KaruNagi

Nembak

Musim semi, SMA Kunigaoka.

Di musim ini, Karma bertemu takdirnya.

Di musim ini- Karma percaya kalau malaikat itu ada.

Dan-

Di musim ini- Karma mengerti arti dari
kata 'Cinta pada Pandangan pertama.'

"Naksir ya, ciee~" goda Nakamura Rio saat melihat sahabat sohibnya melamun memandangi sosok adik kelas cantik yang duduk manis membaca buku di bawah pohon Sakura yang berguguran. Karma bersemu merah-

"Deketin gih, jangan cuman mandang dari jauh. Cemen tauk ngga." lanjut Rio membuat Karma mendengus.

"Tau pe'a, ngga usah ngingetin." balas Karma cuek.

"Yeee, malah ngegas. B aja dong." balas Rio. Karma cuman berdecak-

"Minta nomor hapenya gih sana- langkah pertama gitu." Rio memberi saran.

"Tau kok, hanya saja gue ngga tau gimana mau minta. Gue cuman takut- predikat preman gue malah bikin dia ketakutan kalo gue deketin." ucap Karma- Yaiye Karma yang Devil jadi Angel begini. Rio pingin salto belakang rasanya, kanjeng mami.

"Gombalin aja, modus atuh modus." kata Rio. Karma terdiam- tak lama tersenyum.

"Give me a taktik bro." Karma sok english, buat Rio seketika menahan mual.

"Jadi gini-- blablabla.." senyum Karma mengembang.

"Emanglah lu terbaik dah, bro." ucap Karma kepada Rio. Rio kibas rambut cantik-

"Rio-sama gitu loh~"

Bodo amat deh soal Rio-sama, Karma sudah dapat rencana buat ngaet sang malaikat. Tinggal beraksi.

.
.

Sepasang manik biru cerah itu mengerjab bingung melihat sebuah surat terselip di loker sepatunya.

"Surat?" gumamnya. Shiota Nagisa- lelaki manis, kelas 1 SMA Kunigaoka- tersebut segera mengambil surat tersebut dan membacanya.

'Pulang sekolah ini- langsung ke halaman belakang. Ngga datang, bacok.'

Nagisa tersedak- what the f#*k! Apa-apaan ini??

Perasaan Nagisa tidak pernah berbuat dosa saat masuk ke sekolah ini? Kenapa dia di panggil? Dia salah apa?

Batin Nagisa pilu- dia tidak mau berbuat masalah di masa sekolahnya ini padahal. Nagisa cinta damai.

Nagisa menghela nafas- lelaki mungil itu menguatkan hatinya sambil mengisi isi tasnya dengan beberapa batu. Jaga-jaga ntar kalo ada apa-apa' pikirnya.

Nagisa melangkah pelan menuju tempat yang di tuju dengan hati doki-doki. Penasaran dan takut bercampur aduk dalam nadi. Kalau ini kroyokan, Nagisa sudah siap tas isi batu miliknya.

Nagisa sedikit berjengit saat melihat sosok pria berambut merah yang berdiri membelakanginya.

Ya ampun gusti, itu kakak kelas!' jerit Nagisa. Manik birunya melihat sekeliling- ini bukan kroyokan kan? Kan?

"Kau sudah datang." Nagisa tersentak saat sosok di depannya angkat bicara-

"A- haik.. A-apa senpai .. Y-yang mengirim surat i-ini?" tanya Nagisa takut-takut. Lelaki mungil itu mengarahkan pandangannya ke arah lain- takut melihat tatapan tajam yang di layangkan senpai di depannya.

"Ya, masalah?" dih, ngegas.

Nagisa tertawa garing- "ah- hahaha t-tidak kok. M-memangnya a-ada apa, se-senpai?"

"Kau tau aku ini siapa kan?" alih-alih menjawab pertanyaan Nagisa, sosok di depannya malah melancarkan pertanyaan.

"A-Akabane K-karma-senpai, kan." jawab Nagisa pelan. Apaan sih, gaje banget pertanyaannya. Ya iya siapa yang ngga kenal Akabane Karma- siswa kelas 2 dan juga merupakan ketua geng SMA Kunigaoka. Rajanya sadis, hobi nyiksa lawannya. Hadir cuman kurang dari 45hari setiap semester. Raja Alpa, bolos dan lambat.

"Kalau begitu baguslah." bagus apanya?
Nagisa menatap bingung Karma yang tiba-tiba menyodorkan handphonenya sendiri.

"Aku tau kau terlalu Angel untuk aku yang devil ini, tapi tak ada salahnya mencoba. Mungkin aja kita jodoh nantinya." hah?! Nagisa mengerjab bingung-

"S-senpai..? Maksudnya apa?" tanya Nagisa. Dengan sebelah tangannya Karma menggaruk pipinya yang memerah sambil mengarahkan pandangannya ke arah lain.

"Buah nanas dimakan gagak-" tjakep- Karma kembali fokus menatap sepasang saffir di depannya.

"Dek manis, jadi pacar abang mau gak?"

'Blusshhh-

Nagisa dan Karna memerah bersamaan. Terlebih Karma membacot dalam hati 'PEKOK GUE HARUSNYA MINTA NOMORNYA DULU BUKANNYA NEMBAK, DUDUL!'

.
.
Fin~
//duh gusti, ampuni gue yang bikin beginian 😂
Yahh~ semoga malming kalian terhibur ya kwkwk