1

287 66 12
                                    

Gadis ini terduduk lemas didepan sebuah makam seolah seluruh tulangnya terlepas meninggalkan tubuhnya. Tanganya bergetar hebat ketika menyentuh batu nisan yang bertuliskan Lee Sooji, terpajang foto sooji yang tersenyum riang untuk menjadi pengingat jika yang terbaring didalamnya adalah sosok gadis cantik yang ceria.
Gadis ini memegang dadanya yang berdenyut sakit, ditatapnya mata Sooji dalam foto itu dengan pilu.

"Kau bahagia meninggalkan aku seperti ini" ucapnya serak "tega sekali.." gadis ini terdiam menunduk, membiarkan anak rambutnya jatuh menutupi seluruh wajahnya.
Bibirnya bergetar terisak pelan, berusaha mengucapkan sesuatu tapi tertahan oleh isakannya.

"bagaimana kau bisa sekejam ini padaku Sooji-ah..." gadis ini menangis kencang, mengeluarkan semua rasa sakit yang dideritanya. "..aku berusaha agar kau selalu bahagia, tapi kau malah meninggalkan eonnimu seperti ini.. eottoke.. hiks hiks hiks" gadis ini memeluk erat foto Sooji seolah tidak ingin melepasnya. Dia sangat terkejut dan tidak percaya ketika mendengar kabar kematian Sooji. 

Adiknya itu baru berbicara dengannya pagi itu idi telpone..  Dan malamnya (waktu Korea sama Australia beda) Lee ahjumma menelphonenya sambil menangis kencang jika Sooji mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai Han. Ketika mendengar kabar itu,  seolah setengah nyawanya melayang meninggalkan raganya. Dia tidak bisa melakukan apa apa karna pasport visa dan surat menetapnya belum selesai. 

Lee ahjumma mengirimnya video Sooji yang terbaring pucat dipeti mati.  Adiknya itu terlihat cantik dalam balutan baju putih.

"Eottokhae Sooji-ah... " isaknya.

Dibelakangnya Lee Ahjumma juga ikut terisak.

"maafkan ahjumma Suzy-ah, aku tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk Sooji" ucapnya dambil merangkul pundak gadis bernama Suzy.

**

Suzy membuka pintu kamar milik Sooji dan seluruh dinding disana terdapat fotonya dan foto Sooji ketika gadis itu. sering mengunjunginya di Australia.

Melihat semua foto Sooji kembali membuat dadanya sesak. Gadis itu tersenyum seolah tidak memiliki beban.
Kenangan kembali membawanya pada saat dia terakhir kali mereka berbicara, andaikan saja dia datang lebih awal ke Korea. Andaikan saja dia lebih mengerti tentang keadaan Sooji yang aneh malam itu.

"Suzy-ah.." Suzy menoleh ketika Lee ahjumma memangil namanya, wanita itu tersenyum samar memperlihatkan semua kerutan diwajahnya.
Wanita itu duduk diranjang kecil milik Sooji dan menatapi semua foto anak gadisnya.

"Sooji tidak pernah mengeluh ketika kami mengalami hal tersulit sekalipun, dia selalu memberiku semangat.. bahkan ketika perusahaan appanya mengalami kebangkrukan dan kami harus pindah ke rumah kecil ini.." Suzy terdiam dan ikut duduk disamping wanita yang menjadi ibu asuh Sooji.

"Aku meminta maaf padanya karna tidak bisa lagi memberinya kebahagiannya, tapi Sooji selalu mengatakan jika kebahagiannya bukanlah harta atau hidup mewah tapi orang orang disekelilingnya"
Suzy tersenyum pilu, adiknya itu memang memiliki hati yang sangat suci. Lee ahjumma mengusap air mata yang tiba tiba saja keluar dari matanya. Wanita itu tersenyum sedih.

"ketika lee ahjussi meninggal, Sooji yang selalu menghiburku bahkan membantuku untuk menghidupi semua kebutuhan kami"

"kenapa dia tidak pernah bercerita apapun padaku" lirih Suzy sedih.

"Sooji melarangku, karna dia tidak ingin membuatmu khawatir. Dia selalu mengatakan jika kau selalu berkorban apapun untuknya dan Sooji ingin kau tidak terlalu memikirkannya" jelas Lee ahjumma. Ucapan wanita itu semakin membuat rasa bersalahnya bertambah besar.  adiknya itu memandam semuanya sendiri.

"tapi sekitar 5 bulan yang lalu aku sering memergoki Sooji pulang dari tempat kuliah dengan keadaan kotor, basah dan mata sembab.. dia selalu menghindar ketika aku bertanya dan berusaha menutupinya, bahkan ketika kematiannya tidak ada satupun orang dari universitasnya yang datang"

Suzy mengerutkan keningnya terkejut "bagaimana bisa?"

"entahlah ahjumma juga tidak mengerti.." Suzy terdiam, apa adiknya itu mendapat perlakuan buruk ketika berada dititik terendah sehingga Sooji nekat mengakhiri hidupnya. "ah.. igeo ponsel Sooji, ahjumma sudah memperbaikinya" Suzy menerima ponsel Sooji, mereka memiliki ponsel kembar. Jika milik Suzy berwarna biru maka milik Sooji berwarna pink.

"ahjumma akan menyiapkan makan malam, kau beristirahatlah sebentar"

"ne, ghamsahamnida" wanita paruh baya itu keluar dari kamar meninggalkan Suzy sendiri. Gadis ini menghidupkan ponsel Sooji dan ketika menyala wallpaper layar depan adalah foto Sooji yang dia ambil ketika mereka berjalan jalan di taman Australia.

tak berapa lama ponsel Sooji berbunyi terdapat begitu banyak notif pesan kktalk.

Suzy membukanya satu persatu dan ketika membaca isinya tubuhnya seketika menengang kaku,  jantungnya berdetak hebat dan matanya tidak berhenti membaca setiap kata kata menyakitkan.

Dan seketika amarahnya membludak hingga membuat wajahnya memerah. Suzy menahan nafas ketika membaca hal yang begitu menyakitkan, tega sekali orang orang ini memperlakukan adiknya dengan begitu kejam.

Jang Soobin : Ya, kau masih hidup atau sudah mati?! Aku dengar kau sudah mati.. mungkin saja, karna kau sudah tidak masuk selama satu minggu. Lagi pula aku bersukur kau mati. Hahahaha.

Kim Nara : kapan kau masuk,  aku membutuhkan budak ku untuk selalu membersihkan sepatuku. .... Apa benar kau mati?  Omo..  Hahahaha aku tak percaya itu.  Daebakk..

Suzy mengepalkan tanganya hingga buku buku jarinya memutih. Semua isi pesan yang masuk kedalam ponsel Sooji berisi hal yang sangat menyakitinya.  Suzy mengeraskan rahangnya..  Dia akan membalas orang orang itu untuk Sooji. 

Bersambung ke Part 2 >>>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken WingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang