Chapter-1

35 10 1
                                    

Suara riuh terdengar keseluruhan penjuru kelas. Guru yang seharusnya mengajar dikelas ku tidak masuk hari ini. Sudah dapat dipastikan jika jam kosong, murid-murid di kelasku mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing. 

Teman-teman putri ku, duduk berkelompok disudut ruang kelas tengah membicarakan tentang artis Korea yang baru saja comeback. Sedangkan teman-teman putraku? Hah, tidak dapat dipungkiri tingkah mereka beraneka ragam, apapun mereka lakukan untuk mengusir kebosanan. Ada yang bermain basket dalam kelas, tidur, adu panco, dan bahkan sampai menjahili teman putriku.

Aku membalik halaman novel fansati yang kubaca, mengabaikan suara teman-temanku yang memekakkan telinga. Seseorang menepuk bahuku, membuat seluruh atensiku teralihkan. Aku menoleh kepada si pelaku. Ah, kukira siapa, ternyata hanya Araldo sahabatku.

Remaja laki-laki yang memiliki tubuh tinggi nan atletis. Garis rahang tegas serta manik kelam yang kerap menatap tajam. Kukira seperti itulah gambaran tentang Araldo ini.

Aku melepas kaca mata baca yang sedari tadi bertengger manis di pangkal hidungku. Araldo duduk di kursi sebelahku, merebut novel yang kubaca, lalu menutupnya. Dengan sigap kurebut kembali novel itu dari tangannya. Astaga, aku kehilangan bagian akhir bacaanku. Aku mendelik sebal kearahnya, lalu segera membolak-balikan halaman novel dan menandai bagian terakhir bacaanku. Araldo hanya menertawakanku. Huh, menyebalkan.

"Agatta, apa kamu tidak bosan selalu duduk diam membaca seluruh novel koleksimu itu?"

"Ini hobi ku, Do. Kamu tidak bisa protes."

"Tapi setidaknya, bergabunglah dengan yang lain,"Araldo menasehati. Aku terdiam sejenak mendengar perkataannya. "Aku juga sesekali bergabung dengan yang lain kok," aku menampilkan senyum gigiku padanya.

^°^°^°^°^

Ini sudah memasuki jam pulang sekolah, namun aku dan Araldo tidak langsung pulang. Araldo mengajakku bermain basket, dengan alibi menghilangkan penat selepas belajar seharian.

Sudah 30 menit kami bermain dan akhirnya aku kalah 5 point darinya. Bagaimana tidak, Araldo merupakan anggota tim inti basket kebanggan sekolah. Sangat sulit bagiku mengimbangi permainannya.

SMERALDO (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang