"akal sehat, jiwa, dan pikiran. Mereka mengambil semuanya dalam diriku, mengambil bagian yang tidak seharusnya mereka ambil, hingga tak ada satupun yang tersisa"
...
"Lagi,"
"Maksudmu?"
"Hanya satu pertanyaan yang tersisa. Apa yang ingin kau ketahui?"
Aku berfikir sejenak,
"Eum,- aku penasaran akan satu hal. Apa yang membuatmu seperti ini? Maksudku, kau terlihat berbeda semenjak dua tahun belakangan ini, pasti terjadi suatu hal bukan?"
"Ah, tidak tidak, kuganti saja pertanyaanku, lagi pula kau tidak mungkin menjawabnya"
"Apa?"
"Hal apa yang saat ini ingin kau lakukan? Sebutkan, jika tidak terlalu sulit,aku akan berusaha untuk mewujudkannya sebisa mungkin, untukmu."
"Hal yang ingin kulakukan?"
"Ya."
"Aku ingin kembali kemasa lalu"
"Apa maksud-"
"Aku hanya ingin kembali pada satu jam terpenting disana, dimana penyesalanku menjadi masalah yang utama, mungkin jika aku mengatakan sesuatu padanya, mungkin jika aku melakukan sedikit hal untuknya, semuanya tidak akan seperti ini."
"Aku tidak mengerti"
"Kau tidak akan mengerti karna kau tidak pernah merasakannya"
"Kau benar"
"Sudah kan? Aku pergi"
"Tu.. tunggu sebentar"
"Kenapa?"
"Jika kau dapat kembali kemasa lalu, apa yang ingin kau katakan padanya?"
"Aku hanya menjawab 3 pertanyaan. Tidak lebih"
"Ini pertanyaan terakhir, aku janji"
"Tidak."
"Kumohon.."
Aku menatapnya dengan wajah memohon, lalu yang kulihat ia menatapku tepat di iris milikku dan mengehela nafas gusar,
"Tidak banyak-
"Aku hanya ingin mengatakan bahwa,
"Aku mencintainya, sangat."
jika tidak keberatan, vote dan komen yaa, kasih saran juga boleh kok, aku ga gigit :')
KAMU SEDANG MEMBACA
EPOCH
Fanfictionrasa sakit, penghianatan, keserakahan. Tiga hal yang membalut lembut dalam satu waktu, menguasai fluktuasi emosi secara abstrak, dan mengikis waktu demi waktu yang tersisa.