Prolog

9 0 0
                                    


Kuala Lumpur

Sarah menatap wajah masam interviewer didepannya ini lamat – lamat, mencoba mengartikan ekspresi wajah yang tergambar disana. But she has no clue yet. Supervisor itu beralih menatap Sarah, dengan ekspresi yang sama.

Gadis itu membalas tatapan makhluk yang ada didepannya ini dengan pandangan yakin, dengan sedikit senyum yang terulas.

"why should you be our representative?" Tanya interviewer itu, sepertinya ini pertanyaan terakhir.

"I think I should be your representative because I'm sure you need someone like me, who's very passionate about the issue that would discuss there. If I become your representative, I will not only show our richness of culture but also, I'll show to hundreds of people there how Malay people is, who's very well – spoken, and put manners in the highest place" jawabnya dengan senyum yang lagi – lagi terulas di akhir kalimatnya. Tak bisa dipungkiri Sarah tampil sangat memuaskan hari ini, dan hasilnya?

"Miss Dinar, after this several process of selection, you shown us the excellent and impressive performance. You also gave us promising answer during the interview phase. And we have no doubt that you can represent our country very well later on the conference. Congratulations, you are selected to represent Malaysia Miss Sarah"

Sarah tidak bisa berkata – kata. Pengorbanannya selama sebulan terakhir menyiapkan berbagai dokumen, persiapan fisik dan mental berhadapan dengan kandidat lainnya kini terbayar lunas. Ia berhasil.

Hard work will never betray the result.

Inilah Sarah, si gadis Malaysia yang mengerti betul apa maunya, berjuang semaksimal mungkin untuk apapun yang Ia inginkan, dan tahu jalan mana yang harus Ia ambil untuk mendapatkan apa yang Ia cita – citakan.

Kalian harus mengenal Sarah,

Sarah dengan segala ambisinya.

Jakarta

Peluh mendominasi sebagian wajah laki – laki itu. Hari ini Ia harus bekerja ekstra membersihkan lebih banyak kamar berikut toilet di hotel ini.

Hari ini Ia kurang beruntung. Tadi pagi hampir saja ia menabrak salah satu tamu yang berjalan berlawanan arah dengannya, lalu info dari atasannya yang memerintahkan ia Bersama rekannya yang lain untuk membersihkan lebih banyak kamar karena akan dipakai untuk sebuah konferensi.

Laki – laki itu masih belum tahu pasti apakah ada uang lebih untuk kerjaannya kali ini.

Ia tak mau berharap banyak. Semenjak merantau ke Ibukota tiga tahun lalu, ternyata hidupnya tidak banyak berubah.

Berhasil menjadi office boy di salah satu hotel bintang tiga dengan gaji tak seberapa ini saja sudah lebih dari cukup baginya.

Yang Ia pikirkan hanyalah bagaimana keluarganya di Medan bisa hidup layak, tak peduli bagaimana hidupnya disini.

Usia laki – laki itu baru akan menginjak 24 tahun Desember nanti, tapi biaya sekolah dua orang adiknya harus ia yang menanggung.

Ridwan namanya.

Laki – laki yang siap pasang badan untuk orang – orang yang Ia sayang.

Tapi Ridwan akan luluh bila hatinya tersentuh sedikit saja.

Pertahanannya akan luruh bila bersentuhan dengan cinta dan keluarga.

Tapi tak mudah baginya untuk jatuh cinta.

Tapi kalian akan mudah jatuh cinta dengannya,

Inilah Ridwan,

Dengan segala beban yang Ia tanggung.    


Author's Note:

Selamat datang di kisah ini. sambil menunggu Ev lanjut, boleh nih masukin cerita ini ke library kalian juga.

what do you think guys?

Vote and comment will be appreciated!

Love,

Srecanje

TacendaWhere stories live. Discover now