini. Sedangkan kerajaan lawan,yaitu Kerajaan Lunefee yang berisi drow dengan ilmu sihir hitam yang kuat, menggunakan berbagai sihir hitam yang melanggar hukum alam dan takdir untuk menciptakan pasukan immortal. Pasukan yang diambil dari prajurit elf yang telah gugur, dipaksa bangkit untuk melawan rekannya sendiri. Sihir yang kegunaan penuhnya hanya bisa digunakan penciptanya sendiri, seorang drow berpakaian serba hitam yang hanya diketahui separuh wajahnya saja. Ia mampu mengendalikan ribuan pasukan bahkan ratusan ribu pasukan seorang diri hanya menggunakan satu mantra sihir. Ia menyerang hampir semua ras, tak hanya elf, ia juga merusak keseimbangan kehidupan alam di sini.  Hingga tercipta mahkluk parasit yang berasal dari mutasi dryad yang terkena sihir terkutuk.

  Ratusan tahun berdarah,perang ini hampir saja dimenangkan para drow Kerajaan Lunefee. Banyak mutasi dari mayat berbagai ras yang tercipta karena wabah parasit yang berasal dari efek samping sihir ini. Tetapi, era perang gelap ini segara diakhiri dengan bergabungnya berbagai kerajaan elf dan ras lain melawan mage Kerajaan Lunefee dengan sihir penjara kristal untuk mencegah tubuhnya bangkit kembali. Perang pun dimenangkan aliansi yang dipimpin ratu Kerajaan Saerone, hingga Kerajaan Saevidia berdiri sebagai wujud persatuan kerajaan-kerajaan yang ikut serta dalam aliansi.

  Sementara itu, kemenangan ini juga ditandai dengan adanya penjara kristal seluas puluhan kilometer di ujung perbatasan Kerajaan Saevidia dan Kerajaan Lunefee. Kristal berkilau yang menyimpan mayat hidup dan mutan di dalamnya, sumber wabah monster parasit, serta tubuh mage terkuat sekaligus penjahat perang paling ditakuti. Tubuhnya berada di tengah penjara kristal dalam posisi kaku tanpa kepala. Tidak ada seorang pun yang tahu dimana keberadaan kepala dari monster Kerajaan Lunefee itu.

  🌿🌿🌿  

Udara malam yang dingin dan lembab menyelimuti tubuh pemuda itu. Ia terbaring tak sadarkan diri karena sebuah luka sayatan yang cukup lebar pada  sisi kiri tubuhnya. Aliran air yang merembes dari akar pepohonan membasahi tangan pemuda itu sehingga ia terbangun tiba-tiba sambil meneriakkan nama yang asing di mulutnya.

        "AZEITH!" teriaknya.

   Sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan,pemuda itu menggenggam rumput dan tanah di bawahnya. Ia terkejut dan kebingungan berada di sebuah hutan yang terlihat asing baginya.

         "Loh. Aku di mana?" tanyanya dengan wajah yang datar.

   Ia bahkan terlalu lelah hanya untuk berwajah panik. Ia melamun sebentar untuk melihat kondisi di sekelilingnya. Akhirnya dia sadar jika dirinya tersesat di hutan yang gelap dan lembab, hutan ini memang sering menyesatkan orang yang melewatinya. Mengesampingkan fakta bahwa ia tersesat, pemuda itu menyadari penyebab dirinya bisa berada di sini.

   Malam itu ia melewati hutan ini sendirian dan diserang seorang drow bertopeng secara mendadak , drow itu menyerang menggunakan sebuah tombak dengan mata tombak yang besar. Serangan itu menimbulkan luka sayatan yang lebar di sekitar perutnya. Entah bagaimana luka selebar itu dapat mengering hanya dalam semalam. Entahlah, ia bahkan tidak tahu jika peristiwa itu terjadi kemarin malam, atau mungkin lebih lama dari yang dipikirkannya.

     "DASAR DROW SIALAN!" makinya setelah mengingat perbuatan drow itu. Ia mengepalkan kedua tangannya dan melotot hanya dengan memikirkannya. Sayangnya,wajah pemuda itu terlalu imut untuk dapat menunjukkan ekspresi murka.

      Melihat di sekelilingnya terlalu gelap tanpa cahaya sekecil apapun, pemuda itu merasa mengantuk dan memilih tidur kembali.Benar-benar sebuah tindakan ceroboh yang seharusnya tidak dilakukan saat tersesat. Ia tertidur lelap dengan cepat tanpa menyadari bahwa ia telah memeluk sebuah sepatu orang lain sebagai bantalan kepala saat tidur. 

    Ia bahkan tetap tertidur cukup lama sehingga si pemilik sepatu itu tetap berdiri selama ia tidur.

 🌿🌿🌿

 Beberapa jam sebelum pemuda yang terkapar di hutan itu terbangun dan tertidur kembali, 3 orang pria yang mengenakan jubah bermotif Kerajaan Saevidia turun dari kuda dan berbicara kepada penjaga perbatasan untuk memberikan mereka izin keluar kerajaan. Mereka menuju sebuah hutan lembab bernama Alda'an, hutan ini cukup membingungkan bagi orang yang tidak menggunakan bantuan cahaya lentera atau peri cahaya. Pohon di hutan ini cukup tinggi dan berdaun panjang sehingga sinar matahari ataupun bulan sukar menembusnya.  Bahkan orang dewasa bisa tersesat di hutan ini.

   Salah satu pria di rombongan itu memimpin perjalanan mereka ke dalam hutan,ia merapalkan sihir cahaya pada lenteranya dan segera berlari menuju ke dalam hutan tanpa menghiraukan kedua rekannya yang kebingungan.

      "Kayth...tunggu  aku, " pikir pria itu dalam hati sambil terus berlari ke dalam hutan. Pria itu bahkan tidak menoleh kepada kedua rekannya sama sekali, seolah tujuannya sudah ada di depan mata.

      "Tuan Eudika, tolong tunggu kami! Kami tidak membawa lentera dan kesulitan melihat sekitar, " Ia meminta agar pria bernama Eudika itu memperlambat langkahnya agar mereka bisa mengikutinya . Tapi Eudika bahkan berlari semakin cepat dalam kegelapan dengan gesit tanpa melihat arah cahaya lentera menyinari, ia benar-benar menyerupai ras yang terbiasa berjalan tanpa cahaya .

    Setelah beberapa saat, Eudika berhenti berlari dan melompat ke tempat yang lebih rendah. Ia melihat orang yang sedang ia cari telah terkapar bersimbah darah kering. Eudika mulai merasa panik dan segera menghampiri Kayth. Ia bahkan lebih panik saat pemuda bernama Kayth itu merangkul kakinya sebagai bantal. Akhirnya ia memilih tetap berdiri dan mengawasi saja agar tidur Kayth tidak terganggu . 

   "Ah...Kaytho, seharusnya kau tidak asal merangkul kaki orang lain," gumam Eudika sembari menatap pemuda bernama Kayth itu penuh rindu.

  🌿🌿🌿  

 "Uhm...Serfa, "

"Iya, Meova?"

"Apakah Tuan Eudika benar-benar meninggalkan kita di sini untuk mencari Kayth sendirian?"

"Entahlah, kuharap dia tidak benar-benar melupakan bahwa kita ikut bersamanya,"

"Oke,"

Kedua pria itu duduk mengitari api unggun yang baru saja dibuat sambil memakan daging.

VergesseneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang