1. Beda Rasa

38 9 4
                                    

Rasa ini tumbuh sejak lama. Subur dan terus berkembang hingga melewati batas yang tak seharusnya.

˚˚˚

Terik matahari tak membuat gadis berlesung itu beranjak dari tempatnya. Obrolan siswa-siswi SMA Angkasa Jaya disekitarnya tak mengusik lamunannya. Hari ini terasa berbeda bagi gadis kelas XI Ipa 2 itu. Tak ada teman terkasih yang selalu menemaninya.

Biasanya setiap pagi cowok yang bernama Rasya akan menjemputnya di rumah, menghampirinya ke kelas saat istirahat untuk sekedar makan di kantin, maupun duduk dan mengobrol di bangku bawah pohon yang berada di depan kelasnya. Dan saat ini Aluna sedang melamun jengkel karena kepergian cowok itu tanpa pamit. Ia bahkan tau kepergian Rasya dari Bundanya.

"Omanya Rasya lagi sakit." Ucap Bundanya tadi pagi.

Dan otomatis Rasya ikut dengan kedua Orangtuanya menjenguk Omanya ke Bogor yang tentu saja akan menghabiskan waktu beberapa hari kedepan.

"Kenapa sih dia harus jadi cucu kesayangan Oma?" Gerutu Aluna pelan.

Ya Rasya memang kesayangan Omanya, itu karena dia satu-satunya cucu laki-laki dikeluarga Alkatiri.

Kring..

Bel tanda masuk berbunyi, membuat Aluna akhirnya beranjak memasuki kelas. Duduk manis mengikuti pelajaran dengan lesu tanpa semangat. Padahal biasanya ia akan jadi siswa yang paling tidak bisa diam di kelas.

"Lo kenapa sih? Dari tadi pagi muka nya kaya cucian nggak digosok tau gak. Kusut banget." Oceh Salma yang masih saja diabaikan Aluna.

"Udah diem!" Hanya itu balasan Aluna. Aluna hanya memandang malas guru di depan kelasnya itu.

Hingga bel pulang berbunyi membuatnya bergegas membereskan buku lantas meninggalkan Salma dan Sahabatnya yang lain menuju ke parkiran menghampiri Anindya Eka Fabianty yang sudah menunggu di depan mobil. Tersenyum manis lantas memasuki mobil. Pulang ke rumah dengan suasana hening bersama kakaknya. Hari ini keadaan memaksanya berangkat dan pulang sekolah bersama kakaknya. Bukan bersama Rasya seperti biasanya.

"Sal, Aluna kenapa?." Tanya Vina. Dia masih berada di dalam kelas bersama Salma dan juga Tasya

"Iya,kenapa sama tuh anak?" Tanya Tasya yang juga penasaran dengan perubahan sifat Sahabatnya itu.

"Mana gue tau itu anak kenapa, dari tadi gue tanyain juga diem aja." Balas Salma

"Gue duluan ya,udah ditungguin nyokap nih." Ucap Salma berjalan keluar kelas yang kemudian disusul Vina dan Tasha di belakangnya.

                                 °°°

Jam di nakas Aluna menunjukan pukul 6:15. Pagi itu Aluna sudah rapi dengan seragam sekolah dan tasnya yang sudah tersampir di pundak gadis manis itu.

Dia berjingkrak senang setelah semalam Bundanya mengatakan bahwa Rasya sudah kembali ke Jakarta. Hal itu membuat Ayahnya geleng kepala, puterinya itu akan sangat antusias jika mendengar berita yang bersangkutan dengan Rasya, putera dari sahabatnya Faizal Alkatiri.

Kabar itu membuat Aluna sangat bersemangat pagi ini, ia bergegas keluar kamar, menuruni tangga dengan senyum manisnya.

Senyumnya semakin lebar kala melihat sosok Rasya sedang duduk, mengobrol bersama Ayahnya di sofa ruang keluarganya. Aluna berjalan pelan mendekati Rasya dan langsung memeluk leher Rasya dari belakang.

Rasya terkejut dengan pelukan tiba-tiba di lehernya.

"Lo tuh ya pagi-pagi udah ngagetin aja." Ucap Rasya disertai cubitan kecil di hidung Aluna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZalunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang