Benci, benci sepi aku sendiri
Benci, benci gundah tersakiti
Benci, benci belati tajam pilu hati
Benci, benci insan terbohongiMalam tiba
Suara gemuruh tiba dari kamarnya
Porak poranda
Hancur lemari
Remuk massa
Berserakan pakaian
Dan dosa-dosa masa lalu tercecer dilantaiKamar berubah menjadi ruang isolasi
Setiap sudut tersusun belati
Siap menikam jantung maupun hati
Tersiksa
Diam namun menahan tak kuasa menahan luka
Menangis namun terbungkam untuk berkataPada siapa harus mengadu
Jika saja subjek tak dapat menjawab rindu
Jika saja tak pernah ada dalam relungGedebuk !
Rumah sebelah marah
Menegur, mencaci
Ada apa ini ?
Bah ! Cuih !
Tetasan liur mengenai kepalaMasa lalu menyetrum setiap neuron
Berkuasa atas segala kendalinya
LEMPAR !
SANA
SINI !Hancur gitar
Lebur kacaCcprat ! Keluar darah
Ruang tak lagi putih
Berlumur darah bermandi kelambur tar
Berlumur emosi berbalut ilusi
Berlumur noda hitam terbungkus masa kelam
Menyatu, berputar ,menggradasi, menciptakan warna baruJDARR !
Ruang bernama mimpi, cita-cita, dan imajinasi
Pupus dalam waktu pelari
Patah mudah bagai satu lidiBerat!
Oh sungguh berat ini mahkota !
Ingin bangkit namun takut sakit
Ingin melawan takut tertawan
Belenggu erat belenggu hasrat
Muntah! Muntah!Hitam pekat mengalir erat ,menjerat nadi mencekik nafas, lava hitam mengalir hebat, hingga nafas , mimpi , masa depan tak ada sekat
Rangkasbitung,18Desember2018
-agindapiNoy