Chapter 1

27 6 0
                                    

Hujan turun dengan lebatnya di daerah barat London. Hal itupun tak disia siakan oleh dua pria yang kini saling berhadapan di bawah naungan payung.

Seorang agen intelijen macam dua pria itu sudah biasa memilih jalan yang diterpa hujan sebagai titik pertemuan rahasia. Selama membawa payung saat perbincangan, mereka dapat menutupi wajah dan terhindar dari orang-orang atau kamera CCTV. Kalaupun ada yang mencoba menguping, suara hujan akan menutup perbincangan. Cara ini lebih efektif dari pada berbincang dalam mobil atau tempat di dalam ruangan.

"Terimakasih," kata salah satu pria. "Karena Dark London telah berkenan mengirimkan perwakilannya untuk datang menghadiri pertemuan ini."

"Sudahlah," ucap pria yang diketahui merupakan perwakilan dari Dark London, oraganisasi yang berdiri di sisi gelap kota London. "Jangan terlalu banyak bicara. Katakan, apa yang diinginkan pimpinan Dé Mafia?"

"Ternyata anda merupakan seorang yang tidak sabaran," kata agen intelejen Dé Mafia. "Itu merupakan kelemahan. Jika anda tidak tahu."

"Sudahlah," ujar agen intelejen Dark London mulai jengah dengan percakapan yang tidak memiliki tujuan ini. "Katakan apa yang ingin di sampaikan pimpinan kalian."

"Pertama tama," sang agen intelejen Dé Mafia mengulurkan tangannya. "Perkenalkan, nama saya Britan Mc. Graft." Merasa jika uluran tangannya tak akan disambut, Britan menarik kembali tangannya. "Saya kenal anda. Anda adalah salah satu dari Triade Mortelle Dark London, Seravian Rozehive."

"Terserah."

"Baiklah," kata Britan sedikit mendekat. "Kami, Dé Mafia ingin meminta sebagian wilayah London yang berada di bawah naungan Dark London."

Seravian menautkan alisnya. Baru kali ini ia mendengar lelucon seaneh ini. meminta bagian yang dimiliki Dark London?

Bukannya jarang ada organisasi yang ingin berurusan dengan Dark London hanya untuk meminta sebagian daerah London. Banyak organisasi yang melawan Dark London, berjuang untuk memperebutkan dominasi di dekat London. Di luar kekuasaan pemerintah, sesi gelap London dipenuhi kriminal yang berjuang demi teritori. Seluruh dunia mengincar suaka agar terbebas dari pajak, pencucian uang dan perdangangan tenaga kerja bayaran. Tak mengherankan organisasi kriminal luar London berusaha untuk mendapatkan keuntungan ini.

walau mereka membom pusat Dark London pun, mereka tak akan pernah mendapatkan sejengkalpun daerah London. sekalipun itu Dé Mafia.

"Kau bercanda?" tanya Seravian memastikan.

"Tidak." Kata Britan. "Dé Mafia tidak pernah bermain main dengan perkataan yang telah diucapkan."

"Apa keuntungnya bagi kami?" tanya Seravian.

"Keuntungan?" kata Britan. "Aku rasa tidak ada keuntungan apapun bagi kalian."

"Bukankah kau tahu jika kita semua -para mafia hanya akan melakukan apa yang membuat keuntungan bagi diri sendiri?" kata seravian menjelaskan tujuan dari mafia. "Lalu untuk apa kami memberikannya?"

"Pertanyaan bagus." dengan seringaian yang mengiringi setiap perkataan Britan.

Apa ini?! batin Seravian saat melihat seringaian Britan. aku merasakan firasat buruk.

Hujan turun lebih deras dan kini ditemani dengan angin, membuat firasat yang dirasakan Seravian semakin kuat.

Seravian menyisir sekelilingnya. Tak ada siapapun yang melewati tempat mereka saat ini.

Saat ini, sepi tengah mengintai dan hujan tengah merajai kota London. Banyak hal yang dapat dilakukannya, batin Seravian membaca keadaannya saat ini. Namun, apa yang mungkin dapat dilakukannya?

"Untuk apa memberikannya?" ulang Britan. Britan memberikan senyum palsunya pada Seravian. "Kalian tidak akan lagi menanyakan pertanyaan itu nantinya."

Jangan jangan...?! batin Seravian menjerit.

Baru saja seravian membatin sedetik kemudian lehernya terasa tertusuk sesuatu, seperti jarum suntik.

Seravian menengok. mendapati seorang dengan balutan jas hitam memasukkan cairan kuning keemasan pada leher seravian melalui jarum suntik. Itu adalah pelumpuh saraf yang memiliki efek singkat.

Saat sepi tengah mengintai dan hujan tengah merajai kota london saat ini. jadi ini yang dapat ia lakukan?

Setelah pria itu mencabut suntikannya, Seravian tak dapat menopang tubuhnya lagi, seakan dirinya hanya terdiri dari daging tanpa tulang hingga membuatnya limbung dan membentur tanah cukup kuat.

Suara hujan yang sebelumnya memenuhi ruang pendengarannya semakin lama semakin terdengar sayup, seakan dirinya berada didalam ruangan kemudain semakin lama suara sayup itu berubah menjadi keheningan, seakan berada dalam ruang kedap suara.

Aroma tanah yang tersiram guyuran hujanpun tak lagi dapat ia rasakan. Tak ada aroma sedikitpun, hampa. Kosong. Itulah yang Seravian rasakan saat ini.

Mata Seravian mencari seseorang yang sebelumnya berbicara dengan sopan dengannya. Jika hanya dengan tatapan dapat membunuh seseorang. Seravian bersumpah, ia akan membuat laki laki itu menjadi abu dengan tatapannya.

Saat Seravian menemukan sosok Britan, Britanpun tengah menatapnya dengan tatapan remeh. Saat itu juga pandangannya ikut mengabur.

Jadi, batin Seravian dalam sisa sisa kesadarannya. Inikah firasat buruk yang aku rasakan?




Salam

Marina

23 desember 2018

protégerWhere stories live. Discover now