Kisah ini menceritakan seorang anak namanya Purnama Nur Ramadhan.
Dia anak berumur 17 tahun yang hidup di indonesia, Lahir di Bandung 28 Mei 1998. Dia anak cikal dari dua bersaudara, Bertubuh tinggi agak berisi dengan bentuk rambut yang sederhana. Kesehariannya dia sebagai pelajar dari jurusan TKJ dia suatu sekolah yang dulunya merupakan mantan RSBI, yang sekarang menjadi sekolah berprestasi.
"berangkat dulu," Salam dia ucap kan kepada ibu nya.
"Hati-hati dijalan" jawab ibu nya dengan ramah.
"Iya mah"
Purnama pun pergi kesekolah menggunakan motor matic merah dengan bensin yang sudah terisi penuh. Dia sedikit terburu-buru karena dia berangkat jam 6:30 pada hari senin, sedangkan gerbang disekolah ditutup jam 6:45 pada hari senin pagi karena pelaksanaan upacara bendera.
"Duh lupa sekarang senin, pasti telat kalo gak buru-buru" Purnama berkata sambil menancapkan gas motornya .
Dia sangat terburu-buru sehingga dia menggendarai motor nya dengan cepat, dia menyalip di antara mobil-mobil yang sedang terkena macet.
"Waduh macet lagi!" Ujarnya sambil menggerutu.
Tanpa berfikir panjang dia terus mengendarai motornya dengan selap-selip terus selip kanan, selip kiri terus selip-selip, sampai menyenggol spion mobil orang.
"Hei! Hati-hati!" kata pemilik mobil.
"maaf pak" jawab purnama ke pemilik mobil.
Sambil melihat jam dia terus mengendarai motornya dengan kencang dan ternyata didepan persimpangan dia melihat seseorang yang tidak asing baginya, yang membuat dia mengenang masa lalu.
"(Hmm dia kan?)"
Dalam hati dia masih bertanya-tanya sambil agak melamun kenapa dia bisa bertemu pada saat seperti ini saat dia sedang terlambat kesekolah, yang membuat dia tidak dapat terlalu lama memandangnya. Saat tersadar dia hampir manabrak trotoar dekat jalan, dengan kaget dia menekan rem depan dan belakang secara bersamaan. Ckiiit!
"Hah?! kenapa bisa ngelamun gini, Hmm harus konsen lagi" Kata Purnama sambil melihat jam.
"Astaga! aku terlambat!"
Dia terburu-buru menggendarai motornya sambil melanjutkan perjalanan nya. Sesampainya disekolah dia langsung memarkirkan motor matiknya itu dengan tergesa-gesa, sampai-sampai memarkirkannya tidak benar dan dimarahi oleh satapam sekolah.
"Hei yang rapih parkirinnya! atau digembosi motornya!?" kata satapam sekolah sambil marah.
"Biarin pak! Yang penting gak telat upacara" jawab purnama.
"(emang dasar anak ini sudah kelas 11 tetap aja kelakuaknya)" gumam satpam sambil menggelengakan kepalanya.Dari parkiran motor Purnama berlari ke gerbang dua, karena melihat sudah hampir tertutup tanda bahwa upacara bandera akan segera dimulai.
"Ayo cepat adek-adek upacara mau di mulai!" ucap kakak kelas berteriak.
Mendengar itu purnama menambah laju larinya melebihi teman-teman yang bernasib sama hampir terlambat. Saat hampir mendekati gerbang, kakak kelas mulai menutup gerbang kedua hampir tidak ada kesempatan, purnama panik dia berlari dengan cepat, dia melihat celah sebelum gerbang di tutup. Dia melewati celah itu dengan mulus layaknya menghindari penghalang dengan zigzag, set set dia akhirnya melewati gerbang dua dan terhindar dari hukuman terlambat. Berbeda dengan yang lain, mereka akhirnya terlambat masuk gerbang dua dan dianggap tidak mengikuti upacara bendera. Purnama menghela napas dengan tersenyum lebar, tiba-tiba.
"Heh, dek cepat kelapangan malah senyam-senyum sendiri." Tegur kakak kelasnya tadi.
"oh euh iya benar juga hehe duluan ya ka!" jawab Purnama sambil nyengir.
Akhirnya Purnama pun menyimpan tasnya dan pergi kelapangan upacara sambil agak terburu-buru. Sesampainya dilapangan upacara dia pun memasuki barisan yang paling belakang, karena memang dia memiliki postur tubuh yang tinggi meski tak setinggi temannya yang bernama Rizki.
"kirain bakalan telat" kata Rizki
"Yah untung gak telat juga, tadi hampir aja gerbang mau ditutup" jawab Purnama.
"Emang kenapa bisa telat gitu?" tanya Rizki.
"Yah semalem begadang nonton film Man in black II,, kebangun jam setengah tujuh tadi, dan nostalgia sama mantan hehe." jawab Purnama sambil nyegir.
"Dasar, udah tau ini upacara terakhir, dan bentar lagi mau prakerin jangan bikin masalah juga kali." ujar Rizki sambil menghela nafas.
"ssst upacara mau dimulai jangan pada ribut ntar kedepan baru tau rasa kalian." tegur teman sebalah mereka.
Akhirnya upacara bendera dimulai, mereka mengikuti upacara dengan hikmat dan tenang, sesudahnya upacara berlangsung mereka langsung pergi ke kelas masing-masing, disepanjang jalan ke kelas Purnama memegang perutnya karena kelaparan.
"Duh lapar tadi gak sempat sarapan gara-gara kesiangan, mana kantin belum buka lagi." Gumam Purnama dengan nada lemas.
Buuk! Tidak sengaja dia menabrak seseorang karena dia telalu lemas untuk menghindar.
"Aduh, siapa sih? gak bisa liat napa? orang lagi lapar gini." gerutu Purnama.
"Maaf-maaf tadi saya melamun." suara wanita terdengar.
Sontak Purnama kaget mendengar suara wanita tersebut dia begitu mengenal suara itu, dia pun melihat wajah wanita tersebut.
"Hah?! Ri Rini?!" Purnama kaget melihat wanita tersebut.
Tidak kaget kenapa Rini siswi cantik sekelas dengannya yang dia sukai, tak sengaja bertabrakan dengannya.
"Eh Purnama, maaf tadi aku nabrak kamu." Jawab Rini sambil agak malu
"Aduh jangan minta maaf, seharusnya aku yang ngucapi karena maki-maki kamu" jawab Purnama sambil memegang kepala belakangnya.
"Oh iya kamu mau kemana sekarang?" tanya Purnama
"Ini mau menjilid tugas KWU kan sekarang dikumpilin." jawan Rini
"waduh lupa aku, mana guru KWU guru killer lagi bisa dihukum nih" Kata Purnama sambil menepuk jidatnya.
"Yaudah duluan ya Purnama." Salam Rini dengan lembut.
"hati-hati ya." jawab Purnama agak tersipu.
Purnama tampak agak kegirangan karena akhirnya dia bisa berbicara langsung dengan dambaan hatinya meski hanya sebentar, karena sapaan tadi rasa laparnya pun sedikit terlupakan.
"(Ya tuhan, gak nyangka bisa ngomong langsung dengan dia, tapi duuh masih lapar nih)" ujar Purnama dalam hatinya.
Setibanya dikelas Purnama pun duduk dibangku ke 4 seperti biasanya, dia merenung diam sampai membuat teman-temannya heran apa yang dia lakukan tiba-tiba duduk langsung merenung tidak seperti biasanya.
"Woi kenapa tuh Purnama? Gak biasanya" bisik teman sekelasnya.
"Iya tuh mencurigakan pisan" kata temanya yang lain.
Meski teman Purnama berbisik tapi Purnama tetap bisa mendengar percakapan mereka, teman mereka tidak tahu kalau yang dilakukannya itu adalah karena tugas KWU belum beres dan dia kelaparan.
"Ahhh lapar" ujar Purnama sambil melemaskan badannya.
Tiba-tiba terdengar suaran "Braak!" ternyata suara makanan yang dihentakan diatas meja Purnama.
"Nih makan jangan bawel" ujar temannnya
"Huuh? makanan! akhirnya." ucap Purnama.
Dia pun langsung membuka makanannya, dan langsung menyantap makanan itu dengan lahapnya.
"Tumben ngasih makanan viall" ucap Purnama kepada temannya Reviall.
"Gak papa, lu rese kalo lagi laper itu aja" jawab Reviall dengan nada agak dingin.
"Hmm iya lah terserah." ujar Purnama dengan senyum.
Reviall teman dari Purnama dia merupakan teman yang paling berharga bagi Purnama, karena dia yang mengerti tentang Purnama di saat susah maupun senang. Karena diantara teman yang lainnya hanya ada dua yang mengerti Purnama Reviall dan satu lagi temannya.
"Eh pur gimana tugas KWU?" tanya temannya.
"Purnama kali bby" jawab Purnama sambil agak nyindir.
Robby teman dari Purnama, dia merupakan teman kedua Purnama yang disebutkan tadi, mereka bertiga selalu mengerti satu sama lain membuang perbedaan yang bisa membuat mereka berpisah, meski mereka pernah bertengkar tapi tidak pernah lama dalam bertengkar karna mereka tau mereka saling membutukan dan mereka adalah saudara.
"Ya terserah lah yang terpenting gimana tugas KWU!" ucap Robby dengan nada agak tinggi.
"Anu mmm aku lupa hehe" jawab Purnama dengan nyegir.
"Bagaimana kamu ini itu tugas dikerjain selama 2 hari dan gak dibawa sekarang?!" Sentak Robby.
"Ya namanya juga lupa bby mau gimana lagi? Masa harus pulang dulu?" jawab Purnama.
Tiba-tiba guru datang semua lansung pergi ke bangkunya masing, Purnama terlihat tegang sambil menunduk. mengingat dia tidak membawa tugasnya apalagi ini tugas dari guru killer yang terkenal sangat garang.
"Baik anak-anak selamat pagi" sapa guru tersebut.
"Pagi ibu" jawab anak-anak.
Purnama kaget kenapa yang lain menyebutnya ibu padahal guru killer itu bapa seharusnya, saat dia melihat kearah meja guru Purnama menghela nafasnya.
"Syukurlah pak Sartono gak datang." ujar Purnama dengan lega.
"Untung pak Sartono gak datang, kalau datang mati kau Pur" ucap Rizki dibelakang bangku Purnama.
Benar jika saja pak Sartono ada mungkin dia akan terkena hukuman amat berat yaitu disuruh jalan bebek mengitari sekolah, itu juga buat yang baru melanggar sedangkan purnama sudah sering melanggar pelajaran pak Sartono mungkin dia disuruh mengitari taman kota sampai pingsan.
Dan mungkin juga Purnama dan Robby akan bertengkar lagi.
"Baik anak-anak pak Sartono tidak bisa datang hari ini, beliau ada tugas dikalimantan, tugas dari provinsi. Beliau akan bertugas disana selama 6 bulan, oleh karna itu saya akan menggantikan pak Sartono." ucap guru pengganti itu.
"Bu, nama ibu siapa?" tanya Rizki.
"Oh iya ibu belum mengenalkan diri, nama ibu adalah Ani ramadini" jawab bu Ani.
Purnama terus melihat wajah bu Ani, seolah-olah dia terkesima kecantikan bu Ani. Dia bengong sambil mulut agak mengangap.
"Terus umur ibu berapa tahun bu?" tanya murid.
"Umur ibu 22 tahun "jawab bu Ani.
"Ibu udah nikah belum?" tanya Andika teman sekelas Purnama.
"Oh belum kok." jawab bu Ani.
"mungkin ibu mau sama Purnama hahahah" saut Rizki.
"Husst ki diam bawa-bawa aku lagi"sentak Purnama.
"Kan kau jomblo , kau juga liat bu Ani kayak yang liat apaan aja" sindir Reviall
Benar kata Reviall, Purnama merupakan siswa yang satu-satunnya penderita jomblo akut parah, karena di setiap kisah cintanya dia selalu gagal. Ntah mengapa mungkin takdir dari Tuhan dia harus jomblo dulu hingga nanti.
"Wih Rin kayaknya ada saingan nih kamu buat ngedapetin Purnama" bisik Viola teman Rini.
"Huss jangan gitu, gak mungkin Purnama mau sama wanita jelek kayak aku" ucap Rini sambil mengeluh.
"Eh jangan merendah gitu, kamu itu cantik Rini banyak laki-laki menyatakan cintanya sama kamu, tapi kamu tolak karena berharap bisa jadian sama Purnama kan..? Ayo kamu jangan putus asa" kata Viola dengan semangat
"iya" ujar Rini sambil malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaker : Time Of Destiny
Historical FictionKisah pemuda bernama Purnama yang mempunyai kehidupan yang normal seperti pada umumnya. Lalu suatu ketika dia bertemu dengan wanita misterius yang membuat hidupnya tidak normal lagi, dia membawanya pergi ke masa lalu pada tahun 1628 untuk mengisi se...