anak itu, aku tidak sadar dia ada disana, aku tidak mengetahui adanya manusia lain disini sebelum dia terbatuk karena tersedak sesuatu, aku berani bertaruh anak itu menangis.
menangis tidak selalu mengeluarkan air mata, tapi akan lebih lega bila mengeluarkan air mata.
dilapangan yang luas ini, di kegelapan ini, di keheningan ini, anak itu terduduk diam disana, sendirian. aku berada disini karena aku meninggalkan salah satu bahan kembang api yang harus aku selesaikan besok hari.
aku memperhatikannya dari jauh, dia masih diam, aku penasaran apakah keluarganya tidak mencarinya, dan aku tahu persis anak ini sangat kuat sekali suara tertawanya disaat dia dan teman - temannya datang ke toko ku untuk mencuri beberapa mercon untuk mengerjai orang. kalau dibilang aku juga tidak terlalu suka anak ini, anak yang mengesalkan.
tapi tidak kusangka dia bisa jadi serapuh ini, dia sangat berani untuk ukuran anak - anak, dia berani berada di lapangan luas ini sendirian dimalam hari tanpa penerangan, dia bahkan tidak sadar ada orang dewasa yang berada didekatnya sambil membawa senter besar.
setelah merasa sedikit iba dengannya, aku melemparkan bom air mata didekatnya (aku kebetulan membawa satu setelah membuat beberapa pesanan orang). ya, aku berhasil. air matanya keluar dan dia juga panik. akhirnya dia menyadari kehadiranku dan lari kepadaku sambil mengis tersedu - sedu. dia menangis sambil meneriakkan "om aku kaget". oh itu ternyata alasan dia menangis, dan dia pulang dengan tangis dan diiringin pernyataan bahwa dia kaget.
kami, warga setempat dibuatnya percaya bahwa dia menangis karena kaget.
kenyataan dia menangis dalam diam, dan alasan dia menangis, sepertinya dia tidak berniat untuk memberi tahu siapapun. dasar anak nakal, mananggung bebannya sendirian.
