Prolog

184 15 2
                                    

Sorak sorai menggema. Para manusia berkumpul memenuhi seluruh sudut ruangan. Di hadapan mereka, terdapat sebuah panggung megah. Ada seorang pria berdiri disana, memakai sebuah setelan jas rapi.

Beberapa saat yang lalu, barusaja ditampilkan nominasi untuk actress terbaik tahun ini. Seketika itu pula suasana berubah hening. Semua orang menunggu dengan jantung yang berdebar, berharap idola mereka menang. Ada pula yang menebak-nebak, berbisik pada orang di sampingnya dan mengutarakan pendapat.

Senyum misterius terlihat pada wajah pria di atas panggung sana setelah membuka amplop berisi nama pemenang. Ia pun mengangkat wajah, menatap lautan manusia di hadapannya.

"The winner of the best Actress in this year is.... Do you really want to know who is this?"

Seketika itu pula terdengar keluhan serentak dari orang-orang yang hadir disana, mengundang tawa dari sang pria sendiri.

"Okay, okay. The winner of the best Actress in this year is... Congratulation for, Florelyna Princessa!"

Sekali lagi sorak sorai terdengar ke seluruh penjuru ruangan luas tersebut. Bahkan jauh lebih keras dari sebelumnya, diikuti oleh tepuk tangan dan pujian serta ucapan selamat dari ratusan orang-orang yang hadir. Mereka semua berdiri, menyambut seorang gadis berparas cantik yang kini tengah berjalan menaiki panggung.

Dialah gadis itu, aktris baru yang karirnya melonjak hanya dalam waktu satu tahun. Dia Florelyna. Atau yang dunia kenal dengan sebutan Princess.

::::::::::

Hari sudah lewat tengah malam saat Florelyna tiba di apartemen miliknya. Lapar, letih dan lesu. Kini hal yang ada di pikiran Florelyna hanyalah istirahat dan tidur. Namun rupanya kenyataan tak berjalan sesuai dengan rencananya.

Baru beberapa menit Florelyna merasakan betapa lembutnya kasur yang ia tiduri, sang manajer justru dengan sangat baik hati membuat sebuah panggilan hingga ponsel Flo berdering nyaring. Seketika itu pula sisa-sisa malam penuh kedamaian Florelyna hancur dengan pidato panjang sang manajer mengenai jadwal mereka berikutnya.

".... Kita akan berangkat tiga jam lagi menuju tempat syuting iklan. Usai dari sana, kau harus menghadiri acara TV Show. Mengingat kemenanganmu semalam, semakin banyak yang mengundangmu untuk hadir di acara mereka. Dan jangan lupa jika siang harinya kau ada fanmeeting yang harus dihadiri. Oh ya, dan......"

Florelyna menguap. Susah payah ia menanggapi perkataan sang manajer dengan gumaman, meski pada kenyataannya ia tak mendengar apapun yang wanita itu katakan. Biarkan saja. Lagipula, wanita itu akan kembali mengingatkan Florelyna setiap kali mereka menyelesaikan satu kegiatan.

Ckckck. Dasar maniak kerja, batin Florelyna.

"Oh ya, Sorenya kau ada pertemuan dengan direktor film. Ia ingin membahas karakter yang akan kau perankan dalam film barunya nanti. Mengerti?"

"Hm..."

"Kau mendengar semua yang kukatakan barusan kan, Flo?"

Baiklah. Sudah cukup wanita itu membuang waktu-waktu berharga Florelyna yang tersisa. Ia benar-benar tak bisa menahan kantuknya lebih lama lagi.

"Ck, aku lelah, Jess. Ulangi saja nanti setelah aku bangun tidur, oke? Bye."

"Hei! Tunggu dulu, Flo-"

Panggilan diputus sepihak. Florelyna segera melepas baterai ponsel berwarna putih itu sebelum Jessica kembali menghubunginya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Good Morning DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang