1.Ruang Mimpi

37 1 0
                                    

***

Gadis berambut sebahu itu berada di lift untuk menuju ke lantai 7, entah apa tujuannya yang jelas semuanya berjalan sendiri dan menuntun nya ke kamar nomor 702.

Memandang pintu kamar hotel tersebut hingga otaknya memerintahkan untuk menekan bel, tak menunggu lama pemilik kamar tersebut pun keluar dan memandang gadis tersebut dengan menaikkan satu alisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memandang pintu kamar hotel tersebut hingga otaknya memerintahkan untuk menekan bel, tak menunggu lama pemilik kamar tersebut pun keluar dan memandang gadis tersebut dengan menaikkan satu alisnya.

"Maaf, cari siapa?", tanya nya bingung karena tidak mengenal gadis di depannya itu.

Pertanyaan tersebut malah semakin membuatnya bingung, ia tidak tau siapa laki-laki di depannya, dan juga tidak tau mengapa tiba-tiba datang kesini.

Menggigit bibir bawahnya dan takut untuk menjawab.

"Kamu siapa?", pertanyaan yang seharusnya tidak ditanyakan gadis itu.

Laki-laki itu memandang tak percaya dengan apa yang barusan dikatakan oleh gadis tersebut.

"Kamu tau kan? pertanyaan harus dijawab dengan jawaban, bukan malah balik bertanya?."

"A-aku nggak tau sekarang ada dimana, dan aku nggak tau kenapa aku kesini." jawabnya dengan gugup, meremas ujung rok yang ia kenakan.

Ia menghela nafas dan memandang dalam gadis yang ada di depannya itu, "Mungkin kamu salah alamat nyari kamar orang, maaf sebelumnya." detik kemudian pintu kamar tersebut ditutup.

Gadis tersebut terus memandang pintu tersebut dan beralih ke dua sepatunya, melangkah meninggalkan kamar nomor 702 itu.

Menaiki tangga satu persatu dan tak sengaja kaki kirinya menginjak tali sepatu kaki kanannya hingga gadis itu terjatuh.

"Awwww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Awwww...", ringisnya sembari mengelus kepalanya yang terbentur keramik.

Perlahan membuka matanya dan yang dilihat bukanlah anak tangga, melainkan sekarang ia berada di kamarnya.

"Aisshhh.. Lagi-lagi mimpi aneh gitu." kesalnya dan bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap siap berangkat sekolah.

Memang akhir-akhir ini ia sering bermimpi aneh, dan terasa seperti nyata tapi sampai saat ini belum juga mengetahui apa arti dari mimpinya itu.

***

"Kepala lo kenapa Ai, benjol gitu?."

"Biasa, mimpi aneh lagi." jawabnya sembari menenggak jus mangga hingga tandas.

"Lagi? Gimana mimpinya?." ia pun mulai penasaran.

Aileen memang selalu bercerita kepada Lely pasal mimpinya, ia sudah menasihati Ai jika itu hanyalah bunga tidur, tetapi gadis tersebut bersikeras menyangkal, ia yakin bahwa itu semua nyata namun berbeda entah dimana itu. Alhasil Lely mau tidak mau harus meyakini bahwa mimpi-mimpi itu nyata agar tidak terlalu lama berdebat dengan Ai.

Walaupun demikian Lely selalu mendengarkan apa saja yang diceritakan oleh Ai, dan menganggap itu sebagai hiburan.

"Masalahnya gue tuh mimpi tiba-tiba ada di hotel mewah, dan gue ke kamar cowok--."

"Aduh Ai Ai Ai Ai.. Lo gila yah ke kamar cowok, mau ngapain lo!." potong Lely.

Aileen memberikan tatapan menghunus ke Lely, "Nggak usah kemana-mana pikirannya plis, gue juga nggak tau, dan lo harus tau.. Cowok yang ada di mimpi gue itu..." ia sengaja menggantungkan kalimatnya dan tersenyum mengingat wajah laki-laki itu.

"Kenapa cowoknya? Serem? Atau apa? Eh eh jangan senyum-senyum sendi dong kesambet yah Aiiii...", tangannya menepuk pipi Aileen berkali-kali.

"COWOK ITU YANG ADA DI MIMPI GUEE...", ia memandang Lely serius membuat suasana menjadi tegang. "ganteng banget." lanjutnya dengan lirih.

Tiba-tiba Lely menggebrak meja dan membuat semua siswa yang ada di kantin menoleh ke arahnya, ia meringis malu ke arah semua orang dan tangannya bergerak menyelipkan rambutnya ke belakang telinga untuk mengurangi rasa malunya.

"Serius lo?."

Aileen mengangguk mantap beberapa kali.

"Mungkin dia itu jodoh lo deh, kan lo ngejomblo dari dulu, didatangkan lewat mimpi gitu."

PLAKK!

"Aw.. Sakit Aiii." ringisnya sambil mengelus tangannya.

"Ya lo ngaco sih, tapi kalo beneran sih nggak papa, ganteng banget gitu."

"Kan kan gila lo.."

***

TBC...

BEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang