chapter 3

26 7 18
                                    

18 Agustus 2018

GV Crop station 0ne

Setelah usainya pembelajaran di Havard school. Aldi segera bergegas menuju salah satu perusahaan milik ayahnya tepatnya di GV crop station 0ne. Guna mengambil barangnya yang tertinggal saat ia menginap beberapa hari lalu disana. Bukan hanya tempat untuk meeting saja. Di GV crop station 0ne juga terdapat Apartement yang dikhusus kan untuk para tamu perbisnisan.

Setelah beberapa menit berlalu Aldi telah sampai di GV crop station 0ne dan langsung masuk menuju tempat yang ia tuju. Sesampainya disana ia segera mengambil benda yang ia cari. Lalu berjalan meninggalkan tempatnya saat ini. Namun ketika ia ingin menaiki lift. Tak sengaja Aldi melihat salah satu pintu kamar yang terbuka bebas, yang membuat Aldi heran.

"Kenapa pintunya terbuka? Setau ku tidak ada orang yang boleh sembarang masuk keruangan ini" batin Aldi. Karna kenyataannya diruangan itu hanya terdapat 3 kamar dan 1 ruangan kerja yang dimana semua ruangan bersifat privasi. Tidak ada yang boleh masuk tanpa per-izinan staff.

"Lagi pula untuk memasuki ruangan tersebut harus menggunakan kartu khusus. Dan hanya orang dalam yang memiliki kartu password" pikir Aldi.

Dengan berat hati Aldi pun memasuki kamar itu dengan langkah yang hati-hati.
Dan apa yang Aldi lihat?!
Siluet wanita cantik. Bersurai hitam dengan pakaian layaknya sekretaris kantor. Terlihat wanita itu sedang mencari sebuah dokumen? Ah, bukan mencari tapi mengacak-ngacak? Karna banyak sekali kertas-kertas yang berhamburan dilantai.
Aldi masih dengan posisi yang sama berada di balik pintu.

"Drrtt..drrtt..drtttt" sebuah panggilan masuk dengan nada dering yang cukup kencang. Yang diketahui berasal dari handphone wanita itu.

".... ....... ......"

" Aku belum menemukannya nyonya" kata wanita itu

"..... ......... ...."

"Pasti akan ku temukan dokumen itu. Nyonya tenang saja. Aku akan berusaha mencarinya ditempat lain. Jika tidak ada disini." ucap wanita itu pada lawan bicaranya.

"..... ..... ......"

"Aku berjanji padamu nyonya,aku akan membalaskan semua dendam mu pada pria brengsek itu"

"Lihat saja setelah aku menemukan dokumen itu. Martabat? harga diri? Bahkan keluarganya akan lenyap!" ucap wanita itu

"...... ..... ....."

"Tapi kumohon jangan sakiti....tutt tuttt" baru saja wanita itu berucap namun panggilan sudah terputus sepihak.

Sepertinya wanita itu tidak menyadari kehadiran Aldi. Pasalnya wanita itu yang tak terlihat risau jika ada yang mendengarkan percakapannya.
Aldi yang saat itu masuk masih  berada dibalik pintu segera beralih kearah lemari guna mendengar apa yang wanita itu bicarakan dalam telponnya. Aldi mendengar jelas apa yang dikatakan wanita itu tetapi tidak dengan disebrang telpon. Karna jarak antara Aldi dan wanita itu cukup jauh. Namun untuk sekedar mendengar  suara wanita itu masih terdengar walapun samar-samar.
Apa yang dikatakan wanita itu semakin membuat Aldi keheranan.

"Apa tujuan wanita itu? Dan dokumen apa yang sedang ia cari? Hingga memberantakan dokumen disini? Dan ku rasa dokumen itu sangat penting baginya."

"Terlebih tentang siapa pria brengsek yang ia maksud?" batin Aldi

Aldi mencoba untuk mendekati wanita itu dan bertanya langsung apa yang sedang wanita itu lakukan.

"Ekhemm"

Wanita itu terkejut dan sontak menoleh ke arah Aldi.

"Ha...hhai??" sapa wanita itu terbata-bata dengan wajah yang berkeringat seperti ketakutan?.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

True DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang