2.Salah Paham

19.7K 512 48
                                    


Author POV

Willy dan Argha sama - sama tidak tahu, jika mereka berdua saling suka sama suka.
Willy merasa, dia hanya akan menjadi pengagum rahasia Argha, dan tidak banyak berharap untuk memiliki Pak gurunya itu.
Sedangkan Argha sangat ingin mendapatkan Willy dan menidurinya.

Jika lagi mengajar, Argha selalu mencari perhatian terhadap Willy.
Misalnya ketika dia melewati Willy, Argha sengaja menyenggolkan gundukan kontolnya ke lengan Willy, dan bahkan kadang - kadang dia berdiri lama di dekat Willy dan memegang pundaknya Willy.

********

Willy Munandar POV

Aku sudah berusaha, untuk bersikap biasa saja terhadap Pak Argha, aku tidak terlalu berharap banyak padanya sekarang.
Karna awalnya aku juga tidak yakin, jika dia itu adalah seorang gay.

Tetapi melihat gerak - geriknya padaku, dia seolah - olah mencari perhatian, dan mengisyaratkan, jika dirinya adalah seorang gay.
Ketika dia melewatiku, terkadang dengan sengaja dia menyentuh lenganku dengan kontolnya.
Tingkah lakunya itu sungguh membuat tubuhku panas dingin.

Tetapi hari ini aku justru bernasib sial, semua itu bermula dari Pak Argha.

" Oke anak - anak, sekarang bapak mau kalian mengerjakan soal yang ada di papan tulis, siapa yang bapak tunjuk dia akan maju kedepan ."

Pak Argha akan menyuruh salahsatu dari kami, untuk mengerjakan soal di depan.
Aku menekukkan kepalaku, karna aku tidak ingin maju kedepan, dan mempermalukan diriku sendiri di depan guru favortiteku itu.

" Mumut... Kamu maju kedepan ."

Deg.....

Suara lantang Pak Argha seakan membuat jantungku berhenti berdetak.

Mumut ? Dia memanggilku Mumut ?.
Ku dengar suara tawa teman - temanku sangat riuh.
Sedangkan Pak Argha hanya tersenyum padaku.

Apa dia sengaja mempermalukanku di depan teman - temanku, kenapa dia harus memanggilku dengan sebutan Mumut juga, keterlaluan.

" Baik pak ."

Dengan berat hati aku melangkah maju ke depan, dan menghadap papan tulis. semua kelas terdengar hening setelah mereka puas menertawakanku.
Semua mata tertuju padaku, sedangkan aku sendiri bingung mau menjawab apa ? Karna aku tidak mengerti sama sekali.

" Ayo selesaikan, Bapak tidak menyuruh kamu, untuk berdiri diam seperti patung di depan papan tulis. ."

Keringat dingin mulai mengucur di dahiku, teman - teman satu kelasku pasti sudah tau, jika aku tidak akan mampu menjawab soal itu, tetapi Pak Argha guru baru di sini, mana tau dia jika aku ini sangat peak di pelajaran Bahasa Inggris.

" Ayo cepat jawab ! ."

Suara Pak Argha mulai meninggi.

" Sa.. Sa.. Saya... Saya tidak tau pak ."

Brak....

Pukulan tangan Pak Argha di atas meja, membuat ku terlonjak kaget, dan semakin takut.

" Terus selama Bapak menjelaskan, kamu mikirin apa ? Bapak perhatikan kamu selalu fokus melihat kedepan ."

Mati aku, ternyata Pak Argha menyadari, jika aku selalu fokus melihatnya kedepan, tetapi kan aku bukan memperhatikan pelajaran yang dia jelaskan, tetapi lebih fokus menatap ketampananya itu.

" I..i... Iya pak ."

" Apanya yang iya ? Sebenarnya apa yang kamu perhatikan selama saya mengajar !? Yasudah... Kamu berdiri di situ ."

My Favorite TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang