Kim Hyeri atau biasa dipanggil dengan nama baratnya Irene Kim. Barusaja memutuskan pertunangannya, karena kekasihnya yang selingkuh. Gadis yang memiliki 2 kebangsaan Indonesi-korea, kini akan sedang menjalani progam pertukaran Guru di Usa. Tentu saja ia menerimanya guna tuk move on dari sang 'Mantan'.
Kini Gadis bersurai Hitam pekat ini sedang beres2 dirumah barunya yang akan segera ia tempati selama setahun penuh."Irene, bagaimana? Kuharap kau suka." Seloroh gadis bersurai Pirang Jessie, sahabat yang dulunya Ldr kini tinggal satu kota dengannya.
"Aku benar2 menyukainya. Thanks Jess, tanpamu aku butiran debu."
Ujar Irene dengan nada dibuat2."Stop it. Irene! Jangan lagi kau mengutip lagu alay itu." Cetus Jessie pura2 marah.
Irene pun tertawa terbahak-bahak, dan tentu saja diikuti oleh Jessie. Entahlah melihat Irene tertawa, ia ikut ketularan juga. Seolah gadis blasteran indo-korea itu bak Happy Virus.
Namun tanpa keduanya sadari, seseorang yang barusaja keluar tuk membuang sampah. Malah tak jadi saat melihat bidadari yang tertawa.
Ntah kenapa seluruh pusat dunianya tertuju pada gadis bersurai hitam pekat itu."Bidadari." Gumam Pria tampan itu pelan.
"Hei broo, ayo lekas main. Lama sekali kau buang sampahnya." Tukas pria bersurai pirang bak jagung, Karena merasa temannya tak mendengarkan ucapannya. Ia pun ikut memandang apa yang sahabatnya lihat."Oh Goshh.. she's like Angel." Gumam sahabatnya.
Sedang Pria yang pertama kali melihatnya, langsung menoleh ke arah sahabatnya.
"Kalo yang kau maksud gadis berambut Hitam. Dia milikku. Cam kan itu Watson!" Ujar Pria tampan itu tegas, sedang pria yang dipanggil Watson langsung menatap takut Pria bersurai coklat kehitaman itu."Okay Ian. Calm down, Bro. Aku takkan merebutnya. Hanya terpanah saja, Okay." Ujar Watson dengan yakin.
Sedang Pria yang dipanggil Ian akhirnya mengendurkan rahangnya.
"Okay. Kau masuklah. Jangan keluar sebelum kusuruh." Tukas Ian yang tentu saja diangguki Watson.Kembali pada halaman Rumah gadis bersurai indah itu. Sepeninggal Jessie. Kini ia hendak memasukkan beberapa benda yang tak terpakai ke gudang disebelah rumahnya. Namun saat hendak membuka pintu bukannya terbuka malah samasekali tak bisa ia buka.
"Hadehh. Ini pintu kenapa sih?? Padahal pas ada Jessie bisa lho." Gumam gadis berkulit putih langsat itu.
"Butuh bantuan?" Tanya seseorang dari arah belakangnya.
"Eh.. tentu, kalau tidak keberatan." Jawab Irene, sedang Pria tampan yang ternyata adalah Ian itu tentu saja melakukannya dengan senang hati.
'Kriettt..
"Harusnya kau sedikit mengangkat daun pintunya. Kalau kau mau aku bisa memperbaikinya." Ucap Ian seraya memamerkan senyuman mempesonanya.
Sedang Irene tau apa maksud tersembunyi itu.
"Oh, tidak usah. Nanti aku panggil tukang saja. Aku tak ingin merepotkanmu. Sekali lagi terimakasih sudah membantuku." Ujar Irene dengan mengulas senyum ala kadarnya, maklum ia tak terbiasa bicara banyak dengan orang asing, apalagi bila orang asing itu seorang pria.
"Ohh. Tenang saja, tak usah sungkan Aku tetanggamu disebelah. Perkenalkan namaku Channing D
Adrian Smith, Kau mungkin lebih mengenal ibuku Adriana Smith namanya." Tukas Ian menjulurkan tangannya, ia berusaha agar membuat gadis didepannya tak beranjak pergi."Irene Kim. Oh Mrs Smith. Beliau yang sudah
Mengurus rumah serta kepindahanku. Maaf, kalau aku tak sopan." Ujar Irene yang menyambut jabat tangan Pria tampan itu."Oh tak masalah, ku harap kita bisa menjadi tetangga yang erat nantinya." Ujar Ian, yang masih memegang erat tangan Irene. Sedang gadis bermanik indah itu berusaha melepaskannya.
"Em, semoga saja. Tapi bisakah kau lepaskan tanganku, Chani." Ujar Irene kali ini dengan senyum terpaksa.
"Chani? Upss maafkan aku, Miss."
Ujar Ian malu, sebab tak sadar jika memegang erat tangan ringkih itu."Em tak masalah. Um panggil saja aku Irene. Tapi kenapa ada masalah jika memanggilmu Channi? Apa aku salah yah? Ma-"
"Tak masalah Irene. Cuman kamu orang pertama yang memanggilku Channi. Tapi ku mohon, tetaplah memanggilku seperti itu karena aku merasa panggilan itu keren, menurutku." Tukas Ian yang benar2 merasa senang saat bidadari didepannya ini kini memangil dirinya dengan panggilan berbeda dari yang lainnya. Ia merasa selangkah lebih dekat dengan gadis cantik itu, meski tak seseksi Lindsay lohan maupun Milley cyrus. Ia seksi dengan caranya sendiri.
Gadis Asia itu tengah menatapnya datar. Rupanya ia masih belum melepas telapak tangan gadis cantik itu.
"Oh maafkan aku yang banyak omong ini. Kau pasti sibuk yah?? Akan ku bantu bereskan ini." Ujar Ian segera mengambil benda yang berada di atas tanah dan sempat diabaikan oleh Irene.Irene pun mengendikan bahunya, percuma mengeluarkan pendapatnya. Toh Pria bongsor itu tetap akan melakukannya.
Setelah gudangnya tertata rapi, Terlihat Ian yang tengah mengatur napasnya, bagaimana tidak? Hampir semua benda Ian yang membawanya ke Gudang, sedangkan Irene hanya meletakan beberapa barang saja.Pria itu duduk di beranda rumah Irene, sedang gadis manis itu tengah pamit kebelakang. Ntah apa yang ia lakukan, ingin Ian hampiri namun ia tau diri. Ia masih orang asing, sedang gadis itu terlihat tak nyaman dengannya. Jadi Rencana Ian selanjutnya adalah membuat gadis Asia itu nyaman dengannya.
"Channi. Hanya es Teh yang bisa ku buat. Tak apakan?" Tukas Irene seraya meletakan nampan berisi sepoci es teh juga gelas yang terisi Ice kristal.
"Oh tentu saja. Aku yang minta maaf sudah merepotkanmu." Tukas Ian seraya melap keringat dikeningnya yang masih mengucur dengan tisu yang disodorkan Irene.
"Samasekali tak merepotkan. Bahkan aku sangat berterimakasih karena kau sudah membantuku. Ralat bahkan kau membawa semuanya. Terimakasih, Channi." Ujar Irene Tulus, meski hanya Seulas senyuman tipis dari Irene itu sudah cukup untuk Ian.
"Ah.. sama-sama, Irene. Kalau boleh tau, kau mendaftar ke sekolah mana? Kau bisa mencoba ke *North Sore itu Sekolah paling bergengsi dikota bahkan negara ini." Ujar Ian menggebu. Sedang Gadis bersurai indah itu lagi-lagi hanya mengulas senyuman tipisnya.
♧♧♧♧♧♧
"Bagaimana Ian, jadi ia akan masuk Ke High school mana?" Tanya Watson. Yah sekembalinya dari Rumah sang bidadari hati, Ian benar2 lupa jika sedari tadi Watson masih ada di rumahnya.
"Em, aku juga tak tau. Ia hanya tersenyum saja. Oh Goshh. Aku benar-benar penasaran. Semoga ia masuk ke sekolah kita. Jadi aku bisa segera memilikinya. Tuk selamanya." Gumam Ian seraya berbaring pada sofa besarnya.
"Hay broo. Kau yakin? Terus bagaimana dengan para fansmu?" Tanya Watson.
Ian hanya mengendikan bahunya tak peduli.
"Bagiku dialah Angelku. Sedang yang lain, kalau berani menyakitinya maka aku takkan segan2 membuat peritungan pada mereka!!" Ujar Ian dengan wajah angker.♤♤♤♤♤
Yeayhh.. my first Chapter,
Hello salam kenal, ku harap suka yahh. Kira-kira Irene akan belajar? Ataukah mengajar? Dimana?Please, Voment yesshh.
*Bow
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Next Door!!
RomanceKim Hyeri atau biasa dipanggil dengan nama baratnya Irene Kim. Barusaja memutuskan pertunangannya dikarenakan sang Calon Suami ketahuan selingkuh. Gadis yang memiliki 2 kebangsaan Indonesia-korea, kini sedang menjalani progam pertukaran Guru di Usa...